10. Ajakan

101 61 57
                                    

Aku berjalan sendiri
Diantara banyaknya problema kehidupan
Tidak ada yang bisa ku pegang tangannya
Untuk menuntunku keluar
dari kekelaman ini...

Aku mencoba untuk selalu bangkit berdiri
dengan kaki ku sendiri
Agar aku bisa membuktikan bahwa,
Aku sanggup dan aku pantas untuk tetap disini

Jika suatu saat nanti aku lelah
Katakan padaku untuk jangan menyerah
Karena aku takut...
Disaat aku sudah lelah dan tidak ada seorang pun yang memegang tanganku
Aku memilih untuk menyerah karena keadaan

~elsie~

🐇🐇🐇

"Dimana Leah?" Suara perempuan memecah keheningan,dimana mereka yang sedang asik makan bersama. Silvi menatap Gavin yang malah asik dengan handphone yang dipegangnya.

"Masih dikamar ma. Paling lagi dandan." Gavin yang seakan tahu ditatap pun langsung menjawab tanpa menoleh kearah Silvi.

"Astaga anak gadis papa ternyata udah besar yah sampai-sampai dandan segala." Tomy ikut angkat suara dan tersenyum.

"Wah roman-romanya ada yang lagi ngomongin aku nih." Gadis berusia 20 tahun berjalan menuju meja makan. Menyandang sebuah tas kecil dan laptop ditangan kirinya.

"Aduh anak mama cantik banget hari ini. Mau ketemu siapa hayo?" Silvi langsung menggoda Leah yang tak biasanya memakai make-up lumayan tebal.

"Ish mama. Aku kan dah biasa dandan sih." Leah merengut kesal sambil memutar bola mata malas. Dia menarik salah satu kursi meja makan yang berada disebelah Gavin.

"Yah kan siapa tau aja gitu." Tomy tak mau kalah untuk menggoda sang anak.

"Auhh ah sebel sama mama papa. Ga ada yang percaya." Leah memilih mengambil selembar roti dan langsung memakannya begitu saja.

Melihat tingkah Leah membuat Tomy dan Silvi tertawa kecil.

"Eh iya minggu depan papa bakalan adain acara ulang tahun perusahaan papa di hotel. Gimana menurut kalian?" Tomy langsung menghentikan aktivitas makannya dan menatap kearah mereka bertiga.

"Kalau mama sih boleh-boleh aja sih pa. Soalnya kan tahun-tahun sebelumnya papa ngerayainnya dirumah kita. Yah kan?" Silvi menyetujui usul dari Tomy dan menganggukkan kepalanya. Kini dia menoleh kearah Leah dan Gavin.

"Leah juga setuju banget pa. Sesekali di hotel pasti seru." Leah mengacungkan kedua jempolnya dan tersenyum manis.

"Gavin terserah aja sih. Mana baiknya aja."

Mendengar ketiganya setuju membuat Tomy membulatkan keputusannya untuk mengadakan ulang tahun perusahaannya diadakan disebuah hotel mewah Surabaya.

"Nah berarti besok kita harus shopping dong ma buat beli baju baru, sepatu baru, tas baru, habis tuh ke salon." Leah menyebutkan satu-satu apa saja yang akan dia lakukan dengan Silvi untuk besok hari.

"Nah bener tuh. Besok mama sama Leah bakalan pergi seharian buat ulang tahun perusahaan papa." Silvi tersenyum lebar dan setuju dengan perkataan Leah.

Tomy yang melihat interaksi anak dan istrinya pun ikut tersenyum. Dia menoleh kearah Gavin yang sedari tadi hanya diam, berbicara pun jika ada yang penting saja. Gavin malah fokus dengan handphone yang dia pegang terus.

To Do Something for LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang