17. Kalah Sebelum Perang

7 2 5
                                    

Lucunya dunia ini...
Apakah aku harus merasakan hal seperti ini lagi?
Menyukai seseorang tetapi dia malah menyukai orang lain

Setelah apa yang aku lakukan
Kukira, dia akan menjadi milikku
Tetapi aku salah

Apakah seorang yang membuat nyaman kalah dengan
Dia yang sebenarnya disukai?
Mungkin jawabannya adalah ya,
Dan yang lebih menyedihkannya lagi adalah

Aku kalah sebelum mendapatkan hatinya...

~Dendra~

***

Kini Valdo dan yang lainnya tengah berkumpul dilapangan indoor voli. Mereka tengah mempersiapkan diri untuk pertandingan besok. Tak hanya mereka anak-anak Persada Bakti juga sudah ada disana melakukan latihan bersama. Sedari tadi Valdo hanya berdiam diri ditempatnya tanpa mau ikut latihan dan hal tersebut di sadari oleh Dendra yang sedari tadi melihat tingkah sahabatnya tersebut.

Dendra perlahan berjalan ke tempat Valdo dan menepuk pundaknya pelan. Valdo yang memang sedang melamun pun terkejut akan hal tersebut dan langsung melihat siapa yang mengejutkannya. Ternyata Dendra yang sedang menatapnya.

"Kenapa?"

Dendra menampilkan senyum tipisnya mendengar pertanyaan Valdo. "Seharusnya gue yang nanya kenapa sama lo?" Dendra terpaksa berkata pelan agar yang lainnya tidak kepo dengan pembicaraan antara Dendra dan Valdo.

Valdo menaikkan satu alisnya tanda tak mengerti maksud dari perkataan Dendra. "Dari tadi gue lihatin lo ngelamun aja. Sama sekali engga ikutan latihan, lo ada masalah?"

"Bukan gue yang ada masalah."

"Terus siapa?"

"Lo."

"Gue? Emangnya kenapa sama gue?" Dendra menampilkan wajah bingungnya mendengar penuturan yang keluar dari bibir Valdo.

"Mungkin hal yang bakalan lo denger buat lo sakit hati. Jadi gue harus nanya lo siap engga buat dengarinnya?" Valdo menatap serius kearah Dendra, karena bagaimana pun Dendra adalah sahabatnya dari kecil dan dia sangat mengenal sifat laki-laki tersebut.

Dendra hanya bisa menganggukkan kepalanya. "OK. Tapi engga disini kita ngomongnya, lo ikut gue."

Valdo melangkahkan kakinnya meninggalkan lapangan dan tidak lupa untuk izin sebentar kepada pelatih mereka. Diikuti dengan Dendra yang berada di belakangnya.

Setelah mencari tempat yang pas mereka hanya berdiam sementara. Sebelum Valdo memecah keheningan yang melanda.

"Gue rasa lo harus berhenti buat suka sama Elsie." Valdo berbicara dengan to the point karena dia pun tahu bahwa Dendra tidak suka mengulur waktu seperti dirinya.

"Maksudnya?"

"Hufftt. Lo dengar kan tadi waktu Anna cerita kejadian Elsie pas di madding sekolah?" Valdo menatap ke arah Dendra yang terlihat seperti berpikir keras mengingat hal yang dikatakan oleh Valdo.

"Iya gue ingat kejadian itu. Tapi apa hubungannya lo yang nyuruh buat gue berhenti suka sama Elsie?"

"Cowok itu adalah masa lalu pas smp. Gue baru tahu tadi pas nyari Elsie yang sempat ngilang. Dia sendiri yang bilang sama gue. Cowok itu adalah orang yang bener-bener di sukai oleh Elsie dan mungkin sampai sekarang. Tapi dulu cowok itu udah permaluin Elsie di depan semua orang makanya Elsie pengen banget rasanya pindah dari Jakarta." Valdo memberhentikan ucapannya menunggu reaksi yang akan dilakukan oleh Dendra. "Cowok itu dulu sebenarnya engga terlalu kenal sama Elsie tapi seiring berjalannya waktu dia kenal kalau Elsie adalah salah satu perempuan yang suka samanya. Dia itu dulu most wanted di sekolah itu bahkan sampai sekarang. Saat dia tahu kalau Elsie suka sama dia, secara kebetulan dia dapat tantangan dari temannya buat nembak salah satu cewek yang suka sama dia dan harus permaluin dia. Dia jadikan Elsie sebagai korbannya. Dan lo pasti tahu kelanjutan yang bakalan terjadi."

To Do Something for LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang