"Injunnnnnn,aduh adee ayo bangun astaga!!"
"Bundaa jangan berisikk! Injun lagi mimpi naik kuda!!!"
"lihat dulu jam berapa coba!?"
"Jam 7—heheh"
Renjun segera pergi bergegas menuju kamar mandi untuk mandi, setelah selesai segera menggunakan seragam acak-acakan. Sampai di bawah, Renjun mengabaikan bunda nya yang sedang menyiapkan sarapan
"HEH MAU KEMANA!??"
"Sekolah bunda!"
"INI MINGGU, INJUN! SEKOLAH KAMU BESOK! KAMU MAU NGAPAIN LIBUR² GINI?!"
Renjun menghentikan langkahnya, lantas merogoh tas untuk cek handphone. Melihat jam yang tertera 07.13 dan hari Senin, Renjun langsung balas berteriak
"BUNDAA PLIS INI UDAA HARI SENIN!"
"OHH—gitu ya ? berarti sini kamu benerin baju nya! Masa berantakan gitu!?"
Renjun mau tidak mau menuruti kata bunda, menghampiri bunda yang sedang berkacak pinggang. Dirinya berdiri tepat di depan bunda, lantas bunda menunduk menyamakan tinggi nya. Ia juga di suruh untuk memakan roti selagi bunda membenarkan seragam miliknya. Selagi makan bibir Renjun melengkung ke bawah, hingga nampak menggemaskan
Selesai membenarkan, Renjun segera berpamitan lantas berlari menggunakan kaki.
"HEH INJUN, HATI-HATI!"
Renjun tentu saja mengabaikannya
Sesampainya di sekolah, pintu gerbang sudah di tutup. Mau tidak mau Renjun kembali ke rumah ketimbang masuk tapi di hukum, pikirnya. Karena ia pun tidak akan kuat jika memang harus di hukum di halaman sekolah yang panas nya kaya gitu. Mungkin belum apa-apa Renjun udah letoy kaya mendoan.
Namun nasib sial, Renjun di hadang oleh beberapa manusia-manusia mengerikan.
"mau kemana kamu? masuk."
"mau pulang kak"
"bocah, di bilangin masuk juga."
Renjun sedari tadi menunduk, tidak ingin memperlihatkan muka nya kepada mereka. Tidak ingin di tandai bahwa Renjun pernah telat. Lantas melirik kakak kelas yang ada di depan nya itu sekilas,
hngg, kok ganteng? ah enggak! gantengan papa!-rjn
"bocah! masuk buset."
"lin, jangan kasar' sama bocah— HEH KOK?!!"
Daniel berteriak karena Guanlin yang tiba-tiba menarik tudung hoodie Renjun. Menarik paksa.
"huaaaaa ! bundaaaaaa, tolong!!! huaaaaa, kak lepasin..!"
"bocah, di bilangin juga. masih baru, sok'an telat. gimana ke depannya? mau telat lagi?" Guanlin nge dumel gak jelas, Renjun kembali diam dan pasrah saat Guanlin ngedumel ga jelas.
"GUAN BUSET, ATI' ANAK HUMAN ITU !"
Daniel ngos-ngosan teriak mulu, sedangkan Guanlin sudah berada di depan halaman dengan beberapa murid di hadapannya, termasuk Renjun.
"anak ajg." Daniel kesal.
"saya tanya, kenapa telat?"
"saya tadi ketinggalan bus pak! eh kak!" - murid 1
"kalo saya tadi telat bangun, kak" - murid 2
"saya di marahin emak, kak" - murid 3
"saya ngerjain pr dulu" - murid 4
"kalo s-saya tadi.."
Begitulah alasan-alasan yang di gunakan murid-murid disana. Sedangkan Renjun, plonga-plongo gatau apa-apa. Hingga bentakan Guanlin membuyarkan lamunannya.
"heh bocah, ngapain telat?!"
"a-anu, tadi bantuin bunda jemur sprei, hng.."
Murid-murid yang di hukum gemas melihat nya. Sedangkan Guanlin malah menatap datar Renjun.
"alasan."
"sekarang kalian keliling lapangan 10×, ga ada penolakan, ga boleh ngeluh, ga usah banyak ngomong." Lanjutnya, lalu pergi meninggalkan halaman yang mulai panas itu.
Renjun hanya menatap horor punggung Guanlin dari jauh. Lantas pergi berlari, menyusul murid-murid yang lain.
08.00
Ini baru 7× putaran milik Renjun, namun rasanya Renjun sudah tidak kuat menahan rasa pusing nya. Ia lupa, ia hanya makan roti sedangkan di meja sudah ada bubur ayam kesukaan nya. Ia jadi merasa bersalah karena bangun terlambat dan hanya makan roti sebagai ganti nya.
bruk
"EH BOCAH!" -dniel
tbc
--,--
KAMU SEDANG MEMBACA
bocah, guanren.
Teen Fiction"heh bocah, ngapain telat?!" "a-anu, tadi bantuin bunda jemur sprei, hng.." - © snwwtbz