13. Dufan

6.5K 1K 75
                                    

Ini hari Minggu, Renjun akan bersantai di rumah selagi bunda menyiapkan sarapan. Namun kedatangan papa membuat Renjun antusias. Kini ia tengah berlari menuju lantai bawah untuk bertemu papa.

"papa!"

Papa nya terkejut, "eh njun! hati-hati"

hap

Renjun memeluk cepat tubuh bongsor papa nya itu. Papa nya tertawa lepas saat tau anak nya ini merindukan diri nya.

"udah kangen aja, baru Minggu lalu di tinggal"

"papa kan ngangenin!" Jawab Renjun antusias.

"mau jalan-jalan sama papa ngga? kita seneng-seneng, mau?"

Renjun mengangguk tanpa sepatah kata apapun, lalu kembali memeluk papa nya dengan gemas.

"bunda?"

Bunda yang tampak tidak setuju pun berpendapat, "kamu abis pulang kok liburan tiba-tiba? ga cape? aduh injun, jangan di peluk terus itu papa kamu"

Renjun melepaskan pelukannya, mengerucutkan bibirnya. Lalu pergi berlalu dari papa dan bunda nya menuju televisi.

"bundaa, biarin" Papa yang mengerti situasi akhirnya memilih untuk pergi ke kamar dan membersihkan diri sedangkan bunda menyiapkan makanan nya lalu di bawa menuju ruang televisi.

Renjun yang keliatan nya masih ngambek tampak tidak mempedulikan bunda nya.

"njun, jangan gituu. makan dulu ini, ada brownies coklat kesukaan injun"

Renjun menoleh ke arah brownies coklat tersebut, dan memakan nya dengan lagak masih ngambek. Bunda mencubit pipinya gemas.

Bunda jadi teringat saat Renjun seperti ini dulu, lihat saja. Renjun yang masih menggunakan baju tidur dengan kaus kaki bergambar moomin kesukaannya. Juga disaat Renjun ngambek lalu di sogok oleh brownies, ia langsung antusias tanpa memikirkan bahwa dirinya sedang kesal.

"njun, papa kamu baru aja pulang. apa ga papa kalo ngajak papa?"

"masa berdua doang, bundaa?"

"heleh, udah gapapa sayang. kita liburan sekarang, njun di abisin itu nya trus langsung mandi ya. kamu juga, ayo" Papa yang tiba-tiba datang sudah memakai baju liburan.

Renjun mengangguk lalu pergi ke lantai atas untuk mandi dan mempersiapkan liburan. Sedangkan Bunda menggelengkan kepalanya, lalu pergi ke kamar dan melakukan hal serupa dengan Renjun.

Papa? mengambil brownies coklat untuk dimakan sebanyak mungkin, tanpa sepengetahuan Renjun.

×××

"papa! injun udda siap! mau liburan kemana, papa??"

Renjun datang dengan tas di belakang dan botol minum yang ia gantungkan di leher. Hoodie dan sepatu dengan kaus kaki bergambar moomin.

"lucu nya anak papaa, liburan ke Dufan mau?"

"hu'um! bunda kemana?"

"masih—— itu." Papa menunjuk dagu ke arah bunda.

"udah? papa tunggu di mobil, ok?" Papa keluar dan menyiapkan mobil untuk mereka.

Renjun menuntun bunda menuju mobil. Entahlah, Renjun suka menuntun bunda seperti ini. Seperti, memegangi pakaian belakang bunda, dan berjalan kecil mengikuti langkah bunda.

"injun, masuk dulu. bunda mau kunci rumah." ujar bunda yang tengah menaruh tas Renjun di mobil.

"okkie!" Renjun masuk di mobil belakang.

"papa, jangan ninggalin bunda!" Teriak bunda dari dalam.

"hah? apa bunda? ga denger!, berangkat ya? ngengggggg" Goda papa.

"ayyo papa! ngengggg" Renjun ikut menggoda bunda juga.

"kalian, awas aja!" Bunda berlari kecil menyusul mobil yang maju beberapa langkah.

"haha, maap bundaa" Papa membukakan pintu untuk bunda, sedangkan bunda dibuat kesal.

Setelah siap, "udah? berangkat ayo!" Papa antusias mengajak Renjun dan bunda berlibur.

×××

Mereka sudah sampai di Dufan dengan selamat. Dan sekarang, mereka menikmati wahana-wahana yang ada di sana.

"papa! naik itu!"

"papa, pengen disana!"

"papa, ada moomin!"

"papaaa!!! aaaaa!!!"

"papaaaa! ada hantu!"

"papaaaa!! angin nya kerasa!"

"papaa! ayo naik!"

"bundaa! disana!"

"bundaa!, injun cape"

"bundaa, pengen brownies!"

Setelah menaiki semua wahana Dufan, kini Renjun dan papa hendak menaiki bianglala. Namun Renjun berfikir, lebih baik mengajak bunda.

"bunda! ayyo ikut"

"hah? kok bunda, sana aja berdua"

Renjun yang gemas dengan bunda nya menarik tangan bunda dengan segera, menuju bianglala yang di maksud.

"iya iya injun, iyaa"

Papa hanya tertawa geli melihat interaksi anak dan istri nya itu.

×××

Dan disinilah mereka, menaiki bianglala yang menjulang tinggi. Sesekali bunda mengambil foto Renjun, kadang suami nya.

"injun, liat sini"

Renjun menoleh spontan, dan dengan sigap bunda memotret nya. Lihatlah, Renjun tampak lucu.

"bunda!! huh!" Renjun menggembungkan pipinya kesal.

Bunda dan Papa hanya tertawa geli melihat tingkah laku Renjun.

"njun"

Renjun yang menghadap ke belakang, berbalik. "kenapaa bundaa?"

"sehat-sehat ya?"

Renjun yang awalnya tersenyum sumringah, kini memudarkan senyuman nya.

"iya bunda, tapi.. Injun ndaa bisa janji, bunda maaf"



















tbc--,--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc
--,--

bocah, guanren.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang