Renjun sekarang sedang berada di kelas, ia datang lebih awal. Kabar baik, kemarin malam papa nya pulang. Jadi ia di antar papa nya tadi. Ia juga tidak melupakan bahwa ia akan berjumpa dengan saudara Guanlin.
Mood Renjun : 📈📈📈
30 menit kemudian
"njun!"
Renjun tersentak, lalu mengucek mata nya yang rada gatal itu. Ia melihat Jaemin sedang berkacak pinggang.
"udah berani ya kamu? tidur di kelas!"
"maaf in injun, eoh.."
Jaemin tersenyum jahil, lalu memeluk Renjun gemas. "bercanda renjun, haha gemes bgt uke orang."
"eh? gimana?"
"ngga, udah sono kerjain halaman 47. pak suho tadi kesini, tau kamu tidur sebenernya. tapi di diemin. sstt gitu katanya. udah sana kerjain."
Renjun hanya manggut-manggut, lalu mengerjakan tugas yang di serahkan pak suho.
1 setengah jam kemudian.
Renjun menguap, lalu tertidur dengan menjadikan tangan sebagai bantal. Jaemin sedang di toilet, sebentar lagi istirahat mungkin Jaemin akan meninggalkan nya. Menuju kantin.
Renjun memiliki tempat di dekat jendela, cahaya-cahaya menerpa wajah tampan Renjun. Namun Renjun tetap tenang. Angin semilir menyibakkan tirai ke arah Renjun.
Namun tiba-tiba saja gelap,
Renjun bangun, saat menoleh ke bangku sebelah. Ia malah dibuat terkejut, dan jantungnya berdetak kencang saat itu juga. Itu.. Guanlin.
"kka.. Guan..." Renjun mengerjap kan matanya dua kali, ia tidak sadar bahwa pipi nya memerah seperti kepiting rebus sekarang.
"gemes nya.." Ucap Guanlin tidak sadar.
"hum?"
"kamu. gemes"
Renjun semakin memerah, hingga ke telinga. Jarak mereka sangat dekat sekarang, bahkan—
"PPE PPE! MISI ABANGHHH, INI TEMPAT JAEMIN YA! JANGAN ASIK NYELONONG ANDA!"
Jaemin menghancurkan suasana.
bgst -guan
×××
kringgg
Sekarang, sudah pulang. Seperti kemarin, tidak. Kini Guanlin yang mendatangi Renjun ke kelasnya.
Ia sedang menunggu di depan kelas, dan melihat Renjun yang juga keluar dari ruangan bersama Jaemin.
Namun pemandangan selanjutnya membuat Guanlin ingin melempar Jaemin ke sungai.
chup
Jaemin mengecup pipi Renjun cepat, lalu pergi setelah melirik Guanlin yang ternyata ada disitu. Renjun hanya menatap Jaemin bingung.
Tiba-tiba saja Renjun ditarik seseorang, siapa lagi kalau bukan Guanlin.
Bukan menarik tas atau hoodie, kini ia menarik tangan Renjun.
"kak!!"
Guanlin mengabaikan nya. Terus saja seperti itu sampai di parkiran, lalu Renjun menghempaskan tangan Guanlin.
"kak Guan kenapa siiiii?!!"
"ga. sono masuk mobil."
"dih" Renjun memasuki mobil tanpa ba-bi-bu.
Guanlin dengan wajah suntuk nya masuk ke dalam mobil tanpa mengatakan sepatah kata apapun. Melesat pergi meninggalkan parkiran, kini ia tengah menuju ke toko bunga.
Setelah sampai, Guanlin turun tanpa pamit pada Renjun. Renjun yang mengetahui itu langsung melirik tidak suka pada Guanlin dari dalam mobil.
Tiba-tiba saja Guanlin masuk mobil dengan debam an pintu dari Guanlin.
"ih kak Guan kenapa si?!"
"ga. ga pekaan jadi bocah."
Renjun menggembungkan pipinya, meletakkan tangan di dada.
mood Renjun : 📉📉📉
Namun rasa kesalnya hilang dan digantikan dengan rasa penasaran. Karena tiba-tiba saja Guanlin memberhentikan mobilnya di area pemakaman.
"kak Guan.."
"mau tau kenapa harus disini??"
"eum.."
"ade gua tempat nya disini. noh di sono."
"tapi kenapa?"
"dia sakit jantung, dan bodoh nya dia ga bilang apa-apa soal itu. dia tahan selama 17 tahun, dan ya.. dia pergi gitu aja setelah kasih gantungan kunci itu ke gua. dia suka moomin.."
Guanlin menatap Renjun dalam,
dia yang suka sama permen, dia yang suka sama moomin. dia yang antusias setiap ada gua, dia yang selalu tersenyum. itu.. mirip. gua pikir, dia bener-bener mirip sama ni bocah. -guan
"ayo"
tbc
--,--
KAMU SEDANG MEMBACA
bocah, guanren.
Teen Fiction"heh bocah, ngapain telat?!" "a-anu, tadi bantuin bunda jemur sprei, hng.." - © snwwtbz