"bunda?" Renjun membuka matanya perlahan, ia bangun setelah semalam meminum obat.
Renjun sudah siuman sejak 1 Minggu yang lalu, sedangkan Guanlin.. Ia sudah bisa pulang ke rumah satu bulan yang lalu.
"kenapa? laper?"
"hu'um.."
Bunda mengangguk dan keluar untuk memanggil suster. Sekalipun Renjun meminta bubur ayam, bunda akan tetap menolak. Ya, karena Renjun dilarang memakan makanan lain selain dari rumah sakit.
"mau disuapin?" Tawar bunda yang pasti di angguki oleh Renjun.
"aaaa" Renjun membuka mulutnya lebar-lebar, tampak lucu dan gemas secara bersamaan.
"aam" Bunda mengikuti gaya Renjun seperti menyuapi balita.
Begitu, hingga tiba-tiba pintu kamar terbuka. Menampakkan pria berbadan bongsor tengah menenteng tas Renjun. Itu, papa.
"weh, anak ku lagi mam" Ujarnya sembari berjalan menuju toilet disana. Mungkin hendak, mandi?
Bunda menaruh piring di atas nakas setelah menyuapi Renjun. Piring yang tadi terdapat banyak nasi kini bersih tak ada bekas.
"bunda.."
Bunda yang tengah merapikan kursi disana terhenti, menoleh ke arah sumber suara.
"kenapa?"
Renjun tampak berpikir sejenak, ragu-ragu dengan pertanyaan nya.
"kka guan. kka guan... ndaa papa, kan?"
×××
Guanlin berjalan di koridor, hingga membuatnya menjadi pusat perhatian. Mungkin karena kabar kecelakaannya. Berjalan dengan langkah gontai, kini ia sampai di kelas nya. Hari ini ada beberapa ujian susulan yang akan di kerjakan Guanlin, karena waktu yang seharusnya digunakan untuk mengikuti ujian malah di pakai untuk berbaring di kasur rumah sakit.
Sebulan yang lalu memang di perbolehkan untuk pulang, namun sebulan setelah nya ia gunakan untuk beristirahat di rumah. Sedangkan seminggu yang lalu adalah liburan karena beberapa bagian dari sekolah ini perlu di benahi.
"permisi,bu" Guanlin memasuki ruangan kelas yang nampak kosong tanpa murid.
"eh, Guanlin? kamu bener sudah sembuh dan baik-baik aja?" Tanya wanita paruh baya selaku wali kelas Guanlin.
"baik, bu"
"yaudah kamu masuk sini, bisa ikut ujian nya kan?"
Guanlin mengangguk, ia sudah cukup belajar saat dirumah.
30 menit berlalu
Guanlin memejamkan matanya sejenak, menghembuskan nafas nya pelan. 30 menit yang ia gunakan memang untuk mengerjakan soal. Namun 2 menit terakhirnya ia gunakan untuk memikirkan Renjun.
Ia berfikir, bagaimana keadaan Renjun sekarang? Dirinya merasa bersalah karena kecelakaan itu.
Karena sibuk memikirkan Renjun, tiba-tiba saja dada nya terasa sesak. Mengerutkan keningnya, kini ia meremat seragam di dada nya itu.
Mungkin karena efek jantung yang di berikan Renjun. Kini Guanlin tau, sesakit ini rasanya.
Guanlin berjalan di koridor, menuju parkiran. Ia merasa sedikit lega karena sudah menyelesaikan beberapa ujian yang ia tinggalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
bocah, guanren.
Teen Fiction"heh bocah, ngapain telat?!" "a-anu, tadi bantuin bunda jemur sprei, hng.." - © snwwtbz