Cklek
" oh kau sudah selesai?"
" rasanya aku seperti makan obat pencahar. Entah akhir-akhir ini perutku bermasalah."
Taeyong duduk di samping ten.
" kenapa tidak kau lanjutkan makananmu? " melihat makanan ten yang masih banyak tentu taeyong dibuat heran.
" ahh. Tak apa. Aku sudah merasa cukup kenyang"
" kalau begitu biar aku yang makan sisanya" taeyong melahap makanan itu karena setelah membuang makanan di toilet ten ia merasa sangat lapar.
Ten kembali memegang laptopnya. Belum sampai ia menegtikkan sesuatu di keyboard laptop. Pesan di ponsel kekasihnya membuat ia mengurungkan niatnya.
" tae."
Taeyong mendongakkan kepalanya dan menghentikan aktivitas makannya. " ya bae? Apa ada masalah?"
" uhmm, anu.. tidak sih,
Hanya , apa kau yakin tidak ada hal yang ingin kau bicarakan denganku" ten sedikit memilih kalimat untuk menyinngung hal itu kepada taeyong
" seperti?"
Ten melihat setiap inci raut wajah taeyong. Ia paham bahawa taeyong tidak sedang membohonginya atau menyembunyikan sesuatu darinya, atau memang ia kurang bisa membaca wajah tsundere di depannya? Yang ia tahu, taeyong hanya bertanya-tanya, mengartikan kebingungan yang sebenarnya.
" ah. Sudahlah. Maybe it's just a side of another bad feelings." ten membalikkan tubuhnya ke meja putar dan melanjutkan tugasnya sementara taeyong mengedikkan bahu.Hari ini ten memutuskan untuk kembali menjadi ten yang produktif. Kemarin. Ia menemukan part time di laman sosial media di salah satu vendor khusus photography. Ini bidangnya. Bukan uang yang ten cari.ia hanya tidak ingin terlalu menganggur ditengah ia mengerjakan skripsinya. Toh semakin ia mempunyai kerjaan yang mempersibuknya, setidaknya tidak terlalu membawanya ke keadaan yang membuat migrain kepalanya akhir-akhir ini.
Ten sudah memarkirkan mobilnya di gang kecil tempat vendor yang akan ia kunjungi. Ten memeriksa alamat itu di ponselnya lagi takut kalau salah alamat. Dorasa benar, tak ragu ia melangkahkan masuk kakinya. Ia memutari mini gallery yang terhubung langsung dengan ruangan resepsionis di vendor itu. Berdecak kagum, vibes nya benar-benar mencerminkan dirinya.
" ehhm" seseorang berdehem mengagetkan ten" uh. Joseonghamnida. Aku sedikit tidak sopan" ten menundukkan salam permintaan maaf.
" gwaenchanna. Apa anda nona Jeanne alicy Ten?" tanya seorang lelaki yang sepertinya menjabat sebagai sekretaris dari penampilannya.
" ne. Majja-yo. Naeun Ten-imnida. Panggabsemnida!"
" baik mari menuju ruangan sajang-nim" ia menuntun ten menuju ruangan sajang-nim nya.
" ahh ten-ssi!"
Ten melebarkan senyumnya. Seseorang yang duduk di meja kerjanya langsung berdiri menyambut kedatangan ten.
" mari duduk disini. Aku sudah membaca resume yang kau kirimkan ke emailku semalam. Kau sedang skripsi kan?"
" ah benar...."
" panggil saja aku irene"sahut irine yang sudah mengerti karena ten tidak tahu nama manager muda yang mempunyai rambut se bokong
" irene-nim."
" sebelumnya aku akan menjelaskan sedikit tentang vendor ini. Oiya. Dia sekretaris ku kau bisa memanggilnya kangmin. Dia lebih muda 4 tahun darimu"
" mwo" ten tidak menyangka lelaki setingggi ini lebih muda darinya, 4 tahun lahi.
" ahh. Jangan begitu bae-nim" kangmin mengusap tengkuknya yang tidak geli
" namaku yoo-kangmin, aku memang ikut akselerasi di salah satu universitas terbuka. Mungkin tidak sejaya seperti ten-ssi karena aku mahasiswa yang butuh kerja juga, jadilah aku berkuliah di ut ini, noona" kangmin memulai perkenalannya
" ah, jangan merendah seperti itu yoo-biseo. Nampaknya kau sudah sangat profesional. Senang bisa bekerja denganmu"
" ah iya. Jangan bingung. Ketika orang disini memanggilku dengan sebutan bae. Nama asli ku Bae Joo Hyun sedangkan irene aku mendapatkannya setelah aku melanjutkan studi ku di u.s.a.
Tentang vendor ku. Mungkin kau juga sedikit tahu. Vendor ini melayani di bidang seni fotografi. Kami menerima layanan untuk shoot produk, majalah, dan beberapa projek wedding. Karena beberapa seleksi singkat. Aku memutuskan dirimu bisa bekerja untukku dengan vendor ini. skill mu yang membuatku menarik ten-ssi. Perihal peraturan bekerja, sama pada umumnya. Mulai besok kau bisa bekerja disini seruangan dengan sekretaris kangmin, jam operasional kami pukul delapan pagi dan kau bisa pulang pukul tujuh malam. Soal gaji nati aku kirimkan lewat penjelasan di email. Apa masih ada pertanyaan?" irene yang tidak suka basa-basi dan to the point
" ah kamsahamnida irene-nim. Kau baik sekali. Semoga kita bisa bekerjasama dengan baik nantinya"
" tak masalah. Kalau kau mau langsung pulang setelah interview singkat ini silahkan. Atau kau ingin mengenal vendor ini lebih jauh, kangmin bisa menemanimu" irene kembali ke mejanya. Ten keluar dengan kangmin karena ten memutuskan untuk tetap berada di tempat ini.
Kangmin menjelaskan panjang lebar mengenai jobdesk ten dan juga vendor ini tentunya. Ten hanya manggut-manggut dan bertanya sesekali.
" ah ya ten-ssi, aku lupa. Minggu lalu sebenarnya ada pekerjaan yang tertunda. Karena seseorang yang menempati pada posisimu melalaikan tanggung jawabnya tanpa alasan, jadi ada photoshoot yang tertunda"
" memang kemana perginya orang itu yoo-biseo?"
" entahlah, tiba-tiba orang itu sulit dhubungi, membuat irene-nim sedikit naik darah. Untung saja tidak begitu banyak booked waktu itu, untungnya kami segera menemukanmu untuk back-up an nya..
Jadi minggu depan kita ada kerja sama dengan lee corp"
" lee corp?" seperti pernah mendengar di suatu tempat. Iya. Ten pernah membaca identity card di dompet taeyong. Yang menyembul separuh bertuliskan Lee Corporation.
" ahh. Baihlah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion and Rose |TaeTen|
RomanceBe like a dandelion. Whenever they fall apart, they start again, have hope.