Vote dulu ya. Biar kehype di pencarian taeten. Biar yang lain pada mampir;)Ten sudah ada di set pemotretan sejak tadi. Dia kini ikut sibuk dan menambah perannya membantu tim wardrobe. Irene sudah menjelaskan jika konsep yang di berikan wardrobe alias kostum nya bertentangan dengan apa yang dimaksud ten maka ia membiarkan ten ikut mendandaninya. Tim wardrobe malah senang karena ia tak perlu terlalu pusing. Juga sangat jarang ada fotografer yang ikut andil dalam memberikan pengarahan atau ide.
" model kedua bersiap ya!" seru ketua crew yang ada disana. Ten hanya bisa mengerutkan sebelah alisnya, melihat ekspresi ten yang seperti itu kangmin menghampirinya.
" maaf noona. Aku lupa memberi tahu mu kalau hari ini kita akan lembur karena ada penambahan model di shoot saat ini"
Ten hanya mengangguk tidak ada salahnya toh dia tidak ada kegiatan setelah ini.
Setelah beberapa sesi barulah model kedua menampakkan dirinya. Mengenakan setelan kuning cerah, jas yang tidak di kancingkan memperlihatkan dada bidang yang mengkilap efek highlighter. Pants selutut lengkap dengan boots diatas mata kaki. (tebak yang jadi model siapa:D) dengan look yang sedikit glam, lipbalm glossy menambah kesan seksi nya, sementara rambutnya di potong ala-ala mullet gucci. Ten tak berhenti menganga kan mulutnya mengartikan bahwa dirinya sedang mengagumi pria yang akan difotonya saat ini. Betapa tidak. Maksudnya. Ya, ten sudah sering melihat pria-pria bertubuh atletis termasuk kakaknya sendiri. God, yang ini berbeda. Lamunan ten dibuyarkan irene yang tiba-tiba saja sudah disampingnya dan menepuk bahu kirinya.
" hey, aku memperkerjakanmu bukan untuk melamun saja" ucap irene sambil tersenyum. Ten tertawa sebentar. Dia ketahuan.
" ayo, jika hasilmu bagus. Akan kuberi bonusan. Kau bisa berkenalan dengannya" imbuh irene menggoda. Ia tahu bahwa karyawannya yang satu ini mulai tergoda dengan modelnya. Mendengar tuturan irene, ten berhasil tersipu. Ten menarik nafasnya kembali dan memulai jepretannya." Hot americano 1. uhmm dan kau?"
" aah, aku amerikano dingin " sahut ten sedikit canggung. Sementara menunggu pesanannya datang, ten lebih dulu menuju tempat duduk di ujung dekat jendela mengarah outdoor.
" ten-ssi! Disini" pekik seseorang yang sudah duduk disana terlebih dahulu. Ten melangkahkan kakinya menuju orang yang meneriakinya tadi.
" jadi bagaimana ini? Belum sempat kukenalkan ternyata dia yang mencuri start lebih dulu" goda irene menyesap dark coffee di genggamannya.
Ten mengusak tengkuknya yang tidak gatal dan mengulas sedikit senyum.
" maaf kau jadi menunggu lama" sahut orang itu membawa dua gelas amerikano yang dingin dan panas
" ahh. Tidak apa jong in-ssi"
" sudah sampai sejauh mana kah kalian?" lagi lagi irene menggoda
" terimakasih sudah membuka topik irene noona, masih dalam tahap menraktir kopi. Entah kalau orang di sampingku mau melanjutkan" yang dimaksud disamping jongin atau akrab dipanggil kai adalah ten lalu menyodorkan amerikano pesanan ten
" santai saja ten-ssi, kami hanya bercanda. Silahkan nkmati tanpa harus merasa tertekan" imbuh kai sedikit sarkas.
Kalau boleh jujur suasana ini memang membuat ten sedikit tertekan jadi mau tidak mau ten hanya mengikuti kemana angin membawa situasinya kali ini.
" kami pamit dahulu ya, aku dan irene noona ada urusan sebentar dengan editor" ucap kangmin yang mulai memberesi berkas di depan mejanya dan mulai memasukkan ke dalam tasnya. Ten dan kai mengiyakan. Irene berjalan di belakang kangmin. Tersisa mereka berdua saat ini di mejanya.
" ekhem, apakah kau ada jadwal lagi setelah ini ten-ssi?" tanya kai sopan
" kurasa tidak? Wae-o kai-ssi?"
" ijinkan aku mengantarmu pulang, ah dan bolehkah kita berhenti bicara formal saat sedang berdua saja?" pinta kai
Ten sedikit berpikir. " ah, baiklah jika kau tidak keberatan"
Dalam hati kai senang karena langkah awalnya sangat lancar diluar ekspektasinya alih-alih ten akan menolaknya.
Sepanjang perjalanan hanya terisi keheningan. Kedua manusia yang berada dalam mobil itu enggan untuk sekadar berbasa-basi. Terlalu sungkan mungkin. Hingga ten memutuskan untuk berhenti di swalayan sebelum pulang ke apartemen guna membeli sesuatu.
" apa kau ingin sesuatu kai-ssi?" tawar ten mendongakkan kepalanya sedikit lebih rendah pada kaca mobil kai yang di turunkan separuh.
" umm aku butuh minuman bersoda saja jika kau tak keberatan" balas kai sambil tersenyum. Ten pun meninggalkan kai dan masuk kedalam swalayan.
" totalnya sepuluh ribu won nona". ten menyodorkan satu lembar uang sepuluh ribu won kepada kasir dan melengang dari sana
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion and Rose |TaeTen|
RomansaBe like a dandelion. Whenever they fall apart, they start again, have hope.