"Apa kau percaya kalau cinta juga bisa kadarluawasa?"
Kai mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan yang tidak biasa dari Yuri itu. Ia memang tahu jika ada yang tidak beres pada wanita itu.
"Masalah dengan kekasihmu? Mungkinkah.."
"Apapun yang ada dipikiranmu saat ini, simpan saja untuk dirimu sendiri, jangan katakan itu di depanku atau aku akan membunuhmu.", potong Yuri dengan ancamannya dan ekspresinya yang kembali terlihat galak.
"Atas dasar apa kau bisa mengira dia seperti itu?", tanya Kai.
"Kau tidak perlu tahu, sudahlah, aku harus segera take adegan selanjutnya.", balas Yuri lalu mengambil scriptnya untuk menuju ke lokasi pengambilan gambarnya.
Yuri berjalan lebih dulu barulah diikuti Kai di belakangnya. Sesampainya di lokasi, ia melihat salah satu aktris yang menjadi rekan kerjanya di drama itu sudah berada di sana lebih dulu.
"Cih, dia benar-benar penjilat.", ucap Kai ketika melihat Hanna bersenda gurau dengan sutradara juga staff disana.
"Seperti tidak tahu dia saja. Dia Kang Hanna, tidak ada yang bisa mengalahkan kepura-puraannya.", bisik Yuri supaya orang-orang yang berlalu lalang di sekitar mereka tidak mendengarnya.
"Omo, Yuri-ssi. Kau sudah datang ternyata.", tegurnya berusaha terlihat seramah mungkin dan dibalas dengan senyuman manisnya supaya terlihat ramah juga walau ia sebenarnya tidak terlalu menyukai wanita itu juga.
"Kita mulai sekarang?", ajak Yuri yang tidak mau terlalu banyak berpura-pura ramah berbincang dengan Hanna.
"Baiklah, bersiaplah di tempat kalian.", arahan sang sutradara langsung dilakukan oleh kedua wanita itu untuk segera merejam adegan mereka.
"Bersiap..satu..dua..tiga..action!", hitung sang sutradara sebagai aba-aba.
Keduanya saat ini dijadwalkan akan mejalani adegan perseteruan antara kedua wanita yang memperebutkan sang pemeran pria namun di akhir pembicaraan itu, di percobaan ketiga, Hanna yang seharusnya hanya menyiram Yuri dengan segelas air di depannya, tiba-tiba berimprovisasi dengan menampar wanita itu dengan sangat keras membuat Yuri sangat terkejut dan bingung namun ia tetap berusaha untuk professional.
Beberapa staff juga terkejut akan hal itu begitu juga dengan Kai yang menunjukkan rasa kesalnya.
"Aish, apa-apaan wanita itu..", gerutunya sebal lalu ia langsung menghampiri Yuri dan memberikan handuk untuknya setelah sutradara mengatakan 'cut!'
"Kau baik-baik saja?", tanya Kai pada Yuri yang langsung meraih handuk pemberiannya dan mengelap wajahnya yang basah.
"Tidak, aku sangat marah.", jawab Yuri dengan suara beratnya yang membuktikan betapa kerasnya ia menahan amarahnya saat ini.
"Bersabarlah, hanya tinggal satu adegan lagi sebelum shooting hari ini selesai.", ucap Kai untuk menenangkan Yuri.
"Pak sutradara, kurasa aku tidak tampil dengan baik tadi, bagaimana jika kita mengulangnya sekali lagi?", tanya Hanna membuat Yuri dan Kai sontak menolehkan kepala mereka bersamaan menatap ke arah wanita itu.
"Aku ingin sekali membunuhnya sekarang..", ucap Yuri membuat Kai langsung menutup mulut Yuri dengan tangannya sebelum wanita itu mengucapkan sesuatu yang tidak pernah dibayangkannya.
"Diamlah."
"Baiklah, kita rekam adegan itu sekali lagi.", ucap sutradara itu membuat Yuri dan Kai saling bertukar pandang lalu Yuri kembali ke posisinya dan tentu saja mendapatkan siraman juga tamparan lagi di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunny Days, Summer Nights (Completed)
Fanfic(Special Summer) Romansa hubungan antara sang aktris cantik terkenal dan juga seorang dokter bedah tampan yang memikat hati setiap kaum hawa. "Peraturan nomor satu, kita harus membagi waktu bersama sebaik mungkin.", - Oh Sehun. "Kedua, jangan perna...