Disela-sela waktu istirahatnya selama kegiatan pemotretan yang sedang dilaksanakannya, Yuri terus saja memperhatikan ponsel yang diletakkan di atas meja rias di depannya.
"Menunggu teleponnya?", Yuri sampai terlonjak kaget karena Kai tanpa aba-aba sudah berada di belakangnya.
"Aish, kau bisa membuatku terkena serangan jantung bodoh.", ucap Yuri tanpa menjawab pertanyaan Kai atau mungkin ia enggan melakukannya dan kembali pada kegiatan sebelumnya.
"Melihatnya sampai matamu keluar jug tidak akan membuatnya tiba-tiba menghubungimu di jam segini. Kau juga tahu bagaimana peringai kekasih yang sangat kau sukai itu, pekerjaannya tidak bisa diganggu gugat.", sindir Kai yang langsung menarik kursi di sebelah Yuri lalu meminum ice latte miliknya.
"Bahkan jika ia mendengar kabar buruk tentangku?", celetuk Yuri asal membuat Kai mencibirnya kesal.
"Kau benar-benar gila."
Suara helaan nafas keluar dari bibir Yuri dan akhirnya wanita itu menyerah dan memilih untuk melihat beberapa foto yang disimpannya pada ponselnya itu.
Beberapa foto kenangannya bersama sang kekasih membuatnya bernolstagia tentang kejadian lalu yang ternyata sudah lama terlewati.
"Wahh, waktu cepat sekali berlalu. Padahal aku pikir baru saja kemarin aku mengembalikan payung milik Sehun dan disitulah awal mula kisah kami.", ucap Yuri membuat Kai melihat ke arahnya dengan tatapan iba.
Lengkungan senyuman muncul di wajah Yuri saat otaknya kembali memutar memori yang masih tersimpan baik tentang kejadian hari itu.
3 years ago..
Dua orang itu saling menatap dengan dua tatapan yang berbeda. Sang wanita dengan tatapannya yang biasa namun wajahnya memperlihatkan senyumannya yang terlihat canggung. Sementara yang pria menatap lawan bicaranya itu bingung.
"Aku ingin mengembalikan payungmu.", ucap Yuri lalu menyerahkan payung Sehun yang sejak tadi dipegangnya.
"Tidak perlu, untukmu saja.", balas Sehun dan hendak melewati Yuri namun wanita itu lebih cepat refleksnya untuk menghalangi jalan dokter tampan bernama Oh Sehun itu.
"Tidak bisa, aku sudah sampai di tempat ini dengan bersusah payah. Terimalah dan aku berniat untuk membelikan makan siang.", ucap Yuri saat dirinya mencegah Sehun.
"Nona, kau tidak perlu melakukannya, aku.."
"Aku tidak suka berhutang pada orang lain.", potong Yuri sebelum Sehun kembali menolak ajakannya.
"Jadi, biarkan aku membayar rasa terima kasihku padamu.", tambahnya.
Sehun terdiam sejenak dan mempertimbangkan permintaan wanita itu hingga akhirnya ia mendapatkan keputusan akhir.
"Baiklah, sekarang aku tidak bisa karena masih ada pekerjaan yang harus kulakukan di dalam. Kau tentukan saja waktunya.", Ucap Sehun lalu ia pun mengeluarkan benda berbentuk persegi panjang dari dalam saku kas kedokterannya dan menyerahkannya pada Yuri.
"Apa yang ingin kau lakukan?", tanya Yuri.
"Nomormu, aku akan menghubungimu nanti di saat aku sudah selesai dan kau bisa menghubungiku jika tiba-tiba ada urusan..", jawab Sehun membuat Yuri buru-buru mengambil ponsel Sehun dan menekankan satu per satu angka yang merupakan nomor teleponnya lalu mengembalikan ponselnya pada pemiliknya.
"Sampai jumpa nanti.", ucap Sehun sebelum pergi terburu-buru sambil mengangkat panggilan darurat yang masuk ke ponselnya.
Mata Yuri ikut mengekori Sehun yang sudah berjalan menjauh dengan gagah membuatnya merasa terkagum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunny Days, Summer Nights (Completed)
Fanfic(Special Summer) Romansa hubungan antara sang aktris cantik terkenal dan juga seorang dokter bedah tampan yang memikat hati setiap kaum hawa. "Peraturan nomor satu, kita harus membagi waktu bersama sebaik mungkin.", - Oh Sehun. "Kedua, jangan perna...