Yuri memilih untuk menghabiskan paginya di atas tempat tidurnya tanpa menghiraukan cahaya matahari yang sudah menyorot ke dalam kamarnya.
Hari itu ia terlalu malas untuk beranjak untuk sekedar merapatkan tirai atau bahkan bangun dan melakukan aktivitas pagi.
Suasana damai dan hening itu berlangsung hingga akhirnya sang pengganggu hariannya datang.
"Kwon Yuri! Lihatlah sudah jam berapa ini?!", omel Kai setelah ia membuka pintu kamar Yuri dengan keras sehingga ada suara dentuman besar ketika pintu itu berbenturan dengan dinding.
"Aish, kau lagi dan kau lagi.", gerutu Yuri yang langsung menarik selimutnya sampai menutipi kepalanya.
"Yakk! Bangun dan keluar dari kamarmu. Ibuku bilang seorang anak gadis tidak baik bangun terlalu siang.", Kai menarik selimut Yuri supaya tidurnya terganggu dan wanita itu akan menuruti perintahnya.
"Ck, aku bahkan bukan seorang gadis.", jawab Yuri masih memeluk bantalnya yang menutupi seluruh wajahnya.
"Hoy, aku tidak peduli dengan kehidupam sexualmu bodoh. Yang penting kau keluar dan sarapan.", balas Kai hingga akhirnya pria tan itu memilih jalan pintas yaitu menarik kaki Yuri hingga ia terjatuh dari tempat tidur.
"Sialan kau Kim Jongin!", pekik Yuri namun Kai sudah lebih dulu berlari keluar dari kamarnya sebelum ia sempat memukul atau menendangnya.
"Keluarlah! Aku sudah membuatkan segelas susu dan roti panggang sedang dalam proses!", teriak Kai dari arah dapur membuat Yuri dengan sangat terpaksa beranjak dan keluar dari kamarnya sambil menggerutu sebal.
"Dia bahkan lebih berbahaya dari pencuri, aku harus mengganti pin keamananku secepatnya."
Yuri langsung duduk di depan meja makan dimana Kai meletakkan segelas susu untuk Yuri.
Saat keduanya sibuk dengan urusan masing-masing, suara pintu yang terbuka mengalihkan perhatian mereka sehingga keduanya sontak menoleh ke arah pintu dan tak lama setelahnya muncul sosok pria dengan barang bawaannya di tangan kanan dan kirinya.
Yuri dan Kai saling bertukar pandang sejenak sebelum Sehun sampai di depan Yuri lalu meletakkan barang bawaannya.
"Aku membawakan sarapan untukmu.", ucapnya dan ia pun langsung meyibukkan dirinya mengeluarkan beberapa lauk yang dibawanya untuk segera dimakan oleh Yuri pagi itu.
"Tapi kau tidak perlu melakukan hal ini.", kata Yuri pelan membuat Sehun menolehkan kepalanya menatap Yuri.
"Aku tidak makan nasi untuk sarapan.", tambah Yuri dengan suara yang lebih pelan dan ia juga memilih untuk mengalihkan pandangannya pada segelas susu di depannya.
"Ck, tiga tahun yang sia-sia.", sindir Kai pelan lalu ia melanjutkan kegiatannya memanggang roti untuk sarapan.
Yuri melemparkan tatapan tajamnya pada pria itu walaupun yang ditatap terlihat tidak menghiraukannya sedikitpun.
"Tapi karena sudah ada, aku akan memakannya. Terima kasih.", ucap Yuri lalu mengambil alih makanan yang berada di tangan Sehun dan kali ini ia juga membantu pria itu untuk menata meja makan.
"Kai, bergabunglah.", ajak Yuri pada pria yang masih berdiri di depan pemanggang.
"Tidak perlu. Tugasku sudah selesai yaa. Aku pergi.", pamitnya lalu pergi meninggalkan Sehun dan Yuri berdua saja.
"Kau ada jadwal hari ini?", tanya Sehun memecah keheningan yang sedang terjadi diantara kedua orang yang duduk saling berhadapan itu.
"Tidak ada. Hari ini sutradara memberikan kami libur karena lusa kami semua akan pergi ke Busan dan melakukan syuting di sana.", jawab Yuri dan setelah menyelesaikan perkataannya ia tersadar jika dirinya terlalu banyak bicara padahal seharusnya ia sedikit memberikan pelajaran pada seorang Oh Sehun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunny Days, Summer Nights (Completed)
Fiksi Penggemar(Special Summer) Romansa hubungan antara sang aktris cantik terkenal dan juga seorang dokter bedah tampan yang memikat hati setiap kaum hawa. "Peraturan nomor satu, kita harus membagi waktu bersama sebaik mungkin.", - Oh Sehun. "Kedua, jangan perna...