Rissa dan keluarganya telah selesai menikmati makanannya
"Rissa"panggil Abraham lembut
"Kenapa pah"jawab rissa lalu meletakkan minumannya
Abraham yg ragu pun lantas melihat pada kedua orang tuanya
Kedua orangtuanya menganggukkan kepala"Hufts...ok rissa papah mau bicara serius"kata Abraham setelah menyakinkan dirinya
"Mau bicara apa pah?"tanya rissa penasaran
"Papah emm papah akan menikah"
Jederrrrrr
Bagai tersambar petir rissa mematung ditempatnya
"Me-menikah?"beo rissa tak percaya
"Nak dengerin papah dulu"kata Abraham
Pikiran rissa sudah kacau setelah ia mendengarnya
"Dek"panggil deren
Saat deren memanggilnya rissa hanya diam sambil meneteskan air mata
"Pa-papah"kata rissa terbata sambil menitikkan air mata nya
"Nak dengerin papah dulu"kata Abraham
Rissa yg sudah kalang kabut pun pergi meninggalkan meja makan dan segera berjalan ke kamarnya lalu mengunci pintu kamarnya
Rissa pun merebahkan dirinya dikasur dan menangis
"Hiks...hiks..ke-kenapa papah bisa cepet banget ngelupain mamah hiks"kata rissa sambil menangis
"Rissa takut hiks kayak dulu lagi"kata rissa
Pasalnya rissa dulu pernah disakiti oleh calon ibu barunya hingga tubuhnya rissa mendapatkan luka yg serius dan kejadian itu melekat sampai sekarang
________________________"Bagaimana ini,rissa pasti tidak menerimanya"kata Abraham khawatir dengan kondisi rissa
"Mungkin dia masih shock mendengarnya dan mungkin dia masih mengingat kejadian yg dulu"kata nenek rissa menenangkan putranya
"Rissa hanya butuh waktu"timpal kakek rissa
"Biar deren liat kondisi rissa om"kata deren dan segera meninggalkan meja makan
Setelah sampai di depan pintu kamar rissa
Deren mengetuk pintunya terlebih dahulu"Dek,ini abang buka dulu pintunya"kata deren
Cklek
Pintu pun telah dibuka oleh rissa dan menampilkan sosok dirinya dengan mata yg sembab
"Abng hiks hiks"kata rissa sambil memeluk deren
"Suttt udh yah, liat mata km merah gitu"kata deren sambil menuntun rissa masuk ke dalam kamarnya
Deren pun duduk di kursi dengan rissa yg masih memeluk dirinya
"Kenapa hm?"tanya deren sambil mengusap rambut rissa
"Rissa takut hiks kayak dulu lagi,rissa takut bang hiks"kata rissa
"Sutt iyah abang ngerti kok,udh yah jangan nangis"kata deren sambil menepuk pelan punggung rissa
Dan tidak lama kemudian rissa pun memejamkan matanya
Deren yg melihatnya pun segera memindahkan rissa ke kasurnya
"Selamat tidur sayang"kata deren sambil mencium kening rissa dan segera pergi meninggalkan kamar Rissa
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak 😸
Jangan lupa untuk VoMent 🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVISA
Teen Fiction"kenapa lu gk sedih saat dia sama orang lain?" "karena gw udh siapin diri gw buat siap saat gw jatuh Dengan yg namanya cinta,meski itu gk mudah buat gw" "sekarang apa lu mau kenal cinta lagi?" Rissa hanya tersenyum mendengarnya _____________________...