13. Gara-gara Aren!

8.6K 1.4K 68
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA! & HAPPY READING!

.
.
.
.
.

Glo menunggu angkot yang jurusan ke rumahnya datang.

Ia duduk di halte depan sekolahnya. Ia senantiasa memperhatikan angkot yang berlalu-lalang di depannya. Melihat dari kacanya, apakah kodenya adalah kode angkot yang menuju rumahnya.

Ia enggan harus bertemu lagi dengan Aren, Apalagi berdebat dengannya. Ia memutuskan untuk pergi dari sekolah terlebih dahulu, dan bertitip pesan kepada Maudy, jika ia bertemu dengan Aren, dan Aren menanyakan tentang dirinya, maka jawablah jika Glo sudah pulang terlebih dahulu.

Angkutan umum dengan kode AG sudah tiba di depan halte. Ia masuk ke dalam angkot itu dan melenggang meninggalkan halte sekolahnya.

Beberapa menit kemudian ....

"Kiri, Mang!"

Sopir angkot pun memberhentikan angkotnya di kiri jalan, tepat di depan mini market.

Glorisa turun dari angkot dan memberikan beberapa lembar uang kepada sopir angkutnya.

"Makasih, Neng." Glorisa mengangguk.

Gadis bertas hitam itu berjalan santai menuju mini market di depannya. Ia merasa haus, ia memutuskan untuk singgah di sini dahulu untuk membeli minuman segar. Lagipula, mini market ini tak jauh dari rumahnya, jadi, ia bisa jalan kaki selepas ini.

Glo mengambil satu botol minuman segar dan kemudian berjalan menuju kasir.

"Pacarnya, Aren?"

Suara pria paruh baya terdengar di telinga Glorisa. Ia menoleh, melihat sosok pria paruh baya yang masih terlihat muda dan berwibawa. Ia seperti pernah melihatnya, tapi entah di mana, Glorisa lupa.

"Kamu pacarnya Aren, 'kan?" tanya Pria paruh baya itu lagi.

Deg!

Glorisa sontak melotot kaget. Ia ingat dengan pria dewasa di depannya ini.

Papanya Aren!

Di dalam hati ia berdoa agar ada yang bisa menolongnya. Tetapi, roman-romannya tidak ada.

"Bukan Om, bukan." Glo menjawabnya dengan sedikit cengengesan. Ia mencoba untuk menetralisir rasa takut yang bercampur dengan groginya.

"Ikut, Om!"

Papa Aren pun mencekal tangan Glorisa, kemudian menariknya hingga memasuki mobil miliknya.

"Saya mau dibawa ke mana, Om?" tanya Glo grogi.

"KUA!"

***

Sesampainya di depan rumah mewah nan megah itu, Glo turun dari mobil milik Papanya Aren.

"Mari masuk!" ajak Danis---Papa Aren.

Danis membuka satu pintu rumahnya itu.

"Ma ... Ada pacarnya Aren, nih ...," panggil Danis pada istrinya.

"Bentar, Pah!"

Aren yang mendengar panggilan Papanya itu berinisiatif untuk menemuinya di ruang tamu. Selain kepo, ia juga punya rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Hehe, sama aja ya.

"Glo!" kaget Aren. Ia melihat Glorisa yang berdiri kaku di belakang Papanya.

Glo juga terkejut dengan adanya Aren di rumahnya. Kenapa ia cepat sekali sampai di rumah?

"Papa ngapain nyulik istri, Aren!" sarkas Aren tajam.

"Istri bibirmu! Kapan kamu mau nikahin pacarmu ini? Kasian dia, udah hamil!"

What? Hamil?

Damn it! Aren sudah lupa dengan perbuatannya yang kemarin.

Glorisa melayangkan tatapan tajamnya pada Aren. Ia mengumpati Aren dengan segala macam umpatan dalam hatinya.

.
.
.
.
.

[JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]

TBC!

GLUKOSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang