Hari pertama masuk sekolah tidak ada guru yang memberikan materi pembelajaran, hanya perkenalan dengan wali kelas baru dan sisanya para siswa dibebaskan. Jung Beomgyu, si bungsu dari Jung bersaudara itu tampak duduk di tempat duduknya dengan tenang.
Ia sendirian karena kelasnya memang berbeda dengan Jerome, jadi mereka berpisah setelah bel berbunyi. Sepasang telinganya terpasang earphone, sesekali kepalanya bergerak mengangguk-angguk mengikuti irama lagu yang ia dengarkan. Ia tenggelam dalam dunianya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar.
Sampai sebuah tepukan di pundak mengagetkannya, "Beomgyu."
Beomgyu segera melepas earphone dan mendongakkan kepalanya, melihat siapa yang memanggilnya. Jaemin yang tadi menepuk bahu Beomgyu kini mendudukkan dirinya di kursi di depan si bungsu Jung itu, ia datang bersama Yeji, Lia, dan Jerome.
"Kak Haechan kok gak ada?" Tanya Beomgyu.
"Ke kantin yuk, gak bosen apa di kelas mulu? Kak Haechan ke toilet, ntar katanya duluan." Jerome yang berdiri tidak jauh dari tempat Beomgyu duduk membuka suara.
"Iya, kakak kangen nih sama makanan kantin." Lia yang berdiri di sebelahnya menambahkan.
Belum sempat Beomgyu menjawab, ia sudah diseret oleh Yeji, di belakangnya Jaemin, Lia dan Jerome mengikuti.
"Aelah kak, sabar dong jangan tarik-tarik aja. Aku belum ngambil dompet,"
"Udah gak usah, minta bayarin Jeno aja ntar."
"Ah males ah ketemu si jelek,"
"Udah tenang aja, nanti kalo Jeno usil lagi kak Jaemin jewer telinganya."
Mendengar jawaban Jaemin, Beomgyu hanya menghela nafas dan melingkarkan tangannya pada lengan Yeji. Ia malas melihat wajah jelek kakak keduanya yang hobi mengusilinya itu, apa lagi sekarang Mark sudah lulus. Tidak ada lagi yang akan menjamin hari-hari tenang Beomgyu di sekolah, lagi pula kenapa ia memiliki kakak seperti Jung Jeno yang menyebalkan? Beomgyu lebih senang memiliki kakak seperti Jaemin atau Bomin yang lembut dan manis padanya, tidak seperti Jung Jeno yang alay dan jahil.
Sesampainya di kantin yang ramai, mereka mengedarkan pandangannya dan mencari dimana teman-teman mereka duduk. Sampai sebuah suara teriakan yang cukup keras terdengar, "Oy Yejing sini!"
Lalu teriakan lain terdengar tidak lama setelah itu, "Jaemin sini, duduk bareng pangeran Jeno!"
Jaemin, Yeji, Lia, Jerome, dan Beomgyu berjalan kearah suara itu dengan kepala menunduk. Mereka malu dengan tingkah Hyunjin dan Jeno yang tidak tahu tempat, setelah sampai di sana Yeji memukul kepala bagian belakang Hyunjin dengan kesal. Sedangkan Jaemin dan Beomgyu menatap Jeno sinis, lalu duduk di kursi yang cukup jauh dari Jeno.
"Aelah sini dong yang duduknya, jauh banget nanti pangeran kangen." Jeno menatap Jaemin yang duduk jauh darinya dengan pandangan memelas.
Melihat wajah memelas kakaknya membuat Beomgyu merinding, ia pun memeluk Jaemin yang duduk di sampingnya. "Enggak, nggak ada! Jauh-jauh lo kak Jeno bau dari kak Jaemin!"
Melihat tingkah adiknya, Jeno pun melotot marah. "Ini bocah bau kencur ganggu aja, ngapain lo peluk-peluk Jaemin gue?"
"Bau kencur? Kakak tuh bau menyan!" Beomgyu menjawab sembari mengeratkan pelukannya pada Jaemin dan menjulurkan lidahnya ke arah Jeno.
"Bau menyan? Setan dong gue," Jeno bergumam mendengar jawaban Beomgyu,
Mendengar gumaman sang kakak, Beomgyu pun berseru dengan semangat. "Nah! Tuh sadar diri!"
Setelahnya terdengar tawa dari teman-teman mereka yang duduk di sana, mereka duduk di kursi dengan beberapa meja yang disatukan. Ada Jeno, Hyunjin, Haechan, Seungmin, Jeyu, Sunwoo, Eric, Jinyoung, Bomin, Jerome, Yeji, Lia, Jaemin, dan Beomgyu. Jumlah mereka yang banyak serta paras mereka yang rupawan membuat mereka menjadi pusat perhatian di kantin, mereka semua tinggal di lingkungan tempat tinggal yang sama, oleh karena itu mereka dekat satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guliran Lembar Merah Muda
Fiksi PenggemarGuliran lembar merah muda, Ini tentang sebuah buku, buku dengan guliran berwarna merah muda. Tentang bagaimana ukiran terbentuk pada setiap lembarnya, mengantar rasa manis pada gula-gula kapas warna-warni. Setiap kisah, setiap frasa yang tersusun. G...