Bagian 4 "Ayo Kuras Isi Dompet Jung Jeno!"

203 23 1
                                    

Bacanya pelan-pelan ya, banyak narasi. tolong tinggalkan vote dan komentar, terimakasih.

***

Mark berjalan kearah Beomgyu yang sedang berbaring di sofa, memejamkan mata dan tampak kelelahan.

"Kamu gak papa, dek?" Mark bertanya sembari mengusap rambut Beomgyu dengan lembut.

"Halah, lebay dia mah." Jeno mencibir, lalu mendudukkan dirinya di sofa tak jauh dari Mark dan Beomgyu.

Mark melemparkan bantal sofa ke arah Jeno saat mendengar jawaban Jeno, kedua adiknya ini jika sudah bertengkar memang cukup bar-bar. Bahkan rumah bisa berantakan karena keduanya.

"Lo ribut mulu gak bosen apa, jen?" Haechan berjalan ke arah sofa, mendudukkan dirinya di samping Mark.

Mendengar pertanyaan Haechan, Mark mengalihkan pandangannya pada Haechan. "Mereka berantem di sekolah, Chan?"

"Ya begitulah,"

Mark menggelengkan kelapanya tak habis pikir, "Abang ke atas dulu, kalo adek mau puding nanti abang ambilin abis ini." Setelah mengusak rambut Beomgyu pelan, Mark pun bangkit dan berjalan ke kamarnya.

Melihat Mark yang pergi ke kamarnya, Haechan pun menyusul Mark setelah mencubit pipi Beomgyu dengan gemas.

"Jangan lupa kondom, Chan. Gue gak mau punya ponakan sekarang!" Suara teriakan Jeno terdengar saat ia melihat Haechan yang menyusul Mark.

"Kagak anjir! Ngeres amat otak lo!"

"Kondom itu apa?" Beomgyu membuka matanya, menatap dengan penasaran ke arah sang kakak.

"Jeno!" Teriakan memperingati Mark terdengar.

"Kasian adek ipar gue punya kakak modelan Jeno,"

Jeno menatap Beomgyu yang menatapnya dengan penasaran, berdecak sebelum menjawab. "Permen,"

Mata si bungsu Jung itu seketika berbinar, "Mau! Kak beliin kondom!"

Jeno menatap adiknya horor, sedangkan yang ditatap mengerjakan matanya polos. Habis sudah, sepertinya ia salah memberikan jawaban. Ia lupa jika si bungsu ini maniak makanan manis terutama permen, persis seperti bubu mereka. "Gak! Gak boleh!"

"Ih pelit banget sih, ya udah adek minta daddy aja. Daddy, kak Jeno gak mau beliin adek kon—umpp!" Teriakan Beomgyu terhenti seketika karena bekapan Jeno.

"Diem gak lo, diem!" Jeno memelototi Beomgyu, tak peduli sang adik yang meronta minta dilepaskan.

"Bubu, Jaemin main ya— Jung Jeno! Lo apain Beomgyu lagi hah?!"

Jaemin yang baru masuk dikejutkan dengan Jeno yang lagi-lagi sedang membekap mulut Beomgyu, ia segera berlari kearah mereka dan memukul punggung Jeno cukup keras.

"Aduh! Kok gue dipukul sih, jaem?" Tanya Jeno sembari mengelus punggungnya yang dipukul Jaemin.

"Lepasin itu Beomgyu-nya! Lagian lo ngapain lagi sih pake bekep-bekep Beomgyu gitu? Sesek nafas nanti anaknya,"

Jeno pun melepas bekapannya pada mulut Beomgyu, mencibir ke arah sang adik yang kini memeluk pinggang Jaemin sembari menjulurkan lidah ke arahnya.

"Beomgyu gak papa?" Tanya Jaemin sembari merapikan rambut Beomgyu yang berantakan.

Beomgyu menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Jaemin, "Kak Jeno pelit banget, masa aku minta permen gak boleh."

Mendengar aduan si bungsu Jung, Jaemin melotot kearah Jeno yang memalingkan wajahnya, "Emang adek mau permen apa?"

Guliran Lembar Merah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang