Save Me

606 62 13
                                    

"SAVE ME"
by jiyeonsquad

Park Jiyeon featuring Cha Eunwoo

Oneshot

WARNING: DRUGS & EXPLICIT CONTENT

Happy reading!
Leave comment and vote after you reads this story!

Xx

***

Kedua pasang mata itu saling berpandangan. Terdapat rasa bersalah yang besar dari si pria, setelah sekian lama memendam rahasia tergelapnya dari sang pujaan hati, dirinya berharap rahasia ini tidak menghalangi kisah cinta mereka. Tetapi, hei, bukan kah ini termasuk pengkhianatan? Setiap pasangan pasti tidak mau dibohongi apalagi sampai dikhianati. Begitu pun dengan sang pujaan hatinya, bukan?

Mata hazel itu menatap lekat pria yang ada di depannya dengan perasaan yang bercampur aduk. Tentu saja dirinya kecewa dan marah. Bagaimana bisa dia berbohong setelah ada di tahap sejauh ini? Perempuan itu menghela napasnya, memandangi kedua tangannya yang berkeringat dingin yang berada di dalam genggaman tangan sang pujaan hati. Tangan pria itu jauh lebih berkeringat, ditambah bergetar hebat dan terlihat begitu kurus sampai urat di tangannya nampak.

Jiyeon membasahi bibirnya yang kering, lalu tangan kanannya bergerak dengan lembut, menangkup punggung tangan Eunwoo dengan maksud menenangkannya. Senyuman tipis tercipta, Jiyeon tersenyum tulus pada Eunwoo sehingga pria itu sedikit lega setelah menegang beberapa saat karena keterdiaman Jiyeon.

"Aku benar-benar menyesal karena telah berbohong selama ini padamu. Aku hanya tidak ingin membuatmu kecewa karena perbuatanku. A-aku sekarang tengah berusaha dengan keras untuk berhenti tetapi-"

"Itu sulit, kan? Apa kau merasa sakit?"

Eunwoo menatap Jiyeon dengan perasaan yang terluka. Membayangkan kejadian seminggu yang lalu saat dirinya mencoba untuk berhenti menyuntikkan narkotika ke dalam tubuhnya namun malah menyiksa dirinya hingga terasa seperti sedang sekarat.

"Aku menyesal karena telah menggunakan benda haram ini, Pumpkin."

"Semua orang pasti pernah membuat kesalahan dalam hidupnya. Aku tidak akan menghakimimu tapi kalau kau benar-benar ingin berhenti aku akan menolongmu. Membantumu dan juga menemanimu melewati masa-masa sulit nanti."

Eunwoo terkesiap. Ini bukan reaksi yang Eunwoo bayangkan selama ini. Jiyeon terlihat tegar dan berlapang dada. Malah Jiyeon terlihat begitu mendukungnya untuk berhenti.

"Kau tidak marah?"

"Aku marah pada keadaan dan lingkungan yang menyebabkanmu seperti ini. Tetapi mungkin waktu itu hanya ini satu-satunya cara untuk melarikan diri."

Jiyeon memberikan senyuman manisnya dan merapihkan rambut Eunwoo yang berantakan, berminyak dan kusut seolah sudah tidak dicuci selama seminggu. Hati Jiyeon berdenyut nyeri. Bagaimana bisa dirinya meninggalkan Eunwoo disaat dia membutuhkan dirinya? Jiyeon bukan orang yang brengsek dan tega meninggalkan seseorang disaat orang itu membutuhkan dirinya.

"Aku sangat menyesal karena perbuatan bodohku dan sekarang lihat efeknya, aku benar-benar kacau dan sakit. Tanpa obat-obat terlarang itu aku tersiksa, dan dengan obat itu pula aku akan tersiksa secara perlahan."

"Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja. Mudah-mudahan belum terlambat untuk konsultasi. Kita bisa pergi ke dokter dan membicarakan masalah ini bersama-sama."

Eunwoo semakin terkejut. Apa ini mimpi? Lagi-lagi Eunwoo dibuat terkesima atas reaksi Jiyeon yang membuat tubuhnya merinding. Bagaimana bisa Tuhan mengirimkan salah satu malaikat-Nya untuk dirinya? Eunwoo meringis, dirinya benar-benar tidak pantas mendapatkan semua ini. Semua kebaikan yang diberikan oleh Jiyeon untuknya. Eunwoo adalah pria yang buruk dan tidak cocok untuk perempuan baik seperti Jiyeon. Rasanya benar-benar memalukan.

It's All About HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang