Riot

186 25 4
                                    

"RIOT"
by jiyeonsquad

Oneshot

Happy reading! Jangan lupa tinggalkan komentar dan vote setelah baca cerita ini!

Xx

*** 

Jiyeon's POV

Aku sudah mengetahui hal ini sejak lama soal identitas keluargaku yang sesungguhnya.

Ketika aku masih berusia sepuluh tahun—atau lebih—aku mengira mereka semua adalah rekan kerja ayahku. Ya, tentu saja mereka adalah rekan kerjaku. Mereka datang setiap hari dengan pakaian yang sopan dan bersih, khas gentlemen. Mereka sibuk mendiskusikan sesuatu di dalam ruang kerja ayahku.

Lalu, beberapa waktu kemudian, aku tidak ingat tepatnya kapan, kakakku—Park Chanyeol—mulai rutin bergabung dengan mereka semua. Awalnya, Chanyeol hanya datang seminggu sekali, kemudian dua minggu sekali dan akhirnya dia sering bergabung dengan mereka semua dengan ekspresi yang malu-malu dan juga takut.

Aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi sebenarnya, tapi seiring berjalannya waktu, Chanyeol telah berubah menjadi seseorang yang tidak aku kenal.

Chanyeol yang kukenal selama ini adalah sosok kakak yang pengertian dan penuh kasih sayang. Dia selalu menyempatkan waktu luangnya untuk bermain denganku—yang waktu itu sedang menyukai berbagai macam boneka untuk anak perempuan.

Sekarang, Chanyeol tidak punya waktu lagi untuk meladeniku. Aku cukup sedih dan terus menanyakan keberadaannya pada ibuku, dan dia hanya menjawab bahwa Chanyeol sedang belajar agar ayah senang.

Kenapa memangnya? Memangnya selama ini ayah tidak senang pada Chanyeol? Pikirku waktu itu, dan setelah mengetahui fakta tersembunyi tapi bukan rahasia, aku sekarang mengerti kenapa Chanyeol berubah.

Ibuku kemudian mengundang anak perempuan dari salah satu pelayan di rumah untuk bermain denganku, menggantikan Chanyeol yang sekarang sudah sangat sibuk.

Well, awalnya kami berkenalan dengan canggung, lantaran karena aku yang tidak pernah bertemu dengan orang baru. Namun lambat laun, akhirnya kami berdua mulai akrab dan dekat.

Son Seungwan, anak itu hampir datang setiap hari setelah pulang sekolah. Jujur saja, aku sedikit cemburu dengannya yang bisa bersekolah di tempatnya, dibandingkan diriku yang melakukan homeschooling sejak sekolah dasar sampai sekolah menengah. Seungwan selalu menceritakan apa yang terjadi di sekolahnya padaku, hal itu cukup menghibur karena aku tidak punya cerita sehabis pulang sekolah yang bisa diceritakan. Biasanya setelah sekolah selesai, aku akan langsung mengerjakan tugas yang diberikan dan setelah itu aku akan bermain seorang diri.

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkanorang lain. Mustahil jika ada yang mampu hidup seorang diri, jika ada yangmengaku bisa hidup seorang diri, yakinlah dalam lubuk hatinya yang paling dalamdia membutuhkan satu orang untuk menjadi teman bicaranya. Sehingga, kedatanganSeungwan membuat hidupku tidak terlalu sepi, dan aku juga bisa melupakansejenak kesedihanku karena Chanyeol yang berubah.

Waktu berlalu begitu saja tanpa aku sadari. Satu tahun lagi aku akan lulus sekolah menengah atas—masih homeschooling—dan rencananya aku akan pergi kuliah.

Aku tidak yakin bahwa orang tuaku—terutama ayahku—akan mengijinkanku untuk kuliah dan keluar dari rumah bak istana dengan segudang penjaga yang berjaga selama duapuluh empat jam tanpa henti.

Tentu saja dia akan merasa sangat khawatir dan takut jika aku keluar dari tempat teraman di dunia ini karena di luar sana ada begitu banyak musuh ayahku dan juga kelompoknya. Ha, ini bukan sembarang kelompok, tapi ini merupakan organisasi mafia yang didirikan oleh ayahku dan juga salah satu rekan kerja yang begitu dia percaya, Jung Yunho.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's All About HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang