[BL] Broken Bonds

Bab 83

Beitang Ao mencibir, "Yanyan, sebaiknya kamu tidak tahu tentang ini. Kamu telah banyak berubah selama bertahun-tahun. Sejak kamu kembali ke Yaojing, kamu menyembah Buddha di kuil ini setiap hari. Sepertinya aku jarang mengenalmu. Atau aku tidak pernah mengenalmu. Aku mempercayakan mu untuk membesarkan Hui'er tetapi kamu merawat Hui'er seperti ini. Karena kamu berjanji untuk menjadi Selir Ibu mereka, kamu sebaiknya melakukannya."

Lin Yanyan tersenyum dan berkata, "Wang Ye, kamu juga gagal melakukan apa yang kamu janjikan. Apakah kamu tidak ingat?"

Beitang Ao mengangkat alisnya, "Bagaimana aku gagal? Awalnya, aku juga memiliki hati untuk selaras dengan mu sepanjang waktu. Sangat disayangkan bahwa kita tumbuh semakin jauh. Janji awal ku, aku mengatakan aku akan mencintaimu seperti seorang suami untuk istrinya selama sisa hidup ku! Aku masih melakukan!"

Lin Yanyan menatapnya dengan tajam untuk sesaat tetapi perlahan-lahan menjadi tenang, berbalik, dan berkata dengan nada acuh tak acuh, "Kamu benar. Kita hanya mengambil apa yang kita miliki saat kita membutuhkannya. Hanya saja aku telah bermimpi untuk waktu yang lama, dan aku lupa bahwa aku akan bangun suatu hari nanti. Hui'er, aku akan mengunjunginya dan menjadi Selir Ibunya. Tentu saja, masih ada hari..."

Beitang Ao melihat punggungnya, berbalik, dan pergi. Dia tidak melihat bahwa kuku panjang merah cerah Lin Yanyan tertanam di telapak tangannya. Dia juga tidak melihat betapa mengerikan wajahnya yang cantik dan jernih itu.

Beitang Ri bersembunyi di sudut. Dia sangat ringan dan pandai menenangkan napasnya, Beitang Ao gelisah dan tidak menemukannya. Dia mendengar apa yang dikatakan orang tuanya. Meskipun dia masih muda, dia masih mengerti beberapa hal. misalnya, dia bukan anak kandung dari Ibu Selirnya.

Dia juga telah mendengar tentang ini dari bawahan yang banyak bicara, jadi dia tidak terlalu terkejut. Mungkin dia pada dasarnya tenang atau terlalu muda untuk memahami arti yang sebenarnya. Singkatnya, dia tidak terlalu peduli tentang ini dan tidak pernah bertanya kepada siapa pun tentang hal itu. Apakah dia memiliki ibu kandung tidak penting baginya.

Adapun Beitang Yaohui... Ketika Beitang Ri dan Beitang Yaohui tinggal di Halaman Shenmei lebih dari setengah tahun yang lalu, mereka berdua jatuh sakit. Dia sakit untuk waktu yang lama dan koma selama beberapa hari. Ketika dia sembuh dari penyakitnya, dia pergi menemui Beitang Yaohui, tetapi Beitang Yaohui bukan lagi orang yang sama. Meskipun Ibu Selir terus mengatakan kepadanya bahwa Beitang Yaohui telah berubah sedikit karena sakit, dia masih tahu bahwa orang ini bukan Beitang Yaohui. Namun dia sangat menyukainya karena Beitang Yaohui ini selalu mengganggunya. Jadi Beitang Ri mencintainya dalam segala hal, terutama kecantikannya. Beitang Yaohui ini lebih cantik dari yang sebelumnya, berperilaku baik, dan sangat mendengarkannya.

Dari apa yang dikatakan Ibu Selir, ayah angkatnya pastilah jenderal. Ibu Selir sepertinya tidak menyukai ayah angkatnya, mengapa? Tapi dia benar-benar menyukai ayah angkatnya. Rasanya sangat menyenangkan berada bersamanya, terutama saat sang ayah juga ada di sana. Dimanjakan oleh ayah dan ayah angkatnya pada saat yang sama memberi Beitang Ri rasa kepuasan yang luar biasa. Perasaan semacam ini hanya butuh beberapa hari, namun melampaui tiga tahun yang dia habiskan bersama Lin Yanyan.

Meskipun Beitang Ri masih muda, pikirannya jernih. Dia melihat Lin Yanyan hampir menghancurkan seluruh Aula Buddhis setelah ayahnya pergi. Wajahnya terdistorsi dan tegas. Dia merasa bahwa Selir Ibu seperti itu sangat menakutkan, yang membuatnya sangat tidak bahagia. Jadi dia pergi dengan hati-hati.

Karena dia bukan anak dari Ibu Selir, anak siapa dia? Anak siapa Beitang Yaohui? Apa yang terjadi antara ayah angkatnya dan ayahnya? Kenapa ayah angkatnya pergi?

Banyak pertanyaan melintas di kepala kecil Beitang Ri.

***

Yan Feili meninggalkan tempat tidur, menggerakkan tubuhnya, dan merasa kurang nyaman. Dia telah menyiapkan sesuatu dan berencana untuk melihat peternakan kuda. Ketika dia keluar, dia melihat kakak iparnya sedang mengayak padi di halaman.