Hari ini rencananya Nathan akan menghabiskan waktu bersama Asha. Sudah lama mereka tak bertemu. Entah kapan terakhir kali dia bermain dengan bocah itu. Hari ini Haechan ada meeting penting dan kebetulan dirinya juga sedang free.
Nathan sudah sampai di kediaman Haechan. Di tangannya terdapat banyak kantung belanjaan yang isinya baju, mainan dan camilan sebagai hadiah untuk Asha.
"Udah dateng aja lo, bocahnya aja masih tidur," celetuk Haechan melihat kedatangan sang sahabat.
"Gue gak sabar pengen ketemu."
Haechan mendengus geli, "Susul aja ke kamarnya sekalian bangunin."
Tanpa menunggu lama Nathan segera meluncur ke kamar Asha.
Senyum lebar terukir di bibir tipisnya menemukan gumpalan daging hidup di balik selimut sedang terlelap. Nathan berjalan pelan, takut membangunkan si putri tidur.
Padahal tadi Haechan menyuruhnya untuk membangunkannya.
Dasar.
Cukup lama Nathan hanya memandangi wajah damai tersebut. Sesekali mengusili Asha tapi tidur bocah itu tak terganggu sama sekali.
Nathan menyudahi kegiatannya mengamati wajah Asha karena Haechan sudah berteriak sejak tadi kalau sarapannya sudah siap.
"Hey princess, bangun." Menepuk pelan pipi chubby Asha, "Astaga kebo banget kayak papanya," sambungnya ketika Asha tak kunjung bangun.
Tidak ada pilihan selain mengguncang tubuh mungil tersebut. Nathan cekikikan melihat tidur bocah ini terusik.
"Wake up, princess!"
"Papa ihh!! Adek masih ngantuk." Memutar badannya memunggungi Nathan.
"Princess nggak kangen sama uncle?"
Mendengar suara yang tak asing di telinganya, Asha membuka matanya dan berbalik. Rasa kantuknya seketika hilang melihat pria di hadapannya.
"Uncle Nata!!" serunya berhambur ke pelukan yang lebih tua. Untung saja reflek Nathan bagus, walaupun sedikit oleng sih.
"Rinduuu."
"Me too, princess."
"Ayo ke bawah, papa udah teriak dari tadi," ucap Nathan melepas pelukan keduanya.
"Gendong." Nathan terkekeh kecil, merasa gemas sama tingkah bocah satu ini. Tangannya tidak tahan untuk mencubit pipi bakpao itu, membuat sang empu meringis kesal.
"Selamat pagi, papa!"
Asha turun dari gendongan Nathan kemudian menghampiri Haechan, tak lupa dengan kecupan selamat pagi dari si kecil.
"Pagi, baby. Sarapan dulu, ya." Membantu Asha naik ke kursinya.
Suasana sarapan kali ini sedikit berbeda karena candaan yang dilontarkan oleh Nathan. Sesekali pria jangkung itu menggoda Asha berakhir bocah itu kesal.
Dalam hati Haechan bersyukur anaknya dikelilingi orang-orang yang begitu peduli dan perhatian padanya. Walaupun Asha tidak mendapatkan kasih sayang langsung dari ibunya, tapi Asha mendapatkan banyak kasih sayang dari keluarga dan sahabatnya.
Haechan sangat berterima kasih kepada mereka yang rela meluangkan waktunya untuk membantunya menjaga Asha ketika ada pekerjaan penting. Entah bagaimana nasibnya ketika mereka tidak ada. Bisa jadi sarapan yang 'damai' ini tidak akan terjadi.
Selesai sarapan, Haechan membawa Asha kembali ke kamar untuk mandi dan siap-siap. Nathan sengaja ia tinggalkan di bawah, tidak mungkin kan Nathan ikut serta. Bisa-bisa cerita ini ganti genre.
![](https://img.wattpad.com/cover/263775483-288-k472836.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] The Perfect Papa✓
General FictionSELESAI [Sequel of My Perfect Husband] Setelah menjadi suami yang sempurna untuk Hana, kini Haechan berusaha menjadi papa yang sempurna untuk putri kecilnya.