Rania terbangun dari tidur lelapnya setelah ayam berkokok lantang. Alarm nya berbunyi kencang sehingga mau tidak mau, dia pun harus membuka matanya. Tidurnya semalam terasa nyenyak sekali sampai ia pun merasa berat untuk meninggalkan kasur.
Dia lihat sekarang masih pukul 6 pagi, dia mengucek matanya dan menggeliat lalu beranjak dari tempat tidur dan kemudian pergi ke kamar mandi. Rania bersiap untuk sekolah lagi.
Setelah siap, Rania turun kebawah untuk sarapan pagi.
"Ibu?" panggil Rania.
Namun tidak ada jawaban dari ibu. rumah benar-benar hening dan tidak ada sambutan pagi dari ibu.
Rania menuju dapur dan melihat secarik kertas yang ditempelkan pada sebuah kulkas.
"Rania, maaf ibu harus berangkat pagi sekali hari ini. Jangan lupa sarapan ya."
Ternyata itu pesan dari ibu. Tumben sekali ibu pergi bekerja sangat pagi sekali.
Rania lalu membuat sarapan sendiri dan tidak memakan waktu yang cukup lama, Rania pergi ke sekolah seperti biasa dengan menggunakan kendaraan umum.
"Raniaaa." lagi-lagi disambut dengan teriakan dari Soyun.
"Kau kenapa?" tanya Soyun.
"Tidak apa-apa." jawab Rania dengan singkat.
"Oh ya, hari ini kan jadwal kita untuk mengembalikan buku ke perpustakaan, kau tidak lupa kan?"
"OMO! jinjjayo? (benarkah?)"
"Jangan bilang kau lupa?"
Rania kemudian terburu-buru masuk kelas dan langsung mengecek isi tasnya. Dan benar saja, Rania lupa membawa buku dunia paralel itu.
"Ah bagaimana ini?" kata Rania sembari mengacak-acak isi tasnya.
"Bagaimana kau bisa melupakannya?"
"Lagian, kenapa kau baru mengingatkanku sekarang? kenapa tidak dari semalam?" omelnya kepada Soyun.
"MWO?! (APA?!) KAU MENYALAHKANKU?" ucap Soyun dengan nada tinggi.
"Aish! (sialan!)" gumam Rania yang kesal.
"Huh? jinjja? kau yang lupa tapi kenapa aku yang disalahkan?"
"Sudahlah. Biarkan saja." jawab Rania.
"Baboya!" gumam Soyun.
"Lagipula, jika aku membawa buku itu hari ini, lantas nanti bagaimana nasib ku? aku kan masih kesal dengan makhluk aneh dari dunia paralel itu. Aku tidak akan mengembalikan buku itu sampai kapanpun." bisik Rania didalam hatinya.
Kelas dimulai seperti biasa dan murid-muridnya mengikuti pelajaran dengan baik. Tapi ditengah guru menjelaskan pelajaran, Soyun malah mengajak ngobrol Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Meet For a Reason
FantasyRania, gadis belia berusia 18 tahun yang jatuh cinta kepada sosok pria dalam dunia yang berbeda----dunia paralel. Ares, nama pria itu begitu terkenal di dalam dunia paralel, tampan, ramah dan senang berteman dengan siapapun. Berbanding terbalik den...