Rania dan Ares duduk berdua di tengah taman yang jaraknya tak jauh dari rumah Rania. Ditemani suara riuhnya angin, dinginnya udara dan burung-burung yang masih terbang tinggi di udara.
Ares menceritakan semua tentang dunia paralel termasuk maksud dan tujuan dirinya datang menemui Rania.
"Aphrodite?" tanya Rania.
"Ya. Aphrodite. Dia gadis dari dunia paralel, dia kembaran mu, Rania," kata Ares.
"Maldo andwae.. (tidak mungkin)" gumam Rania.
"Dia adalah gadis paling berpengaruh di dunia kami. Cantik, cerdas, dan disukai banyak orang di dunia paralel. Dia juga sangat periang, senang menulis, membaca, sering menghibur orang-orang yang sedang sedih. Aphrodite tidak pernah menunjukkan rasa kesedihannya dihadapan semua orang, bahkan orangtuanya sekali pun. Yang kami tau, setiap hari suasana hatinya selalu saja baik dan selalu membawa aura positif bagi kami. Dia persis seperti mu, Rania."
"Aku benar-benar menyukai dirinya dan aku merasa ingin selalu bersama Aphrodite kapan pun dan dimana pun dia berada. Aku berteman dengan dia sedari kami masih kecil."
"Kau harus tau Rania kalau setiap orang di dunia mu ini dengan kembarannya di dunia ku, kita memiliki naluri masing-masing. Kita memilki naluri yang saling menguatkan satu sama lain. Contohnya, kau dan Aphrodite saling menguatkan hingga kalian tidak bisa tergoyahkan."
"Aku tau, dulu kau ini seseorang yang memiliki aura seperti Aphrodite. Tapi selama beberapa tahun terakhir, kau menjadi pemurung dan kau selalu menarik diri dari sosial, kan?"
"Itu semua karena separuh naluri mu sudah hilang, Rania."
"Maksudmu?" tanya Rania.
"Aphrodite sudah mati dan separuh naluri mu juga menghilang. Itu lah sebabnya dirimu yang sekarang kehilangan pondasi lain yang menguatkan dirimu, Rania "
"Maka dari itu, mulai sekarang aku minta supaya kau bisa tetap kokoh berdiri walau separuh pondasi mu telah hilang untuk selamanya," ujar Ares.
"Kedatanganku kesini juga, aku ingin membantu mu agar kau bisa kembali dengan Rania 5 tahun yang lalu."
Rania terdiam dan tak dapat berkata-kata. Dia benar-benar tidak menyangka setelah mulai mengetahui tentang dunia paralel, termasuk tentang kembaran dirinya yang telah diceritakan Ares.
"Apa semua ini benar?" bisik hati Rania.
"Rania, hidupmu masih panjang dan kau berhak untuk bahagia lagi. Sejujurnya, aku benar-benar sedih ketika mengetahui bahwa kau jadi seperti ini, bukan Rania 5 tahun yang lalu. Walau pun aku sudah tidak bisa bertemu dengan Aphrodite lagi, setidaknya aku dapat melihat dirimu yang bahagia, Rania."
"Berjanji lah kepadaku mulai saat ini kau akan kembali kepada Rania yang bahagia," kata Ares sembari mengacungkan jari kelingkingnya kepada Rania.
Rania awalnya hanya menatap wajah Ares dengan ekspresi yang masih ragu. Tetapi, setelah Rania menatap mata Ares begitu dalam, Rania merasa bahwa niat Ares begitu tulus untuk membantunya kembali seperti Rania yang semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Meet For a Reason
FantasiRania, gadis belia berusia 18 tahun yang jatuh cinta kepada sosok pria dalam dunia yang berbeda----dunia paralel. Ares, nama pria itu begitu terkenal di dalam dunia paralel, tampan, ramah dan senang berteman dengan siapapun. Berbanding terbalik den...