Rekan yang Pelik

643 130 21
                                    

"Kugisaki awas !" Maki langsung melesat mendatangi Nobara, namun ia belum cukup cepat untuk mendekati Nobara.

"Sialan !" umpat Maki.

Bukannya menjauh gadis itu malah mengambil satu paku lagi, kemudian mengalirkan energi kutukan lalu memacakkan paku tersebut ke tentakel monster. Dalam waktu sepersekian detik monster itu meledak, tak menyisakan apapun di sana. Maki dan Yuuta terbelalak tak percaya, Nobara cukup gesit mengalahkan kutukan yang bahkan lebih besar darinya sendirian. Ia menghela napas panjang, gerakan spontan barusan juga mengejutkan Nobara. Ia sadar jika pergerakannya lengah sedikit saja akan membuatnya terluka parah.

"Kalian tidak apa ?" Yuuta terkejut kala Nobara bertanya, seharusnya ia yang menanyai gadis itu. Tapi kelihatannya Nobara sangat tenang dan tidak ketakutan, apa dia terbiasa dengan semuanya? Pikir Yuuta.

Maki berjalan santai menghampiri Nobara, menatap orang yang lebih pendek darinya itu, kemudian mengulurkan tangan pertanda mengajak Nobara berjabat tangan.

"Selamat bergabung di club penyihir"

.
.

Nobara membaringkan dirinya ke kasur. Kepalanya sedikit pusing mengingat kejadian yang baru saja menimpa dirinya. Bagaimana tidak, ternyata club pemburu yang ketua OSIS maksud merupakan club yang berisi kumpulan penyihir. Berarti selama ini bukan dirinya saja yang bisa mengalahkan makhluk kutukan sendirian.

Nobara jadi semakin penasaran bagaimana cara Maki memburu dan melenyapkan semua makhluk kutukan. Apa kekuatannya juga sebesar omongannya? pikir Nobara gusar.

.
.

Seusai jam pelajaran Nobara bergegas menuju ruang club. Ia sangat penasaran seperti apa club yang berisi kumpulan penyihir sepertinya. Kakinya melangkah menyusuri gedung belakang sekolah, jarak ruangan club cukup jauh dari gedung utama, mengharuskan Nobara melewati lorong sepi di belakang gedung utama. Tak salah mencari ruangan berjarak dari keramaian, apalagi latar belakang mereka harus di sembunyikan dari publik.

Saat tengah asik melirik sekitar, netranya terfokus pada dua gadis yang sedang berbicara di balik pepohonan. Nobara mengenal dua gadis tersebut, yang satu teman sekelasnya, dan satu lagi kakak kelasnya. Ia bersembunyi di balik pohon lain, tiba-tiba saja ia penasaran dengan apa yang sedang mereka bicarakan.

"Kak Zenin, aku menyukaimu" ujar si gadis yang lebih pendek, sang lawan bicara terdiam sejenak, kemudian tersenyum ramah.

Nobara terbelalak, ternyata pembicaraan ini adalah pernyataan perasaan. Nobara tidak menyangka teman sekelasnya akan melakukan itu. Sekarang ia jadi sangat menanti jawaban sang kakak kelas. Nobara tidak kaget pasal hubungan sesama jenis, di sekolahnya dulu, juga banyak pasangan begitu.

"Maaf, aku menghargai perasaanmu. Tapi aku menyukai seseorang" Nobara memicingkan mata lalu mengganguk paham. Ia sudah menduga Maki akan mengatakan hal yang mengecewakan, gadis sangar begitu mana mungkin menerima perasaan dengan mudah. Sekarang benaknya malah mempertanyakan siapa orang yang Maki maksud.

"Ngintip apa?" Nobara terkejut ketika sebuah tangan menepuk bahunya pelan. Sang pelaku adalah Yuuta yang menatap bingung ke arahnya, ada Toge juga yang melambaikan tangan pada Nobara.

"A-anu itu..." ekor mata Yuuta melirik apa yang sedari tadi Nobara pantau. Bibirnya tersenyum tipis seraya menatap Nobara.

"Biar ku tebak, Maki menolak gadis itu" Yuuta dan Nobara menoleh saat Toge membuka suaranya. Mereka tidak menyangka pemuda bersurai putih gading akan berkata begitu.

"Tidak heran, Maki selalu begitu" Toge mengangguk setuju dengan perkataan Yuuta. Toge mengenal baik temannya yang satu itu, setiap kali ada orang yang menyatakan perasaan, Maki akan menolak mentah-mentah tanpa ada pemikiran panjang.

Elysian [MakiNoba]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang