Menyerah

421 78 6
                                    

Manik si gadis melirik setiap lorong yang ia lewati, surai kecoklatan itu tersapu angin kala kakinya melangkah menuruni tangga. Bibir merah mudanya bersenandung ria, telah usai masa rawat inap, kini waktunya menikmati keramaian sekolah sebelum libur musim panas tiba. Sedaritadi Nobara mencari keberadaan dua temannya, namun mereka pergi entah kemana.

"Hai" sapaan hangat membuat Nobara berbalik, ditatapnya iris kuning gelap detik itu juga.

"Hai juga kak Maki"

Lama mereka tak bertemu langsung, Haibara memberitahu kalau gadis tinggi ini tak ingin bertatap muka dengan Nobara. Ia tidak tahu mengapa, yang jelas sikapnya seakan berusaha menjauhi Nobara.

"Mau pulang ?" Nobara mengangguk sebagai jawaban.

"Tadinya mau pulang sama Itadori dan Fushiguro"

"Mereka pulang duluan"

Si rambut pendek ber Oh ria lalu memutar bola matanya. Tidakkah ini kesempatan bagi Maki untuk menghabiskan waktu dengan sang pujaan hati, apalagi di temani cahaya jingga jadi latar yang amat menyentuh.

"Mau pulang bersama Kak Maki ? Sudah lama kita tidak bertemu, apa salahnya kak Maki yang jadi pengganti mereka untuk menemaniku pulang" ujarnya basa-basi.

Hanya alasan, sebenarnya Nobara hanya ingin bersama si kakak kelas dengan menjual nama Yuuji dan Megumi. Masa bodoh dengan ego tinggi, hatinya tengah merindu sekarang.

"Tidak masalah"

Senyuman tipis Maki menyenangkan hatinya. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali mereka tertawa bersama, menghabiskan waktu di rumah sakit menghapus sedikit memorinya yang lalu.

Dua pasang kaki itu pergi meninggalkan sekolah, bibir sang adik kelas bercerita pengalaman unik pada saat dirinya terbaring di rumah sakit. Nobara tak menyangka akan ada orang yang berbaik hati membayarkan segala administrasi rumah sakit mahal itu, kalau saja ia tahu si surai hijau sang pelaku pasti ia akan bereaksi berlebihan.

"Terus kak Haibara sangat baik, dia selalu membantuku, mau ini, mau itu walaupun aku cerewet katanya"

Maki terkekek kecil, begitu semangat Nobara bercerita. Apa dia tidak sadar Maki menahan gemas karena wajah polos Nobara saat bercerita. Sesekali matanya di lirikkan ke gadis yang lebih pendek, kalau terus menatapnya nanti malah ketahuan suka.

"Oh iya Kak, ayo kita ke toko kue. Aku sangat ingin makan yang manis-manis" ajakan Nobara disambut baik, Maki hanya mengangguk dan mengikuti keinginan Nobara.

Padahal dia juga manis.

Apa Nobara tidak tahu kalau Maki bisa terkena diabetes jika terus disamping gadis itu.

Sampai mereka di sebuah toko kue di dekat sekolah. Begitu banyak pilihan kue untuk dinikmati, kaki si surai almond melangkah cepat, tak sabar lidahnya ingin mencicip macaroon yang tersusun di balik kaca.

"Kak Maki mau ?"

Keduanya sibuk memilih varian apa yang akan mereka beli, hingga pada saat mau membayar sedikit perdebatan terjadi. Nobara menolak tawaran Maki untuk membayar semuanya, ia merasa tidak enak karena setelah lama tak bertemu malah merepotkan.

"Tenang saja, setelah keluar dari rumah sakit harus mengajakmu menghabiskan waktu bersamakan ? " telapak tangan si kakak kelas mendarat diatas surainya, mengusak pelan sambil tersenyum tipis.

Nobara mematung, perkataan Maki mengingatkan dirinya pada kertas dan cupcake. Apa Maki sudah menerima surat dan kuenya ? Ia kira suster sudah membuang kue tersebut. Pipi Nobara mengeluarkan semburat merah muda tatkala isi surat terlintas di kepalanya.

Elysian [MakiNoba]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang