Part 2

1.4K 102 3
                                    

Hello lagi geng hehe

Cepet banget ya aku up nya, karena emang udah dari beberapa hari yang lalu aku udah nulis banyak cerita ini di versi terbaru.

Btw jangan lupa vote sama komennya ya kalau ada typo tandainya biar aku gampang revisi nya 💞💅🏻

Selamat membaca yaa👋🏻

•••

Terlihat dari arah tangga seorang lelaki turun dengan seragam sekolah yang sudah melekat di tubuhnya.

"Pagi" sapanya pada kedua orang yang sudah duduk di meja makan. Lalu Ia duduk bergabung dengan mereka.

"Kamu ini kebiasaan banget telat. Contoh ni si bocil udah anteng jam segini" omel Aldo.

Atlan merotasikan matanya. Dirinya sudah terbiasa mendengar ceramah pagi seperti ini. Atlan dengan iseng mengacak rambut adiknya.

"Abang!" marah Alan.

"Lambut Alan jadi belantakan nanti lili selingkuh sama yang lain gimana?!" kesal Alan.

"Cih! Genit amat lo" cibir Atlan.

"Ili ya? Gada yang mau sama Abang? Kasian" ejek Alan dengan wajah yang sangat menyebalkan.

"Mampus jomblo. Kalah sama bocil gue ni" ucap Aldo dengan bangga sambil menepuk pundak Alan. Dibalas dengan senyum cengengesan oleh Alan, tidak lupa ia menyugar rambutnya ke belakang.

Atlan mendelik melihatnya, sok ganteng banget menurutnya.

"Sok ganteng banget lo"

"Dih emang Alan ganteng" sentak Alan.

"Burik lo" ejek Atlan.

Aldo makan dengan hikmat tanpa terganggu oleh suara bising dari kedua anaknya.

"Abang kali. Alan gini gini juga punya pacal cantik" ucap Alan bangga.

"Ngomong r yang bener dulu, baru pacaran" celetuk Atlan.

"Kok jadi kesitu sih!" Kesal Alan.

Atlan tertawa melihat wajah Alan yang sudah memerah, pertanda jika sebentar lagi dirinya akan menangis.

"Udah, tuh si bocil mukanya udah kaya seblak level 5 gitu nanti repot nenanginnya" kata Aldo menyudahi adu bacot ini.

Menurut Atlan keluarganya tidak ada yang waras. Adiknya yang baru berumur 5 tahun ini katanya sudah mendapatkan pacar yang bernama Lili. Dan belum sampai di situ, Adiknya juga sedang melakukan aksi pdkt dengan salah satu bocil perempuan tetangga sebelah. Dan sialnya, Aldo malah mendukung si bocil ini. Katanya perbanyak cabang sejak dini.

"Pa, dia dimana?" tanya Atlan menatap Aldo.

Aldo tersenyum tipis. "Biasa" jawabnya santai.

Atlan seketika mengepalkan tangannya kuat. Ia tidak suka dengan perasaan ini. Perasaan benci yang sangat amat kuat.

°°°

ANTHOPHILA ( revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang