12. SARAJANA ITU ADA? (End)

431 23 0
                                    

Bacalah cerita ini ditempat yang sunyi, gelap dan tak ada penerangan sedikit pun. Percayalah, akan ada seseorang yang akan menemanimu. Yaitu teman tak kasat mata Trisya.

12. SARAJANA ITU ADA?
_____________________________________

Dari jauh, Jamal keluar begitu saja. Kemudian, ia menghampiri Trisya dan memeluknya. Mendapat perlakuan seperti itu, Trisya hanya dapat menerimanya. Kali ini ia mendapat tatapan tulus cinta dari Jamal.

“Tris! Makasih banget udah mau jemput gue di sini! Gue enggak bisa berkata-kata, semenjak lo pingsan waktu itu. Gue udah jatuh hati sama lo. Gue akui, lo adalah perempuan hebat dan kuat yang gue temui kali ini. Tetap jadi Trisya yang aneh, karena gue suka itu!” ucap Jamal, kemudian tersenyum kepada Trisya.

“Jadi, selama ini kamu suka sama aku?” tanya Trisya memastikan. Apakah ia sedang tidak bermimpi?

Jamal mengelus pipi Trisya. Ia akui, ia bukanlah laki-laki gentle yang tidak menyatakan perasaannya secara langsung.

“Iya. Lo itu unik. Enggak ada yang kayak lo. Gue suka lo yang kayak gini!” ucap Jamal. Wajah Trisya memerah. Mungkin karena Jamal yang memujinya.

“Terus, setelah ini ngapain?” tanya Trisya. Namun, Jamal tidak memahaminya. Terlalu ambigu menurutnya.

Baru saja Jamal akan membalas ucapan Trisya. Arin dan Lisa tiba-tiba datang dengan tergesa-gesa. Ada apa dengan mereka?

“Ayo, kalian harus segera kembali!” ucap Arin yang terlihat cemas.

“Sebelum kalian benar-benar terjebak di sini selama-lamanya,” tambah Lisa.

Semuanya terlihat panik. Embun, Ruhi, Rana, Iyan, dan Hans. Mereka bersiap dan menunggu siapakah di antara mereka yang harus tinggal di Kota ini.

Trisya berpamitan. Namun, setelah ia melangkahkan kakinya. Arin menceganya. “Trisya! Kamu akan tetap di sini!” ucap Arin.

Tubuh Trisya bergetar. Kaku, dan tidak dapat bergerak sama sekali. Apa mungkin, ia memang harus tinggal bersama Ayahnya?

“Trisya, demi mereka. Kita harap kamu bisa. Demi Jamal juga, kamu bisa, kan?” ucap Arin.

Trisya tidak memahami semuanya. Ia frustasi, dan menyugar rambutnya kasar. Ia tidak mungkin meninggalkan sekolah, teman-teman, dan orang tua angkatnya yang sudah merawatnya hingga dewasa.

“Ayah?” Tirta menggeleng. Trisya memang harus tinggal bersamanya.

“Trisya, terima kasih. Kamu adalah sahabat yang sangat baik bagi kami. Kami tidak akan lupa dengan semuanya,” ucap Ruhi, kemudian memeluk Trisya erat.

Ruhi dan Trisya sudah dekat sejak SMP. Pantas saja jika Ruhi bersedih karena harus berpisah dengan Trisya.

“Walaupun kita baru aja kenal. Tapi, aku udah tahu semuanya tentang kamu. Trisya, gadis indigo yang begitu banyak memiliki rahasia. Aku seneng bisa punya teman yang sama kayak aku. Terima kasih, Trisya.” Embun hanya bisa mengucapkan kalimat itu. Karena, ia bukanlah segalanya yang dapat merubah hal apa pun.

Embun melakukan hal yang dilakukan Ruhi. Ia memeluk Trisya dengan erat. Memang sangat sulit melepaskan seseorang yang kita sayangi.

“Trisya, aku sayang kamu,” ucap Jamal. Sambil memegang tangan Trisya.

Hati Trisya menangis, kenapa rasa ini harus ada. Setelah semua menunjuk dirinya untuk tetap diam.

“Aku juga sayang kamu, Jamal,” balas Trisya.

I love you ....”

I love you too ....”

Bersamaan dengan kata terakhirnya. Jamal mengecup kening Trisya lembut. Hanya itu yang dapat ia lakukan. Sebelum dirinya pergi meninggalkan Trisya.

“Ayo! Kita harus segera pergi” ucap Arin.

“Kita pergi Trisya!”

Perlahan, mereka mulai menghilang dari pandangan Trisya. Hanya lambaian tangan terakhir yang bisa Trisya lihat. Kini cintanya hilang, dan semua yang pernah ia miliki pun ikut hilang.

Tuhan, Saranjana itu ada. Aku dapat melihatnya, merasakan, dan mengangumi semuanya. Terlepas dari semua itu, hanya ingin membagi rasa. Tentang sebuah pengalaman yang mungkin kalian sendiri yang mengalaminya.

Aku...
Hanya bisa melihat mereka tersenyum
Tanpa peduli tangisku yang kian menderu

Aku...
Hanya bisa menatap setiap kenangan
Tanpa pikir semua itu akan kembali lagi bersamaku

Aku...
Hanya bisa berdoa
Agar setiap langkah yang kutempuh
Senantiasa hidup dan mendukung segalanya.

TAMAT

Bogor, 12 Agustus 2021

SARANJANA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang