Bagian 2

576 110 17
                                    

Dentingan jarum jam terus berjalan memenuhi nuansa keheningan kelas ini. Murid-murid sedang fokus mengerjakan beberapa soal yang telah diberi oleh guru mereka. Untuk saat ini, kelas Gisela lah yang paling ribut berbeda dengan kelas yang lain yang hening bagaikan taman kosong atau rumah kosong.

Kebetulan bu Sastri selaku guru mata pelajaran Matematika tidak hadir dikarenakan ada urusan mendadak dari kepala sekolah. Sontak, murid ipa 5 mengucap syukur karena tidak adanya mata pelajaran yang diajar oleh guru cerewet dan bermulut pedas itu. Meskipun ditinggal, bu Sastri akan memberikan tugasnya untuk dikumpulkan sebelum jam pulang sekolah.

Tapi itu tidak dipedulikan oleh anak ipa 5 terutama anak laki-laki, mereka malah asik bergerombol dibelakang entah membicarakan apa yang jelas mereka sedang bercerita-cerita tentang hidupnya. Termasuk, Jordy si anak baru. Anak lelaki ipa 5 memang berbeda dengan anak lelaki kelas lain, mereka lebih suka berkumpul untuk mengobrol kehidupan mereka dibandingkan main bareng alias mabar. Kegiatan ini membuat mereka merasa lebih akrab dan solit tentunya. Mungkin itu pikiran mereka.

Sementara anak perempuannya, lebih suka mengerjakan tugas dan bergosip tentunya. Selagi ada kesempatan kenapa tidak diambil kesempatan itu. Meskipun biang gosip tetapi mereka tidak akan pernah ikut campur apalagi menyebar fitnah. Mereka akan menyimpannya sendiri bersama kawan kelasnya. Kecuali, Gisela dan Karenina. Mereka lebih suka mengerjakan tugasnya dalam diam dan bertanya-tanya jika tidak mengerti cara apa yang mereka gunakan untuk soalnya. Ya, begitulah beberapa kegiatan murid 12 ipa 5 saat jam kosong.

"Lo beneran dari Makassar? Kok muka lo asli Jakarta banget" ujar pria berambut hitam sedikit bergelombang tersebut, sebut saja dia Faris.

"Gue asli Jakarta sebenernya cuman bokap gue harus pindah kesana buat kerja. Biasa nomaden gue hahaha" ujarnya seraya tertawa renyah. Semua teman lelakinya tertawa canggung mendengar ucapan pria tampan bertubuh tegap nan tinggi itu. Jordy yang menyadari berdehem sejenak dan kembali mendengar cerita-cerita teman kelasnya.

"Oiya gue denger abangnya si Gisela waktu hampir mau bunuh si David gara-gara si David hampir merkosa adeknya di gudang sekolah" ujar pria berambut coklat terang bername tag, Boby.

"Serius lo?!! Si Narendra?? Anjir kecil-kecil kekuatannya gede juga" ucap Hendra tak percaya.

"Tapi gue jadi si Rendra mah bener gue abisin si tuh bocah. Adek yang gue jaga harus dilecehin kayak gitu sama cowok brengsek kayak si David. Lo tau sendiri riwayat keburukan David di buku 'PENDOSA MURID SMA NUSANTARA' beruntung aja tuh bocah gak dikeluarin karena bapaknya wakil kepala sekolah. Gue jadi Gisela kasihan anjir, tuh anak mana tuna rungu terus hampir aja diperkosa sama cowok bajingan" ujar pria berambut dark blue bername tag Putra.

Semua murid ipa 5 mengangguk setuju karena nasib gadis cantik kelas mereka. Gisela memang dinobatkan sebagai gadis tercantik setelah Karenina, tidak hanya fisik namun hatinya pun cantik sekali. Meskipun memiliki kekurangan, Gisela akan membantu siapapun yang merasa kekurangan seperti dirinya. Mereka pernah melihat, Gisela akan memberikan uang sakunya untuk anak-anak pengemis dijalan. Sungguh mulia gadis itu.

Jordy yang mendengar kebingungan. Siapa Gisela? Siapa Narendra? Seperti kehilangan sebuah berita besar dari teman-teman seperjuangannya ini. Ia penasaran siapa yang baru dibicarakan teman-temannya ini. Mungkinkah gadis itu?, batinnya.

"Padahal Gisela cewek baik hati kayak malaikat, sayang aja harus dimanfaatin kekurangannya buat orang-orang brengsek kayak mereka" ujar Hendra.

"Kalian ngomongin siapa dah? Gue gak ngerti" ujar Jordy dengan raut wajah kebingungan. Semua teman lelakinya menatap Jordy sejenak dan tertawa serentak. Mereka melupakan teman barunya ini.

ELEGI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang