2 - Dirty Mind

926 76 6
                                    

AUTHOR'S NOTE:

Biasakan vote sebelum baca, dan komen setelah baca. Stop jadi silent readers!

Thanks! from Electric Blitz Club. ^^ (Ini sudah di edit)

Happy Reading!

*** Cannibal Restaurant-Capitulo 2 ***


Chef Tyrant sedang berada di puncak kejayaan.

          Ya, setelah 10 tahun berlalu, sekarang Tyrant sudah menjadi Chef yang selalu dielu-elukan oleh dunia. Dia masih muda, tampan dan banyak diincar oleh wanita di luar sana. Banyak restoran terkenal yang ingin mengontrak dirinya, namun selalu tidak berhasil sebab Tyrant dan Dave- sahabatnya, telah memiliki restoran sendiri.

          Tyrant sebenarnya ingin melepaskan diri dari Dave, namun sahabat tetaplah sahabat. Dia tidak ingin dinilai oleh Dave sebagai sahabat yang egois, yang tidak mementingkan perasaan sahabatnya sendiri.

          Dulu dave selau menjadi nomor satu, tapi sekarang sudah berbeda, karena Tyrant telah menjadi si nomor satu sedangkan Dave si nomor dua. Dave merasa biasa saja karena dirinya tidak seterkenal Tyrant, bagi dave mengelola restoran yang dibangun dengan Dave adalah fokusnya saat ini.

          Tyrant sedang berada di ruangannya melamunkan dirinya tengah menikmati kemewahan, harta dan kekuasaan. Dia telah dibutakan oleh uang dan ketenaran. Dia sudah tidak peduli lagi pada Dave.

          Sebenarnya banyak pemilik restoran terkenal meminta tolong kepada Tyrant untuk menyampaikan kepada dave apakah dave mau menjadi chef di restoran mereka. Dan Tyrant sangat benci mengetahui itu, dengan berbagai cara untuk menggagalkan Dave menjadi Chef terkenal. Dia mengatakan pada pemilik restoran terkenal bahwa Dave tidak mau karna Dave ingin bayaran yang sangat tinggi melebihi pendapatan yang diperoleh dari restoran tersebut.

          Sejak dari situlah orang-orang tidak ingin menawari Dave menjadi chef dan mereka beranggapan bahwa Dave adalah Chef yang sombong. Dave sama sekali tidak mengetahui bahwa Tyrant melakukan hal seperti itu dibelakangnya.

TOK TOK TOK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          "Ty, bolehkah aku masuk?" terdengar suara Dave memanggil dirinya dari luar ruangannya.

          "Masuk saja, Dave!" seru Tyrant sedikit berteriak. Dave pun muncul dari balik pintu dan menutup kembali pintu itu.

          "Hai, bro! Maaf mengganggu aktivitasmu. Bolehkah aku membicarakan sesuatu padamu?" tanya Dave ragu-ragu sembari ia duduk di kursi yang berhadapan dengan meja kerja Tyrant.

          Tyrant mengernyit bingung akan arah pembicaraan sahabatnya itu. "Membicarakan tentang apa Dave?"

          Dave berdehem sejenak untuk mengurangi rasa gugupnya. "Begini Ty, aku ingin meminjam uang padamu. Uangku sudah habis untuk membayar hutangku pada rentenir. Boleh?"

          "Berapa nominal yang kau butuhkan?" ucap Tyrant to the point, sudah sangat mengerti jika itu yang pria itu mau. Selalu saja Dave meminjam uang padanya, padahal uang yang mereka dapatkan nilainya sama, dan entah kemana uang itu lenyap dipakainya. Dari dulu Dave selalu seperti ini.

          "Aku hanya perlu lima puluh juta. Karena kemarin, aku tidak sengaja menabrak mobil orang lain, dan aku harus memperbaiki kerusakannya dengan harga lima puluh juta. Aku bingung Ty harus mencari uang kemana, hanya kau sahabat yang bisa kuandalkan." jelas Dave pelan dan penuh dengan kehati-hatian.

          Ya. Dave memerlukan uang 50 juta lagi agar genap menjadi seratus juta untuk operasi cangkok ginjal neneknya yang ginjalnya sudah parah dan harus segera di operasi. Dan operasi itu membutuhkan biaya yang cukup banyak, dimana belum lagi biaya untuk membayar obat-obatnya serta biaya rawat inap.

          Tyrant pun tak tega dan ia pun mengeluarkan check dari dalam laci meja kerjanya dan menulis nilai uang yang akan diberikannya. "Ini checknya. Tolong langsung kau perbaiki mobil itu dan jangan buat masalah lagi. Oke?"

          Dave luar biasa senang menerima check dari tangan Tyrant."Baiklah Ty, aku berjanji. Terima kasih banyak Ty." Tyrant pun menganggukkan kepalanya saja dan Dave pun berlalu keluar dari ruang kerja Tyrant.

          Tyrant tidak bisa tidak mengiyakan permintaan sobib kentalnya itu. Akan tetapi, sudut lain hatinya mengatakan bahwa ia sungguh dan sangat benci pada Dave, yang selalu tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya selama beberapa bulan terakhir ini. Dave seakan lupa pada janjinya dulu. Dia sering tidak terlihat di restoran, yang terlihat hanyalah beberapa Chef lain yang berada di dapur.

         Tyrant dan Dave sudah menjadi kepala bagian dapur. Mereka yang selalu mengawasi chef-chef dibawah mereka dan mereka juga yang mengajarkan menu-menu baru untuk restoran mereka.

          Tyrant jengah dengan sikap Dave. Terbersit di pikiran Tyrant untuk menginginkan restoran ini menjadi miliknya sendiri. Ya dia sudah menjadi orang yang serakah sekarang. Hanya untuknya dan dia tidak ingin berbagi dengan Dave. Tapi, tentu pastinya Dave tidak akan mau menyerahkannya begitu saja.

          Entah setan serakah mana yang merasuki Tyrant hingga muncul di dalam hatinya untuk membunuh Dave. Ya, itu cara agar restoran itu menjadi miliknya. Bagaimanapun caranya, dia harus memiliki restoran ini. Titik.

          "HAHAHAHAHAHAHA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          "HAHAHAHAHAHAHA...." tawanya menggelegar di dalam ruangannya yang kedap suara. Muncul seringaian di bibirnya. Wajahnya yang sedikit menyeramkan itu bertambah menjadi menyeramkan dengan tawa yang aneh itu.

Tbc.



Cannibal Restaurant (SATU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang