AUTHOR'S NOTE:
Biasakan vote sebelum baca, dan komen setelah baca. Stop jadi silent readers!Thanks! from Electric Blitz Club. ^^ (Ini sudah di edit)
Happy Reading!
*** Cannibal Restaurant - Capitulo 3 ***
Dave memasuki restoran dengan gembira seperti tidak akan terjadi sesuatu pada dirinya. Dave sangat senang akhirnya operasi neneknya berjalan lancar. Itu semua berkat Tyrant yang sudah berbaik hati meminjamkannya uang untuk operasi sang nenek.
Entah mengapa keuangannya menipis. Mungkin dikarenakan neneknya yang sedang sakit ginjal akut lalu harus mencuci darah sehingga menghabiskan banyak sekali uang. Pendapatan Dave juga tidak sebanding dengan pendapatan Tyrant. Karena sahabatnya itu punya beberapa pekerjaan lain disamping mengelola restoran ini.
Dave tidak seberuntung Tyrant yang ditawari oleh pemilik restoran terkenal dan mahal untuk menjadi Chef disana. Mengurus dan mengelola restoran ini saja sudah menjadi kebanggaan bagi dirinya. Dia hanya punya seorang nenek setelah orang tuanya meninggal sejak ia masih duduk di kelas 3 smp. Maka dari itu, Dave melanjutkan SMA-nya dan mencari pekerjaan sampingan di kota agar bisa memberikan kehidupan yang layak untuk neneknya yang saat ini telah menyelesaikan operasi ginjalnya.
Terlihat dari sudut restoran, sedari tadi ketika Dave telah masuk ke dalam restoran, ia menerima tatapan tajam dari seorang pria yang seperti hendak menerkam mangsanya, ya dia Tyrant. Dave masuk ke dalam dapur dan menyapa para pegawai dengan sapaan yang ceria seperti biasa.
Dia sangat berbeda dengan Tyrant. Dave pribadi yang hangat dan ceria sedangkan Tyrant merupakan sosok pria yang dinginnya melebihi kutub utara dan kurang bersahabat dengan orang lain kecuali dengan dave. Dave pun berlalu dari dapur setelah melihat kinerja pegawainya dan pergi ke ruangannya.
Dari belakang, Tyrant mengikuti Dave dengan membawa sebuah pisau di belakang badannya yang besar. Ini saat yang tepat untuk membunuh Dave, ucapnya yang senantiasa disertai bisikan iblis di dalam hatinya.
Dave pun masuk dan segera bersandar pada kursi kebesarannya serta membuka dokumen tentang grafik penjualan restoran milik mereka. Tyrant pun masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan itu mengejutkan Dave yang sudah serius membaca dokumen di tangannya.
"Ty.. Astaga! Kau membuat ku terkejut. Em, ada apa perlu apa ya Ty?" Dave menaikkan satu alisnya menandakan dia bingung kenapa Tyrant tiba-tiba datang ke ruangannya dan tidak mengetuk pintu terlebih dahulu. Itu tidak Tyrant sekali, pikir Dave saat itu.
Tyrant pun hanya diam. Ia tak menjawab pertanyaan dari Dave. Dia hanya menunjukkan senyum miringnya kepada Dave, dan Dave pun semakin bingung dengan sikap Tyrant yang seperti ini.
"Kau kenapa Ty? Apa kau sakit? Hey, kau tidak menjawabku sedari tadi!" ujar Dave, lalu menghampiri Tyrant dan mengecek keningnya, apakah Tyrant sedang mengalami demam atau tidak.
Namun Tyrant tetap diam. Saat ini, pikiran dan hatinya sudah dikuasai setan. Tyrant sendiri tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya. Dia langsung saja menunjukkan pisau yang tajam yang berada dalam genggaman tangannya ke hadapan Dave.
Dave pun yang sedang dilanda ketakukan dengan reflek memundurkan tubuhnya menjauhi Tyrant.
Kenapa Tyrant?
Untuk apa pisau itu? Apa jangan-jangan ia ingin membunuhku? Tapi... karena apa? Banyak pertanyaan berada di dalam kepala Dave. Hingga akhirnya Tyrant tepat berada di samping Dave dan hendak menyentuh permukaan kulit leher sahabatnya itu dengan pisau yang berada dalam genggaman tangannya."Ty, kau mau apa? Jangan berbuat yang macam macam Ty!" teriak Dave namun terdengar sangat kecil suaranya. Karena lagi-lagi lehernya seperti tercekat dan seluruh tubuhnya bergetar hebat, ia terus berjalan mundur selangkah demi selangkah untuk menjaga jarak dari Tyrant yang telah kerasukan setan.
"HAH? Aku ingin membunuhmu Dave... HAHAHAHAH....," tawa Tyrant terlihat buas. Dengan cepat ia bergerak maju ke hadapan Dave dan CUK... pisau itu menghunus tepat di perut. Dave merintih kesakitan.
"Ty... Ty... A-ada a.. pa denganmu? Ke-kenapa kau berbuat se-tega ini padaku? Aku kan sahabatmu?" ucap Dave lirih menahan sakit akibat tertusuk pisau yang masih setia tertanam dalam tubuhnya. Orang-orang di luar sana tidak tau apa yang terjadi di ruangan Dave karna ruangannya juga kedap suara -sama seperti ruangan kerja yang dipakai oleh Tyrant.
Tyran menatap bengis pada Dave, "Sahabat? CUEH! Aku bukan sahabatmu! Aku menginginkan restoran ini menjadi milikku... dan aku harus membunuhmu juga memutilasimu! Hahahah"
Dave menatap nanar pada Tyrant yang masih saja tertawa penuh kepuasan. Tangan Tyrant bergeletar, ia tidak menyangka bahwa ia bisa berbuat seperti itu pada Dave. Lagi-lagi ada yang mengendalikan dirinya.
Tyrant telah dikuasai ketakutan, kepanikan dan kegilaan. Dengan quick motion, tangannya bergerak sendiri menusuk pisau itu berkali-kali ke perut Dave. Setelah ia rasa pria itu sudah tak bernyawa, ia pun langsung memutilasi tubuh Dave secara membabi buta. Dia tidak peduli lagi kalau Dave itu manusia. Dia menganggap bahwa Dave itu seperti seonggok daging sapi yang akan dipotong-potong menjadi beberapa bagian untuk dimasak atau dijadikan sup yang lezat. Kelihatannya itu terdengar menjijikkan namun ia sudah dirasuki oleh kuasa kegelapan dalam hatinya hingga ia harus berbuat sekeji ini.
"Aku sudah membunuh Dave,, Aku sudah membunuh sahabatku sendiri ! Hahaha...... Kenapa aku? Aku pembunuh? Ya, tidak mengapa. Akhirnya, restoran ini sekarang jadi milikku. Hanya aku pemilik tunggal dari restoran ini!" ucap Tyrant dingin. Tawanya menggelegar memenuhi seisi restoran seperti orang gila. Tidak peduli bahwa ada yang mendengarnya atau tidak. Yang terpenting, selesai sudah hasrat untuk membunuh dan memutilasi sahabat tercintanya itu.
Usai tawanya mereda, Tyrant pun membawa potongan tubuh Dave yang berserak ke dapur untuk di bersihkan. Setelah potongan tubuh itu bersih, ia memasukkannya ke dalam lemari pendingin utama.
Saat malam tiba, saat seluruh pelayan dan koki sudah pulang Tyrant pun kemudian mencincang halus tubuh Dave dan memasukkannya ke lemari pendingin lain. Sudah hilang akal sehatnya, menaruh daging manusia ke dalam lemari es. Dan daging itu merupakan daging sahabatnya sendiri, Dave Hernant.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Cannibal Restaurant (SATU)
HorrorMana yg kau pilih: "Kekuasaan atau Persahabatan?" cover oleh @amighost © copyright 2015 Electric Blitz