4 - The Cruel Temptation

746 65 5
                                    

AUTHOR'S NOTE:

Oh ya, di vote dan di komen banyak-banyak ya teman teman. Soalnya bakalan ada extra part menceritakan tentang Dave Hernant. Last, tambahan lagi ada spoiler Cannibal Series ke-II yaitu Psikopat Stepfather. Itu kalau vote dan komen yang sudah memenuhi goal yang udah aku targetin. 

(Ini sudah di edit)

Happy Reading!

*** Cannibal Restaurant - Capitulo 4 ***

Semenjak dimana hari ia telah membunuh Dave, Tyrant terlihat biasa-biasa saja di Restoran. Seperti tidak pernah terjadi sesuatu. Oh benar sekali, ia seperti seorang aktor yang sangat hebat memainkan perannya.

          Chef lainnya sedang sibuk memasak di dapur, membuka kulkas yang berisikan daging-daging segar untuk dimasak, yang tak lain adalah tubuh Dave yang telah dicincang oleh Tyrant tadi malam.

          Chef lain tidak tahu-menahu tentang daging yang mereka masak adalah tubuh manusia, tanpa merasa bersalah mereka menghidangkannya untuk para tamu. Tyrant yang berada dalam kondisi labil, malah ikut-ikutan menikmati daging Dave yang menurutnya itu lezat. Bahkan lebih lezat dari daging ayam yang pernah dimakannya.

          Ya, dia seperti itu karena masih ada roh jahat yang menyelimuti hati dan pikirannya sehingga dia menjadi seorang Karnivora. Ia melahap daging itu seperti hewan buas yang sangat kelaparan dan perlu dipuaskan perut besarnya. Hal itu malah membuat restoran yang tadinya merosot omset penjualannya malah menjadi untung besar.

          Menu masakan 'Dave' itu menjadi terkenal dan lebih dimahalkan karena lezat dan gurih lebih gurih dari daging ayam atau daging apapun. Tyrant pun tidak menyangka hal ini akan terjadi. Hahaha.. sekian lama akhirnya aku berhasil meraup tambang emas.

          Mungkin hal ini gila dan menjijikan bagi kalian. Tapi, saking lezatnya daging 'Dave' itu, orang-orang tidak akan merasa bahwa yang mereka makan itu tubuh sebangsanya. Mereka telah menjadi manusia kanibal. Manusia makan manusia. Dunia mungkin sudah gila dan orang-orang yang berpusat pada peredarannya pun ikut merasakan dampak kegilaan yang dibuat oleh dunia. Ya, dunianya Tyrant Spencer.

****

          Setelah berbulan-bulan, para pelayan mulai mempertanyakan dimana keberadaan Dave. Namun selalu saja ada alasan yang dibuat-buat oleh Tyrant. Jika mereka berani bertanya sekali lagi maka Tyrant tidak segan-segan akan memecat mereka satu per satu.

          Karena tergiur oleh keuntungan yang didapat selama kurun 1 bulan ini, Tyrant mempelopori menu 'daging manusia' dengan sumber terdekat. Para pelayan satu-persatu ikut dimasak oleh Chef sama seperti nasib Dave yang dibunuh oleh Tyrant, daging mereka ada di mulut para tamu.

Oh my gosh, ini sungguh gila!

          Tyrant sepertinya juga sudah dimasuki oleh roh mamon, yaitu roh diperbudak oleh uang. Seolah-olah uang adalah suatu benda yang selalu dan selalu diincar oleh Tyrant sampai kapanpun. Matanya seakan berubah mejadi warna hijau yang bergambarkan lambang '$' di tengahnya. Dia tidak peduli kalau yang dibunuhnya itu merupakan sahabat baiknya ataupun para pegawainya yang sudah lama berbakti di restoran tersebut.

          Tyrant selalu mencari akal bagaimana cara membuat para pelayannya terjebak dalam misinya yang kotor ini. Aha! Tyrant mendapat sebuah ide yang cukup menggiurkan hasratnya untuk kembali membunuh.

          Strateginya kira-kira seperti ini. Sebelum restoran akan ditutup, dia akan menyuruh seorang pelayan –sesuai jadwalnya- untuk lembur mencuci piring dengan diimingi upah tambahan. Dan itu sangat menggiurkan bagi ludah mereka.

***

Malam harinya, salah satu dari pelayannya dipanggil Tyrant untuk ke ruangannya dan disitulah dia menjalankan aksi gilanya itu.

          "Tapi kenapa harus aku, Tuan? Itu melelahkan." Kata pelayan tersebut.

          "Sabarlah Ken, aku ingin menaikkan gajimu." Tyrant terus melakukan berbagai cara agar mangsanya dapat tergiur. Menaikkan gaji adalah salah satu cara dari seribu cara yang dimiliki olehnya.

          "Tuan, ini sudah malam sekali. Dan aku ingin benar-benar beristirahat. Kumohon, Tuan Tyrant." Pelayan itu masih dengan kukuh menolak permintaan Tyrant untuk lembur malam ini.

          "Ayolah, malam ini saja. Besok-besok, kau tidak akan ku suruh untuk mencuci piring lagi. Mau ya?" Tyrant terus memohon pada pelayan itu. Namun, si pelayan masih enggan menerima perintah dari tuannya itu. Tapi ada yang aneh dengan tuannya, lebih tepatnya apa yang ada di bahu Tyrant. Pelayan itu mengucek kedua matanya sekali lagi, apakah ia salah lihat atau tidak. Tapi.......

          "Tuan, apa yang ada di bahumu itu? Terlihat seperti usus?" kata pelayan tersebut sambil menunjuk ke arah bahu Tyrant.

          Tyrant pun langsung melihat ke arah bahunya. Tidak ada apa-apa disana. "Ha? Tidak ada. Kau pasti bercanda kan?" ucap Tyrant tidak percaya.

          "Aku tidak bercanda, Tuan. Ah! Itu kan Tuan Dave? Wajahnya kok terlihat pucat?" Tanya si pelayan yang bernama "Ken" itu. Lalu karena ketakutan setengah mati akan sosok Dave, ia pun segera berlari keluar dari ruangan itu, dan meninggalkan Tyrant sendirian disana.

          "Hei... jangan lari! Kau akan kujadikan santapandi restoran ini!" seru Tyrant sambil mengejar-ngejar pelayan tadi.

***

Cannibal Restaurant (SATU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang