7 - Pray for Dave and Tyrant

686 50 2
                                    

AUTHOR'S NOTE:

Aku cuma pengen bilang kalau beberapa chapter aku private acak. So, bagi yang ingin membaca cerita yang di private, harus follow aku dulu untuk bisa membacanya. Kalau sudah selesai dibaca, di vote atau di comment bisa meng-unfollow kembali misalnya nggak pengen berteman denganku lagi. Hiks'

Ini aku edit lagi. Sebenarnya mau buat ulang, tapi kulelah soalnya masih ada cerita di lapak lain yang nagih untuk di update.

Happy Reading!


**Cannibal Restaurant**


Tyrant tewas oleh tangan Dave dan tiada seorang pun yang tahu soal itu.

        Esoknya, Tyrant yang seharusnya menjadi daging cincang di lemari pendingin, terlihat mengawasi para pelayan, wajahnya tampak sangat pucat. Dave yang menghilang cukup lama, terlihat sedang bekerja di ruangannya. Para pelayan dan chef mulai merasa ada gelagat yang aneh dari kedua bosnya itu.

        "Mark.. kau merasa aneh tidak sih, kalau akhir-akhir ini Tn.Dave dan Tn.Tyrant sangat aneh. Lihat wajahnya, sangat pucat seperti mayat hidup." Bisik seorang pelayan perempuan kepada teman sesama pelayan disampingnya.

        "Iya sih, aku juga merasa aneh terhadap mereka. Bayangkan saja, Anne. Bulu kudukku tiba-tiba saja berdiri jika aku berhadapan dengan mereka berdua. Aku selalu seperti itu jika roh halus berada di sekitarku. Aku mempunyai kemampuan untuk merasakan adanya roh halus walaupun aku tak bisa melihat secara langsung." Mark mengendikkan bahunya.

        Anne memukul pundak Mark cukup keras. Ia tidak percaya akan perkataan Mark. "Ah kau ini. Tidak mungkin tuan kita itu makhluk halus, jelas-jelas mereka manusia sama seperti kita -- walaupun wajahnya pucat sekali. Sudahlah. Tidak usah berpikiran yang tidak-tidak, jika Tuan Dave dan Tuan Tyrant tahu kalau kita membicarakan mereka, maka kita bisa didepak dari restoran ini. Mari lanjutkan pekerjaan kita."

        "Baiklah.. baiklah manis.. tidak salah kan kalau aku berpendapat yang terpenting aku menyatakan apa yang dikatakan oleh hatiku. Ck!" Mark dan Anne pun melanjutkan kembali pekerjaan mereka.

        Seorang pria paruh baya berpakaian terusan berwarna putih, membawa sebuah kitab dan benda aneh di tangannya, berjalan memasuki sebuah Restoran bernamakan "DAVERANT RESTAURANT". Pria paruh baya itu merasakan ada hal yang tidak beres telah terjadi pada restoran ini. Ada yang janggal saja dalam perasaannya.

        Pria itu pun masuk ke dalam restoran. Tyrant yang tidak jauh dari pintu, langsung menyambut pria tadi dengan senyuman ramah. Namun, senyuman ramah itu luntur ketika melihat aura menyilaukan yang seakan membuat seluruh tubuh Tyrant. Dan pria paru baya hanya mematung di tempat setelah melihat sosok pucat yang ada di hadapannya.

        Dan seolah tersadar, pria paruh baya yang diketahui adalah seorang Pendeta ini terbelalak ketika yang dilihatnya adalah sosok mayat hidup yang dalam penglihatan rohaninya, wajah Tyrant yang dalam penglihatannya terlihat mengerikan dengan darah di sekujur wajahya dan tubuh yang seperti terbelah-belah dan menampakkan seluruh organ tubuhnya. Sedangkan Tyrant terkejut bahwa orang itu adalah satu-satunya orang yang harus dihindari, kalau tidak dirinya akan terancam bahaya api neraka. Ck, sekarang pun dia adalah iblis yang menyamar menjadi manusia.

Darimana datangnya Dave pun, kedua orang itu tidak tahu. Dave juga sama terkejutnya ketika melihat pendeta itu. Dan lebih terkejut melihat benda-benda yang dibawa olehnya. Dave dan Tyrant dengan kompak mengusir pendeta tersebut. Tapi sang pendeta tidak menyerah begitu saja. Ia terus-terusan datang ke restoran tersebut. Tyrant dan Dave jengah dan juga lelah mengusir kembali pendeta tersebut. Itu semakin aneh di mata para pelayan, chef juga pelanggan yang datang ke restoran.

Tyrant dan Dave menyuruh para pelayannya untuk mengusir pendeta tersebut.

"Pak, sebaiknya anda pergi dari restoran ini sebelum tuan kami marah. Tolong pak, jangan buat keributan di restoran ini." Ucap pelayan wanita yang disuruh oleh Dave dan Tyrant, dengan tidak enak hati.

"Maaf Nona, tapi ini menyangkut apa yang terjadi di restoran kalian. Sangatlah penting untuk kalian mengetahuinya. Restoran ini tdak aman!" bisik Pendeta tersebut, agar tidak terdengar oleh manusia-manusia pucat itu.

Sang pelayan wanita bingung akan ucapan pendeta. "Maksud bapak apa ya? Mengapa restoran ini tidak aman?" tanya pelayan itu kebingungan. Matanya menatap harap untuk mendapat penjelasan dari Pak pendeta.

Pendeta itu pun akhirnya menceritakan apa yang bisa dilihat dari mata rohaninya. Pelayan itu menggeleng tak percaya. Oh Tuhan, mengapa tuannya bisa melakukan tindakan seperti itu dan terlebih lagi oleh hal yang menjijikan baginya.

Akhirnya, pendeta tersebut ingin mengadakan ritual di restoran dan si pelayan pun mengiyakannya. Ini semata-mata dilakukannya agar permasalahan di restoran dan bosnya cepat selesai. Ia ingin keadaan kembali normal seperti sedia kala. Dengan sebuah ritual komunikasi dengan roh, semua pun terungkap. Roh Tyrant dan Dave menjelaskan semua yang terjadi. Termasuk masakan daging manusia.

tbc.

Cannibal Restaurant (SATU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang