AUTHOR'S NOTE:
Please vote dan commentnya. Dan jangan coba-coba untuk meng-copas cerita ini. Soalnya mataku ini ada banyak loh.
ini sudah aku edit lagi.
WARNING! Part ini sangat pendek sekali. So, nggak ada yang kepotong atau gimana.
Happy Reading!
***Cannibal Restaurant***
Akhirnya, si pelayan itu pun berhasil keluar dari restoran yang menyeramkan. "Hosh-hosh... Akhirnya aku bisa lari dari manusia gila itu. Terima kasih ya Tuhan, Kau sudah menolong aku." Ujarnya merasa lega. Tyrant tidak mengejarnya lagi. Artinya, ia sudah bebas sekarang.
Ken tidak habis pikir kenapa bosnya itu sudah menjadi gila. Dalam hatinya ia sungguh kasihan kepada Tuannya, Dave yang ternyata dibunuh oleh sahabat Tuannya sendiri. Dan lagi, dia pun akan jadi korban selanjutnya. Beruntung Tuhan masih begitu baik padanya sehingga ia tidak jadi menjadi korban santapan untuk para tamu. Walaupun dia di gaji besar untuk hal itu, tapi untuk apa jikalau ia mendapat uang dia sudah mati duluan. Sungguh merupakan hal yang dianggapnya sia-sia saja.
Lain halnya ketika di restoran, Tyrant berdecak kesal karena tidak mendapat buruan untuk dijadikannya tumbal untuk menu restorannya.
"Huh! Tinggal sedikit lagi, pasti aku bisa mendapatkan tubuh pelayan bodoh itu dan menjadikannya sebagai hidangan untuk para tamu besok. Tapi, kenapa dia mengatakan kalau si mati -Dave- berada di bahuku? Ah, tidak mungkin." Gelengnya ragu. "Mana ada orang yang sudah mati bisa hidup kembali. Brengsek lah! Ah malam ini aku sudah gagal mendapat keuntungan yang besar!" Umpat Tyrant.
Tyrant memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Malam ini adalah malam yang membuat ia semakin depresi, karena besok pun ia bingung harus menghidangkan menu apa untuk tamu-tamu yang menjadi tambang emasnya.
Srek..gresek.. gresek...
Entah kenapa, Tyrant tiba-tiba mendengar suara gesekan kertas. Bulu kuduknya meremang seketika. Dilihatnya sekitarnya tapi tak ada siapapun. Dia semakin bergidik ngeri.
Srek gresek.. Haciuww.. Sshhh...
Kembali lagi terrdengar suara gesekan namun disertai dengan suara orang yang sedang bersin. Tyrant beranjak dari tempat duduknya dan mulai memberanikan dirinya untuk mencari asal suara tersebut.
Siuwww!!!
Tyrant merasakan ada sesuatu yang lewat dibelakangnya. Buktinya saja, tiba-tiba bulu-bulu di tengkuknya berdiri tegak. Ok Ty, beranikan dirimu. Kau tidak punya rasa takut kan? Malah setan yang kan takut terhadapmu, bisiknya menenangkan diri.
Sesuatu itu lewat lagi dibelakangnya. Kali ini Tyrant mencoba menoleh ke belakang. Seperti ada bayangan seseorang yang menuju dapur. Tyrant mengikuti bayangan itu ke dapur tapi seseorang itu lewat lagi dibelakangnya.
"Hei! Hentikan semua ini! Keluarlah.. Jangan seperti pengecut!!" bentak Tyrant dengan suara yang sarat akan ketakutan.
PRANG.. PLUK...PRANG..
Terdengar suara ricuh di dapur. Tyrant bergegas ke sana. Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh ke wastafel di dapur. Tyrant mengamati kedalam air di wastafel.
Dari genangan air itu tiba-tiba............
*t*b*c*
KAMU SEDANG MEMBACA
Cannibal Restaurant (SATU)
TerrorMana yg kau pilih: "Kekuasaan atau Persahabatan?" cover oleh @amighost © copyright 2015 Electric Blitz