Satu Minggu Kemudian..
Davikah berlari masuk ke dalam kamar Mew dan juga Gulf di pagi hari saat Mew dan Gulf sedang melakukan sex di kamar mandi. Davikah mendengar suara Mew dan juga Gulf yang sedang berada di dalam kamar mandi. Suara desahan Mew dan Gulf yang saling bersaut-sautan membuat Davikah risih dan langsung membuka pintu kamar mandi itu. Davikah yang melihat Mew dan Gulf yang sedang bercinta hanya menatap Mew dan Gulf dengan tatapan biasa. Davikah langsung berjalan masuk dan mendorong Gulf dan menyuruhnya menyingkir dari atas tubuh Mew.
"Ada apa sayang? Kenapa menyuruh dia menyingkir?" Tanya Mew
"Aku membawa kabar bagus untuk kita berdua." Kata Davikah yang langsung naik keatas pangkuan Mew lalu memeluk Mew dengan erat.
"Apa itu?" Tanya Mew
"Aku diterima S2 di Stanford University, kita berdua bisa pindah ke California." Kata Davikah.
"Ta-tapi..."
"Ada apa? Bukankah kita sudah membicarakan hal ini Phi? Kau mengatakan akan mengikuti aku kemanapun aku pergi karena kau mencintaiku kan?"
"Ma-maaf, tapi bisnisku sedang berkembang di Thailand, aku tidak bisa begitu saja meninggalkannya."
Davikah melepas pelukannya dan langsung turun dari atas pangkuan Mew. Davikah menatap kedua mata Mew dengan tatapan tajam. Davikah telah menunggu saat-saat ini, dimana mereka berdua akan pindah bersama dan menjalani kehidupan hanya berdua di luar negeri.
"Kita akan membicarakannya nanti." Kata Davikah yang langsung keluar dari dalam kamar mandi itu.
Mew menutup kedua matanya dan menghela nafasnya dengan kasar. Mew tidak pernah mengatakan 'tidak' kepada Davikah sehingga membuat Davikah tidak bisa menerima ketika Mew mangatakan 'tidak' kepadanya. Gulf yang melihat Mew yang terlihat sangat depresi langsung membersihkan tubuh Mew yang masih dipenuhi sabun dengan air lalu memakaikan bathrobe. Setelah mereka berdua keluar dari kamar mandi, mereka berdua langsung masuk ke dalam ruang ganti. Gulf langsung membantu Mew memakai pakaiannya.
"Ap-apakah Tuan akan pergi ke Amerika bersama Nona Davikah?" Tanya Gulf yang sedikit merasa takut.
"Kenapa? Apa kau berpikir aku akan meninggalkanmu sendirian di sini dan membiarkanmu hidup bersenang-senang dengan hartaku? Ingat kau adalah pelayanku!! Kau pelayan yang harus melayaniku 24 jam!!" Kata Mew
"Baik Tuan." Kata Gulf
Gulf tidak berani lagi bertanya kepada Mew setelah Mew membentaknya. Sejujurnya saja kehidupan Gulf mungkin akan sedikit lebih mudah dilalui jika Mew benar-benar pergi bersama Davikah karena Gulf tidak harus melayani Mew yang mengidap penyakit hiperseks. Gulf benar-benar merasa lelah karena terus melayani Mew hingga tak memiliki waktu menjenguk Mamanya di Rumah Sakit.
"Kau mau apa?" Tanya Mew yang langsung menghentikan kegiatan Gulf yang akan membuka bartrobenya dan menggantinya dengan pakaian.
"Me-makai baju, Tuan." Kata Gulf
"Tidak perlu menggantinya karena setelah aku menemui Davikah, kita akan melanjutkan kegiatan kita berdua di dalam kamar mandi tadi." Kata Mew
"Ba-baiklah Tuan."
Gulf berjalan keluar mengantarkan Mew ke kamar Davikah. Gulf membukakan pintu kamar itu lalu mendorong kursi roda Mew ke dalam ruangan itu. Gulf tidak melihat Davikah di sekeliling kamarnya namun mendengar suara Davikah yang sedang bernyanyi di dalam kamar mandi.
"Kenapa aku menjalani kehidupan yang seperti ini? Aku mengantarkan suamiku untuk berselingkuh dengan orang lain." Batin Gulf
Setelah mengantarkan Mew ke dalam kamar Davikah, Gulf kembali ke dalam kamarnya dengan Mew dan menyiapkan beberapa stock kondom di atas meja nakas. Gulf tiba-tiba saja merasa haus. Gulf yang berjalan melewati kamar Davikah sedikit tersentak kaget ketika mendengar suara desahan Davikah yang sangat keras dari arah dalam kamar Davikah.
"Aku tidak percaya mereka berdua melakukannya beberapa detik setelah kepergianku. Mereka benar-benar pasangan yang unik." Batin Gulf
Gulf berjalan turun mengabaikan dua orang yang sedang memadu kasih itu. Gulf sedikit merasa sakit walaupun Gulf belum mencintai Mew sama sekali namun Gulf harus mencoba terbiasa berbagi suami dengan orang lain, salah bukan orang lain melainkan dengan adik iparnya sendiri. Sesampainya Gulf di dapur, Gulf langsung mengambil gelas di atas meja dan menuangkan air ke dalam gelas ini. Gulf meminum air yang telah berada di gelas itu sambil melihat sekelilingnya.
"Aku belum sempat berkeliling rumah ini ketika sampai disini. Mew langsung mengurungku di dalam kamar setelah acara pernikahan kami berdua." Batin Gulf yang melihat seluruh design interior dapur itu.
"Rumah ini sangat indah dan sangat elegan." Kata Gulf yang sibuk mengagumi design interior beberapa ruangan di rumah itu.
Setelah Gulf menghilangkan dahaganya, Gulf langsung berjalan kembali masuk ke dalam kamar. Ketika lewat di depan kamar Davikah, Gulf sudah tak lagi mendengar suara desahan Davikah.
"Apakah mereka berdua telah selesai melakukannya?" Tanya Gulf dalam batin.
Ketika Gulf masuk ke dalam kamar, Gulf tersentak kaget ketika melihat Mew yang kini sudah berada di dalam kamar dan sedang menatapnya dengan tajam.
"Kau habis darimana huh? Aku menyuruhmu menunggu di kamar!!!"
"Maaf Tuan, tapi Gulf haus."
"Banyak alasan!!" Kata Mew
"Ma-maafkan saya Tuan." Kata Gulf
Mew yang masih merasa kesal kepada Gulf kini menyuruh Gulf untuk membantunya duduk di atas kasur. Setelah itu, Mew menyuruh Gulf untuk duduk di sampingnya dan menemaninya membaca buku dan beberapa dokumen. Tanpa sadar Gulf yang merasa bosan akhirnya tertidur dan menyandarkan kepalanya ke bahu Mew.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Without You is Empty (END)
Fiksi PenggemarGulf Kanawut yang terbiasa hidup dengan harta yang berlimpah harus jatuh ke jurang paling dalam kehidupan ketika mengetahui Ayahnya terlibat kasus korupsi dan pencucian uang. Gulf dipaksa harus bekerja untuk membayar semua utang-utang perusahaan nam...