Part 6

16K 614 98
                                    

Happy Reading.









Ghena membalik badannya tanpa melepas pelukan Kenzie di perutnya. Kini keduanya bertatapan. Ghena bisa melihat wajah Kenzie menampilkan keraguan. Ghena merasa gugup, pikirannya bertanya-tanya, apa yang akan Kenzie sampaikan padanya?

"Kau harus berjanji, setelah ini kau tidak akan meninggalkanku, tidak akan menghindariku lagi seperti sebelumnya," ucap Kenzie sambil mengelus rambut Ghena dengan satu tangannya.

Mendadak Ghena tidak mampu mengeluarkan suaranya, dirinya ragu untuk berjanji. Ghena takut apa yang Kenzie sampaikan tidak sesuai dengan harapan, atau keinginannya. Ghena takut apa yang akan dirinya dengar akan menyakiti hatinya.

"Promise me, Honey. Please," ucap Kenzie memohon, melihat Ghena hanya diam. Baru kali ini Kenzie memohon pada seseorang, terutama pada seorang perempuan.

"Katakan dulu. Baru setelah itu aku bisa menentukan," balas Ghena serius.

Kenzie menghela napas, dirinya menatap Ghena lekat. "Aku tahu, pasti cepat atau lambat kau akan menanyakan apa hubungan kita. Jadi sebelum kau menanyakan itu, aku mau memberitahumu kalau aku tidak bisa mengikat hubungan kita ke jenjang apa pun. Kekasih, atau lebih dari itu," ucap Kenzie serius.

Ghena terdiam, mencoba mencerna semua ucapan Kenzie. Jujur dirinya juga tidak berpikir memiliki hubungan dengan Kenzie. Banyak sekali hal yang membuat dirinya dan Kenzie tidak bisa bersama.

Dari mulai jarak usia yang cukup jauh, siapa Kenzie, dan lainnya. Akan sangat sulit untuk dirinya dan Kenzie bersatu, Ghena tahu itu.

"Aku sudah tidak percaya cinta, Honey, tapi aku tidak mau kehilanganmu. Mungkin untuk saat ini hubungan kita hanya bisa disebut partner." Kenzie kembali berucap, karena melihat Ghena masih tetap diam.

"Apa aku boleh memiliki kekasih?" tanya Ghena akhirnya.

"Of course not. Aku tidak suka berbagi, Honey. Please, untuk saat ini biarkan hubungan kita seperti ini," jawab Kenzie lirih.

"Sampai kapan?" Ghena kembali bertanya, sejujurnya dirinya juga tidak rela kalau sampai Kenzie memiliki kekasih.

"Aku tidak bisa menentukan. Tapi aku mohon, kita jalani sama-sama. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya," jawab Kenzie.

Ghena kembali terdiam untuk berpikir. Ghena juga belum siap terikat dalam suatu hubungan, banyak hal yang ingin dirinya capai.

Kuliah di London adalah pilihan yang tidak mudah, terasa sangat sulit, karena dirinya jauh dari orang tua. Ghena tidak ingin apa yang sudah dirinya capai runtuh begitu saja.

"Okay. Kita coba jalani, mengikuti apa yang akan terjadi. Tapi aku harap, saat salah satu di antara kita ingin berhenti, maka semuanya berakhir," ucap Ghena serius.

Kali ini Kenzie yang terdiam. Membayangkan Ghena mengakhiri hubungan, rasanya dirinya tidak akan sanggup. Tapi ini keinginannya, dan Ghena sudah setuju, berarti kali ini giliran dirinya yang harus setuju dengan keinginan Ghena.

"Okay, deal," balas Kenzie.

***

Hot Sweet [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang