Part 7

13.3K 548 24
                                    

Happy Reading.









Merengkuh pinggang Ghena dengan tangan kirinya, membuat tubuhnya dan Ghena menempel, Kenzie mengumpat dalam hatinya saat merasakan puting payudara Ghena mengenai dadanya, karena dirinya shirtless.

Napas Kenzie mulai memberat, tapi dirinya berhasil mengendalikan diri. Kenzie mengelus pipi Ghena dengan tangan kananya, membuat Ghena langsung memejamkan matanya.

"Aku tidak masalah kau pakai apa pun. Tapi aku tidak suka tubuhmu dilihat orang lain," ucap Kenzie dengan suara lembut.

Ghena kembali membuka matanya, menatap Kenzie lekat. Ghena tahu ini hanya perhatian Kenzie untuknya, bukan perasaan cinta. Ghena pun tidak berharap Kenzie mencintainya.

Ghena sudah memutuskan akan membiarkan hubungannya dengan Kenzie berjalan seperti apa yang Kenzie inginkan. Ghena menghela napas pelan untuk menyadarkan dirinya.

"Akan aku usahakan pakai pakaian yang lebih benar," balas Ghena tersenyum.

Kenzie tersenyum mendengarnya, lalu langsung mengecup singkat bibir Ghena.

"Thanks, Honey," ucap Kenzie. Ghena mengangguk pelan.

"Tadi apa saja yang kau lakukan bersama Flo?" tanya Kenzie sambil menggendong Ghena di depan, membuat Ghena terpekik langsung memeluk Kenzie.

"Perawatan di salon, sama belanja," jawab Ghena.

Kenzie duduk di pinggir ranjang dengan Ghena di pangkuannya. Berdekatan dengan Ghena selalu membuat Kenzie merasa nyaman. Bagi Kenzie, Ghena seperti magnet yang begitu kuat. Kenzie merasa selalu ingin berdekatan dengan Ghena.

Keduanya bertatapan. Namun tiba-tiba, Kenzie menurunkan Ghena, membuat Ghena mengerutkan keningnya.

"Tunggu sebentar," ucap Kenzie.

Ghena melihat Kenzie melangkah ke arah nakas, lalu mengambil dompet di sana. Ghena hanya diam memperhatikan Kenzie.

"Untukmu."

Kenzie menyodorkan black card ke hadapan Ghena, membuat Ghena bingung. Ghena hanya diam menatap Kenzie, tidak mengambil black card itu.

"Kenapa hanya diam?" tanya Kenzie.

"Itu buat apa?" Ghena balik bertanya.

"Terserah kau mau buat apa," jawab Kenzie.

Kening Ghena semakin berkerut, dan akhirnya Ghena mengerti. Bukan senang, Ghena justru tersenyum sinis.

"Aku bukan jalang, Uncle," desis Ghena.

"Aku tidak menganggapmu jalang," sahut Kenzie.

"Lalu apa? Aku tidak butuh uang atau apa pun darimu, Uncle," tanya Ghena.

Kenzie menghela napas, kenapa bisa-bisanya Ghena berpikir seperti itu? Dirinya hanya ingin memberikan Ghena apa yang dirinya bisa berikan, tidak ada niat menganggap Ghena jalang.

"Kau salah paham, Honey. Aku hanya ingin memberikan apa yang bisa aku berikan," jawab Kenzie berusaha sabar.

"Aku tidak perlu itu, Uncle," ucap Ghena.

Hot Sweet [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang