• Family Time •

80 4 4
                                    

Matahari muncul dengan sinarnya yang terik. Meski masih pagi, cuaca hari ini cukup cerah.

Aluna, Genta, dan Wirda--Mama Genta dan Luna, hari ini akan pergi ke salah satu tempat wisata. Untuk sekedar menghabiskan waktu bersama. Karena mereka sudah lama tidak jalan-jalan bertiga.

"Kalian mau ajak Mama kemana sih?" tanya Wirda seraya menyantap sarapan bersama Aluna dan Genta.

"Kita jalan-jalan keliling Jakarta pasti seru banget Ma," jawab Aluna dengan terkekeh.

Wirda sedikit syok mendengar jawaban Aluna. "Kalau gak ada tujuan yang jelas, Mama gak ya!" lanjutnya.

"Gak lah Ma, jangan percaya sama alien satu itu. Orangnya suka ngaco. Kita mau ajak Mama ke suatu tempat yang di mana Mama bakal suka banget," Genta masih tidak memberi tahu lokasi tepatnya ke sang mama.

"Siapa yang lo maksud alien? Gue?" tanya Aluna.

"Bagus kalau lo nyadar!"

"Sembarang lo Bang! Nama gue udah bagus-bagus Aluna, malah lo panggil gue alien. Alien sama gue beda jauh, dia bentukannya gak jelas. Gue mah cantik kemana-mana," ujar Aluna tidak terima.

"Cih! Pede banget."

"Udah-udah. Kalian ini kalau ketemu gak pernah akur, kalau gak ketemu pada nyariin. Mama bingung sama kalian," ujar Mama Wirda heran.

"Yaudah jadi berangkat jam berapa kita?" tanya Aluna memastikan.

"Jam 9." balas Genta santai

Setelah ketiganya selesai sarapan, mereka menuju kamar masing-masing dan mempersiapkan diri untuk jalan-jalan nanti. Baru saja akan menuju kamar, bel rumah berbunyi cukup nyaring.

"Tumben, pagi-pagi ada tamu?" ujar Mama Wirda bertanya-tanya.

"Biar Aluna aja yang bukain Ma," sahut Luna kepada sang Mama.

Mama Wirda mengangguk mengiyakan. Kemudian, Aluna berjalan menuju depan untuk membukakan pintu.

Pintu akhirnya terbuka dan berdirilah seorang gadis yang sepertinya seumuran dengan Genta.

"Hai," gadis dengan rambut lurus berwarna hitam kecoklatan itu menyapa Aluna dengan sopan. "Kenalin, aku Mikha. Tetangga baru kamu. Kebetulan baru pindah 2 hari lalu."

"Hai juga. Aku Aluna, salam kenal," Aluna membalas uluran tangan Mikha yang mengajaknya berkenalan.

"Lun! Siapa sih tam-----" kedatangan Genta membuat Aluna hampir berteriak karena kaget.

"Anjir. Bisa gak sih Bang, lo kalau datang ngomong pelan? Suka banget ngagetin orang," kesal Aluna.

Wirda yang mendengar keributan anak-anaknya bercekcok langsung menghampiri. "Ini ada apa lagi sih kalian?" ucapan Wirda terhenti tatkala melihat tamu yang masih berdiri di depan pintu sembari membawa satu paper bag.

"Loh ini siapa? Temannya Aluna atau Genta? Kalo ada tamu itu disuruh masuk. Jangan didiemin kaya gitu. Namanya gak sopan."

"Gak papa kok Tante. Lagian saya cuma ngasih bingkisan sedikit untuk Tante dan keluarga. Saya Mikha, tetangga baru depan rumah Tante. Kebetulan baru pindah dua hari lalu. Ini bingkisan sebagai syukuran dari saya dan keluarga karena kepindahan rumah," jelas Mikha panjang lebar.

"Oh.. jadi kamu tetangga depan ya? Terima kasih banyak ya Mikha, semoga kamu betah tinggal di komplek perumahan elit ini. Kalau perlu apa-apa, kamu bisa minta tolong ke Tante," ujar Wirda.

"Terima kasih banyak Tan," balas Mikha dengan sangat sopan. "Kalau gitu Mikha pamit dulu, masih ada beberapa hal yang perlu Mikha urus di rumah. Lain kali, kita sambung lagi."

ALGENTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang