Hi bestie-bestie online aku, pembaca setia Algenta. Gimana kabarnya hari ini? Aku harap kalian selalu baik-baik saja ya. Kalau banyak masalah, cari solusinya pelan-pelan aja, jangan ada niat untuk mengakhiri hidup karena masih banyak tempat-tempat indah yang harus kalian kunjungi lohhh😊🤍 Semangat ya menjalani kehidupan di semesta yang selalu penuh plot twist ini, semoga selalu dikuatkan atas apapun yang sedang kalian hadapi saat ini.
Anyway, Selamat Hari Raya Idul Fitri, Taqobbalallahu Minna Waminkum. Mohon maaf lahir dan batin ya semuanya, maafin aku kalau selama ini aku banyak salahnya ke kalian. Oiya, jangan lupa untuk vote ceritaku ya bestie, terima kasih banyak<3
✨✨
Mendapati berita menghebohkan dari Aluna itu, tentu saja membuat ketiga orang lainnya dari Fernando Corps ini berkumpul, Genta, Zea, dan Jeffran. Mereka mengadakan pertemuan di Zea's private room setelah sekian lama mereka tidak membicarakan hal serius. Terlebih kasus kematian Fernando yang tidak jelas beberapa tahun yang lalu. Ditambah lagi si bungsu Aluna, yang sok ngide menambah orang baru untuk turut andil dalam penyelidikan di luar orang kepercayaan Fernando Corps.
"Lun, lo bener-bener udah yakin sama temen lo ini?" tanya Jeffran memastikan. "Kita gak pernah tahu gimana busuknya orang, bisa jadi semua yang lo lihat selama ini itu palsu karena kata lo kan Binar bukan orang sembarangan, jadi gak mungkin dia segampang itu cerita tentang kehidupan pribadinya ke orang yang baru dia kenal beberapa bulan."
Aluna sedikit meresa tersinggung, "Lo ngeremehin skill intel gue bang? Ya lo kan seorang hacker, kalo lo gak percaya sama gue, kenapa gak lo hack aja semua data orang itu? toh gue juga udah kasih kan informasi banyak soal Binar." tegasnya.
"Gue bukannya gak percaya sama lo Lun, gue juga gak pernah ngeremehin skill intel lo. gue tahu itu emang passion lo. gue cuma gak mau lo salah masukin orang. ibaratnya, lo bawa masuk orang yang baru lo kenal ke rumah dan lo anggap dia bagian dari rumah itu."
"UDAH, CUKUP!" teriak Zea. "Tujuan gue ngumpulin kalian di sini bukan untuk berdebat lagi soal pendapat. Gue mau kita di sini musyawarah, bikin strategi baru dan bentuk tim baru buat nyelidikin kasus Om Nando. Gue paham Jeffran khawatir dan gue juga paham Aluna punya pendapat yang kevalidannya udah dia uji sendiri. Gak ada salahnya kita nambah orang baru di tim ini, toh Genta juga setuju karena dia udah pernah ketemu Binar sebelumnya. Jadi, kalo lo masih belum percaya juga lo boleh kok Jef, hack akun Binar atau data dia supaya lo lebih percaya sama Aluna."
Dengan sedikit kesal, Jeffran akhirnya setuju untuk menambah anggota baru. Kini mereka sekarang akan menjadi 5 orang.
Setelah akhirnya mereka berempat menemukan titik terang perdebatan ide-ide, mereka telah mencapai mufakat dari segala pendapat yang keluar. Sekarang tugas Aluna adalah mengundang Binar untuk datang langsung ke Restoran Zea.
✨✨
"Sebenarnya ada apa Lun lo ngajak gue ketemuan di restoran segala? Ada yang mau lo ceritain ke gue? Mana tempatnya private banget, VIP ya?" tanya Binar setelah sampai di restoran Zea dan duduk di salah satu meja khusus pelanggan VIP."
"Lo mau pesan apa Bi? Bilang aja nanti gue yang bayarin." jawab Aluna sembari menyerahkan buku menu.
"Seriusan ini lo yang mau bayarin?"
Aluna mengangguk.
Binar membalas anggukan Aluna dengan senyum. Kemudian Binar menelusuri beberapa menu yang tertera dan pilihannya jatuh pada pasta dan mango juice ice. Dan Aluna hanya memesan nasi goreng dengan lemon tea ice, minuman favoritnya ketika siang hari.
"Jadi, apa yang mau lo omongin sampe ngundang ke tempat private segala?"
Aluna mulai menceritakan dari awal tentang ayahnya, hingga kejadian yang menimpa ayahnya bahwa laporan yang dibuat waktu itu palsu. Kemudian Aluna langsung membicarakan maksudnya kepada Binar bahwa ia mengajak Binar bergabung ke dalam agensi yang cukup besar itu.
"Hah gimana? Jadi lo anak bungsu dari keluarga Fernando Corps? Gak nyangka gue bisa sahabatan sama keluarga ini." Binar merasa sangat kagum kepada agensi itu terlihat jelas dari matanya yang menunjukkan kekaguman sampai tidak mampu berkata-kata lagi.
"Why?" tanya Aluna.
"Lo tahu, bokap gue selalu pengen suatu saat nanti bisa bertemu atau bersahabat dengan keluarga dari Fernando Corps. Fernando Corps dulu juga menjadi salah satu penyumbang dana terbesar untuk perusahaan bokap yang sekarang bisa berdiri di Paris. Kata bokap, keluarga besar direktur resmi Fernando Corps itu tidak pernah di upload pada media manapun. Bahkan ketika beliau meninggal dunia keluarganya tidak ada yang terliput berita."
"Karena itu kemauan gue sama bang Genta sih yang gak mau di ekspos media. Karena gak mau jadi orang famous yang kemana-mana harus jadi pusat perhatian dan merasa kayak gak ada privasinya, kita maunya jadi orang yang biasa-biasa aja."
Hal itu membuat Binar semakin kagum. "Terus sekarang lo nawarin gue untuk bergabung di agensi besar ini? untuk mambantu penyelidikan kasus bokap lo? Lo gak salah pilih orang kan? Kenapa gue, kenapa bisa orang yang baru lo kenal? Kenapa bukan manda, sahabat yang udah lo anggap saudara?" beberapa pertanyaan itu terlontar dari mulut Binar yang biasanya tidak pernah banyak bertanya dan tidak secerewet ini.
"Banyak bacot deh. Gue milih lo karena berarti lo pantas Bi. Dan gue lebih yakin sama lo daripada Manda yang walaupun gue udah kenal sama dia lebih lama," ujar Aluna.
Binar sangat bahagia mendapat amanah untuk bergabung bersama Fernando Corps.
"Gue minta lo jangan ngomong soal ini ke Manda atau ke siapapun itu termasuk keluarga lo. Karena tim ini nantinya adalah tim rahasia, jadi gue berharap lo bisa ngerti. Walaupun gue tahu lo sebahagia itu dan pengen ngabarin keluarga lo, but please jangan sekarang."
Binar pun mengerti dan akan menjaga amanah itu. Karena baginya, bisa bergabung menjadi bagian dari Fernando Corps adalah suatu kebanggaan dan Binar bisa menjadi bagian dari itu dengan sangat mudah karena adanya kesempatan.
✨✨
Aluna sudah membawa Binar ke private room Zea yang tentunya untuk memperkenalkan diri dan juga memperkenalkan siapa saja keempat tim penyelidik lainnya.
"So, your name is Binar not Levvi, right?" tanya Genta dengan senyuman mengintimidasi.
"I'm so sorry kak, gue cuma gak mau lo kenal gue sebagai Binar aja, gak ada maksud untuk berbohong." jawab Binar sembari menundukkan kepala karena merasa bersalah.
"it's okay, it's fine." balas Genta sambil menepuk pelan bahu Binar.
Aluna berdehem, "udah punya Kak Zea bang." ujar Aluna jengkel.
Sementara Jeffran tidak berhenti menatap gadis manis itu sedari Binar memperkenalkan diri hingga detik ini.
"Kenapa lo Jef gitu amat ngelihatnya? Tertarik lo?" tanya Zea.
"Gue gak bakal tertarik sama cewek kayak Binar, dia bukan tipe gue," jawabnya.
"Catat ya, bukan tipe gue! Kalo sampai Bang Jeffran jatuh cinta sama Binar, berarti kemakan omongan sendiri."
"Awal mulanya sih biasanya gitu, benci jadi cinta." kini Genta ikut meledek Jeffran.
"Diem, anjing! Ngapa lo ikut-ikutan sih," balas Jeffran pada Genta. "Mending bahas plan kita selanjutnya apaan daripada bahas sesuatu yang harusnya gak dibahas."
Mereka berempat setuju dengan ucapan Jeffran. Lalu mereka sekarang membuat planning A. B dan C. Menyiasati apalagi plan pertama gagal. Setelah rencana baru mereka terbentuk dan disepakati, mereka menjalankan rencana tersebut mulai esok hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGENTA
Mystery / ThrillerFOLLOW DULU SEBELUM BACA ⚠️CERITA INI TERDAPAT UNSUR KEKERASAN, MOHON BIJAK SEBAGAI PEMBACA ⚠️ SILAHKAN PECAHKAN TEKA-TEKI DI SINI ⚠️DILARANG MEMBAWA CERITA KE REAL LIFE, CUKUP DALAM FIKSI SAJA!! . . . Tentang Aluna dengan sang kakak Genta, yang me...