•Kehebohan di Gedung B Menejemen•

37 3 0
                                    

.

Annyeon bestie-bestie online aku...
Gomawoyo sudah bersabar dan menunggu updatean cerita ini yang sudah hiatus 6-7 bulan lalu. Terima kasih sudah menjadi support system untuk membuatku terus berkarya lewat cerita ini. Maaf seandainya, aku belum bisa jadi penulis yang baik seperti harapan kalian, aku juga masih terus belajar untuk seputar kepenulisan agar tulisanku kedepannya makin baik. Love you all

Oke tanpa berlama-lama, selamat membaca kelanjutan cerita ALGENTA. Semoga bisa menghibur

Jangan lupa vote dan kalau punya saran atau kritik yang membangun sampaikan saja lewat kolom komentar. Semua orang berhak menyampaikan pendapat, tapi kalau berpendapat tolong beradab juga ya bestie!!!

✨✨

Aluna baru saja selesai kelas. Ada jeda sekitar 30 menit untuknya pergi ke cafetaria sejenak sembari menunggu jam mata kuliah selanjutnya. Begitupun dengan Binar dan Manda yang tentunya ingin pergi ke kantin di siang bolong seperti ini. Rasa kantuk yang menyelimuti jiwa ketiganya sudah hilang begitu jam perkuliahan selesai. Bagaimana tidak? Kelas mereka dimulai di jam-jam mengantuk, pukul WIB.

Aluna, Binar, dan Manda berjalan ke arah cafetaria menyusuri koridor setiap ruangan. Memilih cafetaria terdekat dari gedung jurusan mereka. Ketiganya memesan menu yang berbeda dengan lemon tea sebagai minuman pelepas dahaga.

Di sela perbincangan mereka, pesanan atas nama Manda telah siap. Namun justru kali ini Aluna yang ingin mengambil, entah dorongan dari mana gadis itu tiba-tiba menawarkan diri.

Ketika mengambil pesanan, tatapan Aluna jatuh pada seorang cowok yang ada di tengah keramaian namun memilih mendengarkan musik dengan earphone. Dari segi look, cowok itu cukup keren sampai membuat Aluna tidak mampu berkata-kata. Hingga tak sengaja mata cowok itu menatap intens mata Aluna, membuat gadis itu kalang kabut dan menjatuhkan camilan yang baru saja selesai disajikan.

"Kalau tertarik bilang."

Aluna mengerjap tatkala mendongakkan wajahnya dan melihat siapa pemilik suara berat itu. Benar-benar sleep call able.

"Aura gue sekuat itu ya? Sampe bikin lo salah tingkah."

Sial. Cowok ini ternyata angkuh sekali, pikir Aluna. Dan Luna sedikit kesal dengan kelakuan songong dari seseorang.

"Sorry gimana? Gue salting? Gue kasih tau nih ya, lo nggak semenarik itu buat gue," jawab Aluna sinis.

"Gengsi banget ngakuin! Cewek mana yang nggak tertarik sama pesona gue?"

"GUE NGGAK TERTARIK! CATET ITU!" Aluna segera menjauh dari hadapan cowok songong di depannya ini. Meskipun apa yang dikatakan cowok itu benar adanya bahwa Aluna salah tingkah, tapi dia tidak akan sudi mengakui itu.

"Lo nggak pengen tahu nama gue, Aluna Maheswari Levine?"

Langkah Aluna terhenti, ketika cowok itu tahu detail nama lengkapnya. "L--lo kok tau nama gue?"

"Siapa yang nggak tau nama lo setelah pengakuan presiden BEM, Genta Arlando Pradana bahwa Aluna Maheswari Levine adalah adik kandungnya," terang cowok itu.

Shit! Sudah Aluna duga. Ini adalah kelakuan kakak laki-lakinya yang menyebalkan itu tempo hari. Sudah dia katakan berkali-kali bahwa Aluna tidak suka jadi cewek populer. Dia hanya ingin hidupnya merasa tenang, tapi abangnya sendiri membuat Luna tidak tau harus berbuat apa sekarang. Ia kira, cukup 1 angkatan saja yang tahu, ternyata bahkan 1 angkatan di atasnya pun tahu.

Aluna berusaha untuk stay cool, "Gue gak pengen tau lo siapa, jadi berhenti ganggu ketenangan gue."

"Oke, kalau lo berubah pikiran lo bisa cari gue ke gedung C Kelas A, gue semester 3"

ALGENTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang