Hari berganti senin dan saatnya kembali untuk beraktivitas dengan produktif, mulai dari sekolah, kuliah juga bekerja. Sama halnya dengan Aluna dan Genta, pagi ini mereka ada jadwal kuliah yang sama, sehingga memutuskan berangkat bersama naik motor.
"Bang, gue naik mobil sendiri aja lah," ujar Aluna.
"Gak usah. Bareng gue aja lo. Hari ini beda jadwal sama Zea. Jadi, gue gak jemput dia," balas Genta.
"Oh jadi karena Kak Zea beda jadwal makanya lo baik banget sampe mau nebengin gue pake motor lagi," Aluna kira abangnya ini memang berniat tulus, ternyata eh ternyata karena beda jam dengan crush. Sangat menyebalkan bukan?
Rasanya kesal ketika kakak laki-laki kita lebih memprioritaskan gebetan daripada adiknya. Mungkin, jika gebetan Genta bukan Zea sudah dipastikan Aluna tidak akan setuju. Zea memang pandai mengambil hati Aluna.
"Iya lah. Biar jok belakang motor gue gak kosong gitu maksudnya," Aluna berdecak kesal. Masih sempat-sempatnya mikirin perkara jok belakang. Benar-benar minta ditampol.
"Terserah lo aja lah terserah. Buruan berangkat, nanti gue telat, gue yang dimarahin. Males banget harus berurusan sama senior kaya Ospek kemarin," keceplosan mengatakan hal bodoh itu kepada abangnya, jelas Aluna langsung panik. Sesegera mungkin, dia menepuk mulutnya yang sembarangan bicara. Aluna berharap kalimat terakhir yang dia ucapkan tidak didengar oleh Genta.
Keduanya sudah berada di atas motor dan motor Genta melaju cepat meninggalkan Klaster Bluesky, yaitu klaster perumahan orang-orang elit.
✨✨
Butuh waktu 30 menit yang akhirnya Aluna dan Genta sampai di gerbang kampus. Tak langsung pergi, tentu saja Genta penasaran dengan apa yang dikatakan Aluna di rumah tadi.
"Yaudah, gue masuk dulu bang. Thanks." Baru saja melepas melepas helm dan bersiap masuk ke gedung prodinya, Genta kembali memanggil Aluna.
"Lo punya masalah apa sama kating pas Ospek kemarin?" pertanyaan Genta berhasil membuat Aluna melotot tidak percaya.
"Anjir bego lo Lun, ngapain juga mulut lo lemes banget sih. Jadi ditanya-tanya kan," batin Aluna.
"Gue ngomong sama manusia Dek!"
Dek. Panggilan itu artinya Genta marah. Karena dia hampir tidak pernah memanggil Aluna dengan sebutan adik. Biasanya, selalu memanggil 'cil' atau kalau lagi ada maunya ya 'Lun'.
"Gue sebenernya gak ada masalah apa-apa Bang sama kating sumpah dah. Gue mungkin emang kesel karena mereka sok berkuasa dan mereka selalu bawa-bawa senior. Lo tahu kan, gue benci senioritas. Ya gue cuma membela kaum yang tertindas doang."
"Lo ngapain?"
"Berdiri di depan lo bang."
Platak!! Genta menyentil dahi Aluna. "Goblok! Maksud gue, apa yang udah lo lakuin buat ngebela mereka?"
"Oh. Ya abis lo ngomong setengah-setengah sih, mana gue tahu," Aluna nyengir kuda seolah tidak merasa bersalah. Tapi, yang diucapkan Aluna memang tidak salah sih.
✨✨
FLASHBACK 3 DAYS AGO
"Sekarang bersimpuh di kaki gue!" ucap seorang kakak tingkat kepada calon maba. Kating itu cantik, body gouls, dan tidak lupa famous.
Dia meminta seorang calon maba untuk minta maaf dengan bersimpuh di kakinya. Padahal, kesalahan gadis itu tidak begitu fatal. Hanya tidak sengaja menumpahkan minuman ke pakaiannya.
"T-tapi kak, kenapa harus bersimpuh? Kakak bukan ibu saya."
"Berani lo sama gue? Lo tau gak gue siapa hah?!" Gertak gadis yang diketahui bernama Fani dari name tag di almamaternya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGENTA
Mystery / ThrillerFOLLOW DULU SEBELUM BACA ⚠️CERITA INI TERDAPAT UNSUR KEKERASAN, MOHON BIJAK SEBAGAI PEMBACA ⚠️ SILAHKAN PECAHKAN TEKA-TEKI DI SINI ⚠️DILARANG MEMBAWA CERITA KE REAL LIFE, CUKUP DALAM FIKSI SAJA!! . . . Tentang Aluna dengan sang kakak Genta, yang me...