°°Tak Kenal Tak Sayang°°

158 7 6
                                    

*Aluna POV*

Perkenalkan nama gue Aluna Maheswari Levine. Panggil aja Al atau Leta. Gue berusia 18 tahun dan baru saja menjadi Mahasiswi Baru di salah satu kampus swasta favorit.

Gue bukan tipe orang yang suka bergaul dengan banyak orang, bahkan circle pertemanan gue bisa dihitung jari. Gue juga tidak suka bersosialisasi dengan banyak orang. Mungkin, orang-orang menganggap gue kuper, alias kurang pergaulan. Tetapi, satu hal yang harus kalian tahu, gue bukan INTROVERT seperti yang di pikiran teman-teman gue. Ada sebuah alasan yang memaksa gue untuk tak banyak bersosialisasi.

Sejak gue duduk di bangku SMA, gue lebih banyak menghabiskan waktu gue untuk menulis cerita fiksi di salah satu aplikasi yang kerap disebut dunia oranye. Selain itu, gue memiliki hobi fotografi. Boleh cek deh ada berapa banyak foto yang udah gue ambil dari kamera kesayangan gue. Gue malas cari masalah dengan orang dan itu yang selalu Abang gue katakan setiap saat.

Gue ini dua bersaudara. Kakak gue 2 tahun lebih tua di atas gue. Namanya Genta Arlando Pradana, gue biasa manggil Bang Genta. Panggilannya emang Genta sih. Gue dan Bang Genta sekarang hanya tinggal dengan Mama. Seminggu setelah kepergian ayah, kami memutuskan pindah dari rumah lama ke rumah yang sekarang.

*Genta POV*

Hai, gue Genta. Gak usah basa-basi karena dari dulu gue suka yang to the point. Aluna udah ngenalin gue ke kalian, jadi gue harap gue gak usah kenalan lagi. Tapi authornya maksa supaya gue kenalan yaudah gue kenalan lagi.

Gue mantan ketua gengster yang masih menjadi geng besar hingga sekarang. Ada kebanggaan tersendiri buat gue karena gue adalah pendiri geng tersebut. Gue orangnya protektif sama Aluna, alasannya cuma karena gue ngejaga dia, orang yang gue sayang setelah mama.

Gue benci kehilangan. Dan gue juga benci jika orang lain berusaha nyakitin orang-orang yang gue sayang. Tapi gue LEBIH BENCI dengan PENGHIANAT. Menurut gue penghianat itu hanya sampah dan orang brengsek!!

Gue sekarang dekat dengan seseorang, dia yang selalu support gue sejak gue kehilangan ayah. Dia adalah my spesial person, yang bisa membuat gue tersenyum. Cuma dia orang yang bener-bener membuat mood gue level up! Hanya dengan melihat dia senyum saja, masalah seakan hilang sejenak.

*Author POV*

"Bang, lo tahu gak?" tanya Luna saat sedang sarapan bersama Genta.

"Enggak," jawab Genta spontan.

"Gue belum ngomong Bang."

"Lah itu tadi ngapain kalau bukan ngomong? Nyanyi?"

"Abang.....!" Luna berteriak sangat keras hingga membuat gendang telinga Genta panas.

"Bisa gak sih gak usah teriak? Kuping gue sakit dengerin lo teriak! Suara lo ngalahin toa masjid! Bener-bener damagenya bukan maen," kesal Genta.

"Siapa suruh Abang ngeselin." Aluna merasa abangnya ini selalu membuat Luna kesal.

"Iya-iya gue terus yang salah," ujar Genta pasrah.

"Cowok emang selalu salah Bang terima nasib aja."

"Sial."

"Gue tu mau kasih tahu ke lo, tetangga depan rumah kita itu juga satu kampus sama kita ternyata," kata Luna.

"Emang iya?"

"Jadi lo belum tahu?"

"Gak tau sama sekali."

"Katanya dia satu angkatan sama kamu Gen." sahut Wirda, Mama Aluna dan Genta yang baru saja tiba dari dapur.

ALGENTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang