"Kepala Ajun berputar-putar, berputar berputar. Kepala Ajun berputar-putar, keliling wc~"
Ajun yang namanya disebut jadi mendengus sebal, "gak usah make nama gue kenapa sih?" protesnya pada Dani tidak terima. "Kenapa gak make nama Jinan aja?"
Jinan yang sedang mengelap kaca jadi menoleh dan melotot, membuat Ajun langsung mengatupkan bibir.
Dani, Jinan dan Ajun dihukum membersihkan toilet karena tidak mengerjakan tugas yang diberikan dan malah berkeliaran. Padahal Ajun berbeda kelas dengan Dani dan Jinan, tapi mereka mendapat hukuman yang sama. Bestie memang.
"Biar gak sunyi amat elah, jadi gue nyanyi." sahut Dani yang sedang mengepel lantai kemudian lanjut bernyanyi.
"Kepala Ajun bunyi swish swish swish, swish swish swish, swish swish swish. Kepala Ajun bunyi swish swish swish, keliling wc~"
"Kepala Ajun kedip kedip, kedip kedip, kedip-kedip. Kepala Ajun kedip kedip, keliling wc~"
"Kepala Ajun naik turun, naik turun, naik turun. Kepala Ajun naik turun, keliling kota~"
Jinan sudah terkikik, sedangkan Ajun rasanya ingin mengamuk. "Mending diem aja anjir. Lama-lama stress gue." sewot Ajun tak suka.
Udah nama Ajun yang dipakai, suara Dani juga tidak enak di dengar.
"Cih, yaudah gue diem." balas Dani kemudian fokus mengpel lantai.
Ajun menghela nafas lega, ia kemudian lanjut membersihkan wastafel. Tapi dua detik kemudian ia teringat sesuatu, "eh ada yang mau nemenin gue gak?"
"Gak mau." sahut Jinan cepat tanpa menoleh. Membuat Ajun mendelik, Dani hanya menertawai itu.
"Temenin ke mana?" tanya Dani.
"Cafe, nontonin Yaya nge-band sekalian mau mabar sama-"
"Gas." balas Dani cepat membuat Ajun mengerjap kaget, Jinan pun sampai menoleh.
"Lah, tumben lo mau?" tanya Jinan mengernyit bingung.
Ajun mengangguk setuju, tidak biasa nya pemuda itu langsung mau. Biasa harus dibujuk lama sekali baru Dani mau menemani.
"Gabut, daripada gak ngapa-ngapain gue ikut aja." balas Dani tenang.
"Y-yaudah."
Dani kini lanjut mengepel dengan riang.
Asik ketemu Ayu.
***
Resurrecting in 40s!
Tulisan itu muncul di layar hp Hyunsuk, membuat pemuda itu menjauhkan hp dan mendesah berat.
"Bang Dani beban, daritadi mati mulu." komen pemuda yang baru Dani temui malam ini geleng-geleng. Namanya Hartono, kelas 9 SMP.
"Biarin dia masih potek," ledek Ajun tetap fokus menunduk melanjutkan game nya.
Dani hanya mendengus sebal. Dia tertipu- lebih tepatnya telah menipu diri sendiri. Ternyata Ajun mabar dengan teman yang ia temui lewat game, bukan Ayu.
Inilah pentingnya mendengarkan sampai akhir.
Dani sebenarnya malas bermain game, makanya dia mati berkali-kali. Lagian mereka berdua yang memaksa Dani ikut bermain.
Pemuda itu mengangkat wajah, kemudian melebarkan mata melihat gadis yang ia kenal, yang sepertinya sedang berjalan ke arahnya?
"Jihan?" panggil Dani pada gadis yang berjalan ke arah meja nya dengan garis wajah sangar. Aura gadis itu sangat berbeda dengan terakhir mereka bertemu.
"Hah Jihan?" ulang Hartono jadi mengerjap pelan, seperti nama seseorang yang ia kenal.
"Jinan maksud lo?" tanya Ajun mengernyit.
Jihan siapa coba?
Dani menggerakkan dagu menunjuk ke belakang Hartono, membuat dua pemuda itu kompak menoleh. Tapi belum juga menoleh sepenuhnya ke belakang, telinga kiri Hartono tiba-tiba di tarik membuat pemuda itu memekik kaget.
Ajun terlonjak kaget, sedangkan Dani yang sudah menduga kejadian itu sudah memundurkan diri.
"Bagus, tugas lo belum selesain sama sekali, berani ya lo malah kabur main game di sini." omel Jihan dingin dan tajam.
Hartono sendiri hanya bisa meringis kesakitan sambil menepuk-nepuk tangan Jihan meminta di lepaskan, tapi Jihan malah makin memperkuat jewerannya.
"Pulang sekarang gak?"
"Iya, iya pulang sekarang! Tapi lepasin dulu, please?" mohon Hartono memelas.
Jihan mendengus, melepaskan jewerannya. Kini berganti menarik Hartono untuk segera berdiri. Hartono yang tertarik paksa pun mau tidak mau mengikuti Jihan.
"Duluan bang!" pamit Hartono sebelum makin menjauh.
Dani dan Ajun menatap kepergian dua orang itu dengan mulut yang sedikit terbuka. Dua detik kemudian tawa Dani meledak. "Gue baru tau Jihan ternyata aslinya galak?" ucapnya merasa geli sendiri.
Kemarin saat bertemu, penilaian Dani terhadap Jihan itu hanya cewek yang nyaman dijadikan teman cerita. Melihat gadis itu marah-marah rasanya lucu saja. Sangat berbanding terbalik dengan wajah imut gadis itu.
"....namanya Jihan?"
Ajun yang sedari tadi diam akhirnya bersuara, membuat Dani menoleh.
"Iya Jihan. Kenapa?" tanya Dani mengernyit, perasaannya tidak enak.
Ajun menoleh pada Dani, masih dengan mulut yang sedikit terbuka dan wajah terpesona.
"....cantik...."
Dani langsung melengos.
"Nenek-nenek make make up tebel juga lo puji cantik anjir."
Ajun menggeleng cepat, "beneran ini bukan bercanda." ucapnya kini berubah serius.
Dani hanya mencibir tak percaya, "halah paling besok juga lo ngomong gini, 'eh tau gak A dari kelas ini? Gila cantik banget anjir' nyinyinyinyi." ucapnya menggerak-gerakkan bibir meledek.
Ajun jadi mendengus, kesal Dani tidak percaya dengan kesungguhannya.
"Eh, tapi siapa nya Hartono ya?" tanya Ajun mengangkat sebelah alisnya.
"Yeu nanya gue, mana gue tau? Pacarnya kali," tebak Dani asal.
Ajun melotot tak terima. Tapi kemudian garis wajahnya berubah. Eh, bisa jadi kan?
Pemuda itu mendesah pelan kemudian menunduk pada hp. Mata nya langsung melotot, "LAH?!"
Detik berikutnya Ajun jadi mengumpat. Permainannya selesai dan tim mereka kalah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Silly Couple ✔
Fanfic[AU] [END] [최현석 x 신류진] Tentang Dani dan Ayu yang pdkt hanya dalam waktu singkat. ©datsbyun 1.7.21 - 17.8.21