8.Pergi dari Rumah

5 4 0
                                    


****

Kiara baru saja bangun dari tidurnya. Kini sakit di perutnya sudah mulai mereda. Ia harus selalu ingat pesan Dokter, kalau ia tidak boleh telat makan, harus sarapan sebelum sekolah dan rutin minum obat,supaya sakit Magnya tidak kambuh lagi.

Jam dinding di kamar Kiara sekarang menunjukan pukul 7 malam, sepertinya kakaknya sudah pulang, tapi kakaknya sama sekali tak memperhatikan adiknya yang sedang sakit. Entah Kakaknya sudah tau atau belum kalau Kiara sakit, tapi bagi Kiara hal itu sudah biasa untuknya.

Kiara berjalan menuju kamar mandinya. Ia bergegas mandi dan turun ke meja makan. Disana Ia melihat kakaknya sedang bersama cowok.
Siapalagi kalau bukan pacarnya?

"Baru bangun? Dasar kebo" ucap Ella saat melihat Kiara menuruni tangga.

Kiara hanya memasang wajah datarnya, pura-pura tidak dengar dengan apa yang diucapkan kakaknya barusan.

"Njir..gue dikacangin" omel Ella

Kiara tak mempedulikan ocehan kakaknya, Ia berjalan ke dapur dan mengambil air putih lalu meminumnya sampai habis.

"Selamat sore adik ipar" salam Vano saat Kiara sudah duduk di sampingnya.

"Sore juga kakakku" senyum Kiara.

Kiara memang dekat dengan Vano, ia sudah menganggap Vano sebagai kakak kandungnya daripada Kakak iparnya. Vano sangat baik dan peduli terhadap Kiara, tapi akhir-akhir ini ia jarang menjenguk Kiara karena sibuk dengan urusannya di kantor.

"Kok wajahnya pucat sih? Ngga pakek skincare ya?" canda Vano.

"Nggak kak. Skincare Ara habis dimakan mbak kunti"

"Mbak Kunti pedagang sayur depan komplek itu Ra?" tanya Vano heran.

"Iya. Kalo bukan dia Mbak Kunti yang ada di kuburan" jelasnya.

"Iss serem dongya. Pantes mukaknya putih banget,ternyata dia yang makek skincare kamu?"

"Iya kak. Sayang banget kan uang Ara? Udah skincare mahal-mahal, yang makek siapa, yang glowing juga siapa?"

"Hahaha kamu bisa aja" ucap Vano sambil mengacak-acak rambut Kiara gemas.

"Jangan digituin dong rambutnya Ara kak! Baru keramas soalnya" ucap Kiara kesal sambil memperbaiki rambutnya.

"Heem!" dehem Ella yang daritadi menjadi penonton.

"Pacarnya siapa,yang diperhatiin siapa" sindir Ella.

"Ngga gitu beb. Kiara kan adik kamu, jadi aku juga harus perhatiin adik kamu kan?"

"Engga perlu diperhatiin tu anak. Orang udah gede juga!" ucap Ella

"Iya-iya tau!! Kakak kan ngga pernah perhatiin aku! Adeknya sakit aja dia ngga peduli" tegas Kiara lalu berjalan menuju ke luar rumah.

"Raa!! Kamu sakit Ra?" teriak Vano, tapi tak didengar oleh Kiara, karena Kiara sudah jauh dari mereka.

"Kok kamu ngomong gitu sih beb? Ara sakit apa?" tanya Vano sambil menghadapkan tubuhnya ke Ella.

"Kok kamu nyalahin aku sih? Mana aku tau dia sakit, orang dia ngga bilang" acuh Ella.

"Mana mungkin dia bilang kalo kamu aja ngga peduli sama dia"

"Kamu trus ya ngebelain dia! Pacar kamu siapa? Aku atau Ara?" tanya Ella kesal.

"Kamu jangan egois gitu dong beb, Ya kamu lah pacar aku! Aku kan cuma mencoba jadi kakak ipar yang baik" jelas Vano dengan sesabar mungkin.

"Udahlah kamu pulang aja! Aku ngantuk mau tidur!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Di SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang