10. Tidak Terima

3.9K 593 40
                                    

Vote dulu ceritanya yuk!
---

"suka-suka papa dong mau meluk mama!" toji menurunkan megumi dan kembali melingkarkan lengannya di leherku.

"g.a.k. b.o.l.e.h." ucap megumi dengan tatapan intimidasi dan suara yang ditekankan. toji tersenyum meremehkan.

"hmnn, gak boleh ya? *cuph*" toji mencium pipiku sekilas dan hal itu membuat megumi semakin kesal.

"papa gak boleh!" megumi turun dari sofa dengan tergesa-gesa. membuatku takut, jadi aku membantunya turun dengan hati-hati.

disisi lain aku dan tsumiki melihat pertengkaran itu sambil tertawa kecil.




"hmn.. biasanya papa tidak pernah pulang siang sehabis kerja..." gumam tsumiki sambil menunduk.

"mungkin kebetulan pekerjaan papa sudah selesai?" ucapku sambil mengusap lembut rambut tsumiki. tsumiki menggeleng pelan.

"i'e pasti karena ada mama, makanya papa pulang lebih cepat!" ucap tsumiki dengan yakin. aku tersenyum tipis.

"baguslah jika kehadiran papa bisa buat tsumiki senang"

"tsumiki sedih karena papa jarang pulang. megumi juga selalu membaca buku. tapi untung sekarang ada mama" tsumiki tersenyum senang.

tsumiki mengubah posisinya menjadi tertidur di pahaku. aku tersenyum kecil dan mengusap lembut rambut tsumiki.

"mhh..." tsumiki memejamkan matanya dan tidur dalam waktu beberapa menit.





" tsumiki memejamkan matanya dan tidur dalam waktu beberapa menit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(fushirun_rung on twitter)

"sshuu, megumi kenapa?" tanyaku dengan suara pelan. saat tiba-tiba toji datang sambil menggendong megumi yang sedang menangis di pelukannya.

"jatuh" jawab toji pelan.

"megumi sama kamu aja, aku bawa tsumiki" toji memberikan megumi padaku. sementara dia berganti menggendong tsumiki yang sedang tertidur ke kamarnya.

"cup, cup yang mana yang sakit?" tanyaku pada megumi yang sedang terisak. megumi menunjuk-nunjuk kepalanya, aku segera memeriksanya.

"sungguh? jatuh dengan gaya apa hingga membuat kepala megumi bocor?"

aku meminta pelayan mengambil obat-obatan, lalu mengusap puncak kepala megumi yang sedikit mengeluarkan darah. megumi tak henti-hentinya menangis.

"cup, cup, masih pusing sayang?" tanyaku lembut. megumi mengangguk pelan, aku mengecup singkat puncak kepala megumi.

"ayo tidur, pasti pusingnya hilang!" aku langsung menggendong megumi di bahuku dan membawa megumi ke kamarnya, yang masih menjadi satu dengan tsumiki.
















"pasti ulah bapaknya"

Tbc.

Rabi! (Fushiguro Toji x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang