5. Menunggu

4.2K 614 71
                                    

Vote dulu ceritanya yuk!
---

aku mengambil tempat duduk di samping toji dan mengabaikan permintaanya yang ingin memangku ku di pahanya.

"aku bilang disini!" perintah toji

"e- mmh.. itu aku berat nanti kamu capek..." ucapku malu-malu.

"sini!" toji menarik lenganku dengan paksa. dan menyuruhku duduk di pangkuannya.

"aduh.." gumammu pelan. aku dipangku dengan posisi saling berhadapan dengan toji. netra kita saling bertatapan 1 sama lain.

"aphh-"

*cupph*

tiba-tiba toji mencium bibirku, dengan lumatan. aku hanya memejamkan mata, menerima ciuman itu tanpa membalasnya.

toji menyibak sedikit rambut yang menutuoi bahuku. ciumannya ia lepas dan berganti mengecupi leher jenjangku. dengan nakal tangan toji memasuki pakaianku. tapi permainan itu langsung ke hentikan.

"mhh- perutku tiba-tiba sakit..." gumanku dengan suara lirih. kedua tanganku mencengkram erat pundak toji.

"a-apa sudah mau lahiran?!" tanya toji panik. aku terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalaku.

"haha, tidak-"

"hanya kontraksi palsu, sebentar saja-" gumamku dengan nafas menderu. toji menghela nafas kasar, dia hanya menepuk-nepuk pinggangku. sambil berusaha menyemangatiku.



"tuan nyonya, rendangnya sudah siap..."  tiba-tiba seorang pelayan datang menghampiriku dan toji. aku tersenyum senang saat melihat sepiring rendang dengan lalapannya.

"dapatnya kok cepat sekali?" tanyaku bingung.

"ini didapat dari kenalan chef yang punya usaha masakan indonesia. silahkan dinikmati nyonya" ucap pelayan itu ramah.

"makasih ya!" aku tersenyum senang. aku menatapi rendang itu beberapa saat, tanpa menyentuhnya sama sekali.

"kenapa ga di makan?" tanya toji bingung.

"bolehkah?" tanyaku dengan suara lirih. toji menatapku bingung.

"tentu saja, cepat makan lalu istirihat" toji mengusap rambutku dengan lembut.

"terima kasih..." gumamku pelan. aku mulai menyendokkan, toji sedikit terkejut karena tiba-tiba aku menangis sambil mengunyah.

"eh- kenapa??" tanya toji panik. toji mengusap lembut air mata yang mengalir di pipiku.

"ini enak, hiks" ucapku sambil menahan tangis. toji menatapku dengan tatapan yang tidak bisa aku artikan.

"m-makanan ini harganya mahal, apa tidak apa. untukku?" ucapku ragu-ragu.

"tapi kamu sudah terlanjur memakannya" toji terkekeh pelan, saat melihat ekspresiku yang berubah.

"kamu lucu sekali" toji mencubit pipiku gemas, sambil tersenyum

"kamu lucu sekali" toji mencubit pipiku gemas, sambil tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ChocoPuddingMeow on twitter)














"nasi padangnya enak :)"

Tbc.

Rabi! (Fushiguro Toji x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang