Seperti hari-hari sebelumnya, (name) dan Baji di kamar rumah sakit mengobrol hal-hal random yang tidak penting.
"Baji-San pernah ke festival kembang api tidak?"
"Kadang-kadang aku pergi."
"Enaknya ...."
Baji menaikkan satu alisnya, bingung, apa (name) tidak pernah pergi ke festival kembang api?
"(name), jangan-jangan kau tidak pernah?!"
"Tidak, sama sekali."
"Minggu depan ada festival kembang api lagi, kau mau ke sana?"
"Eh? Bukannya sudah ya? Bulan lalu."
"Ada festival lagi. Keadaanmu juga sudah membaik. Bila izin pada dokter mungkin akan boleh?"
"BENARKAH?! AKU MAU KE SANA!"
Akhirnya (name) meminta izin pada dokter yang merawat (name). Dokter itu pun mengizinkan karena akhir-akhir ini kondisi (name) tidak seburuk bulan-bulan yang lalu.
"Tapi tidak boleh pulang lebih dari jam 12 malam ya. Kau harus istirahat."
"Terima kasih, Dokter!"
.
.
.
Hari-hari berlalu dengan cepat, malam ini Baji dan (name) tengah berjalan ke festival, tentu saja dengan Baji yang mendorong kursi roda.
"Maaf merepotkanmu."
"Tidak apa. Perlakuan ini khusus untukmu."
Sesampainya di festival, mata (name) langsung terpaku pada sebuah stand yang menjual permen apel.
"Baji-San, aku ingin permen apel itu!"
"Oh, tentu saja boleh."
Baji segera mendorong kursi roda (name) menuju stand penjual dan membeli satu buah permen apel untuk (name).
"Ini permen apelnya." ucap sang penjual.
"Terima kasih!"
(name) langsung menerima permen apel tersebut lalu memakannya secara perlahan karena permen apel memiliki tekstur yang agak keras.
"Dari dulu aku ingin memakan ini."
"Kau belum pernah?!"
"Aku pernah memintanya tetapi orang rumahku bilang bahwa itu bukan makanan yang tepat untukku."
"Begitu ...."
(name) melirik jam tangannya, terlihat jarum pendek menujukkan pukul 10.00 malam, itu berarti kembang api akan segera diluncurkan.
"Baji-San, ayo kita ke tempat yang agak sepi."
"Baiklah."
.
.
.
Setelah 5 menit mencari tempat yang sepi, mereka menemukan sebuah taman dengan bangku yang kosong. Taman itu begitu sepi padahal tampak indah dan kembang api pun akan terlihat dari sana.
Tak lama, suara kembang api terdengar, (name) sontak mendongakkan kepala untuk melihat kembang api di langit malam.
(name) menatap kembang api itu dengan mata berbinar-binar sementara Baji hanya memerhatikan (name) yang wajahnya tersorot cahaya kembang api. Menurut Baji, tidak ada hal yang lebih indah dibandingkan (name).
.
.
.
Hari mulai larut, pertunjukkan kembang api pun telah selesai. Sesuai perkataan dokter, Baji mengantarkan (name) kurang dari jam 12 malam ke kamar rumah sakitnya.
"Selamat malam, (name). Tidur yang nyenyak, ya."
"Selamat malam juga, Baji-San."
===============================
- Mafuyu -
1 Juli 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Baji Keisuke x Reader [END]
FanfictionGadis yang selalu berbaring di rumah sakit mendapatkan seorang teman lelaki yang kelakuannya sangat absurd. Kira-kira apa yang akan terjadi? ~ WARNING! ~ -Karakter dari book ini berasal dari Tokyo Revengers dan hanya milik Ken Wakui -Original Story...