"Nanti malam, kita kumpul di gedung sekolah" ujar putra sembari berlalu meninggalkan kelas.
Putra, anak SMA yang bersekolah di SMA Nusa bangsa di Medan, Ia merupakan anak ABG yang sangat menyukai adrenalin dan berbau mistis, ia dan kedua temannya telah menentukan tujuan wisata horor mereka kali ini,
Ya, gedung rumah sakit peninggalan Jepang, Rumah sakit tersebut sudah tidak beroperasi selama 50 Tahun, menurut beberapa warga disekitar gedung tersebut, telah terjadi beberapa kali ditemukan orang yang tewas di gedung tersebut secara mengenaskan, dan tidak diketahui apa penyebabnya, dan itu yang membuat putra dan temannya merasa tertantang mengunjungi gedung tersebut,
Tepat pukul 22.30 putra bersama Heru dan Rudi telah berkumpul ditempat yang telah ditentukan.
"Rud, kalau ragu pulang aja, nanti nyusahin" ujar Putra sembari melirik Rudi yang gelisah..
ya, seminggu sebelum malam mereka melakukan ekspedisi, Rudi memohon kepada putra agar diizinkan ikut, dan ingin merasakan adrenalin wisata horror.
"Dih, kalau setan doang, aman lah, kuy, gas" sahut Rudi menimpali pertanyaan putra,
"Paling ketemu mbak Kunti pingsan, Ha Ha Ha" sahut Heru, meledek Rudi.
"Gaada istilah menggendong, lu pingsan, kita tinggal" jawab putra ketus kepada Rudi,
Sejenak Rudi menghela nafas, jauh di lubuk hati nya, Ia sebenarnya takut untuk mengikuti mereka, namun kalau dia memutuskan untuk pulang Ia pasti menjadi bahan olokan putra dan Heru "Ayuk, tunggu apalagi" perkataan itu memutus lamunan Rudi dan menoleh kepada putra yang sudah menghidupkan motornya,
Ditengah perjalanan, mereka Bertiga melewati sebuah pos kamling, dan di depan pos kamling tersebut, terdapat sebuah polisi tidur yang melintang di jalan, ketika Putra menurunkan kecepatan motornya, ia melihat seorang kakek kakek yang sedang duduk di pos kamling tersebut,
"Permisi kek" kata Putra, bertujuan untuk menegur si kakek yang kemungkinan adalah warga sekitar yang sedang duduk santai di pos kamling tersebut,Tetapi, Rudi yang saat itu dibonceng putra, dengan terbata bata bertanya kepada putra
"l-lu meng-klakson a-apa tadi" ujar Rudi sembari menggenggam bahu putra
"Lu masih muda, udah rabun, ga lihat kakek tadi?, Setidaknya kita menghargai warga sekitar"
Rudi terdiam tak bergeming, "Kakek pala lu soak, pocong di klakson, udah gila emang" ujar Rudi dalam hati, ternyata, di penglihatan putra seorang kakek-kakek, namun berbeda dengan apa yang dilihat Rudi,
Rudi melihat sesosok pocong yang menyeramkan, dengan mata yang bolong, mulut dipenuhi belatung, dan menggunakan kain kafan yang sudah lusuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penasaran Berujung Petaka (on going)
Terror"Dasar setan bedebah!", Ujar Putra dengan kesal " Gua masih mual sampai sekarang", sahut Heru, Sementara Rudi hanya bisa memandang kedua temannya sembari mengernyitkan dahi dan masih diliputi rasa heran, makhluk apa yang baru saja mereka temui. Namu...