4.Pangeran

6 2 0
                                    

Mata merah dari sosok tersebut membuat Rudi seketika tak sadarkan diri, namun, sesaat setelah ia terbangun, ia merasa kepalanya sakit sekali, dan pada saat itu Rudi menyadari bahwa ia sedang berada di atas trotoar di tepi jalan,
"Sial, gua beneran ditinggal" gumam rudi kesal, namun sejenak dia terheran-heran, karena kondisi saat itu banyak sekali orang lalu lalang melewati dia, namun ketika ia mencoba berkomunikasi kepada mereka, terlihat bahwa orang-orang disana seperti tidak melihat dirinya.

Tempat itu sungguh asing bagi nya, ia bahkan merasa kalau ia belum pernah ketempat tersebut,
Dengan lunglai ia berjalan menyusuri trotoar itu berjalan menyusuri trotoar tersebut sembari bertanya kepada setiap orang yang berpapasan dengan nya, namun hasilnya sama saja, semua orang disana seolah-olah tidak melihatnya.

"Temen ga punya akhlak, kalau gua ditinggal doang ga masalah, ini kenapa disasarin begini" umpatnya dalam hati....
Ketika ia merogoh kocek nya, ia menemukan dua lembar uang pecahan 10ribu, dan juga 8 lembar uang pecahan 2000, "lumayan lah buat ngeganjal perut" gumam Rudi seraya berjalan menuju sebuah toko yang kelihatan berada di ujung jalan itu, namun disaat ia memasuki toko tersebut, keanehan pun terjadi, rudi mengatakan kalau ia ingin membeli sesuatu, sang pemilik toko sangat baik menyambut nya, sungguh berbanding terbalik dengan orang-orang yang ia temui disepanjang jalan tadi,sang pemilik toko juga menawarkan beberapa pilihan yang dapat dipilih oleh Rudi,
"Roti ini aja bang, sama air mineral nya satu botol" ujar Rudi sembari memberikan selembar uang pecahan 10 ribu kepada penjaga toko tersebut, sembari menunggu penjaga toko tersebut memberikan uang kembalian nya, ia kemudian bertanya lagi, "Bang, ini dimana?"
Seketika raut wajah pemilik toko tersebut terdiam, dan sikapnya juga berubah 180° dari yang pertama kali mengobrol dengan Rudi.

"Ah...,kenapa semua orang disini aneh banget" gumam rudi pelan, setelah ia menerima uang kembalian miliknya, Rudi pun bergegas ingin menuju masjid terdekat, ia ingin beristirahat disana, pada saat itu terik matahari menusuk kulit, Rudi berada di situasi yang benar" membuat ia bingung keheranan,

Setelah berjalan Berjam jam, ia bahkan tidak menemukan masjid maupun mushola sekalipun juga tidak terlihat.
"Benar-benar ga masuk akal," gumam rudi kesal, sebab dari tadi dia juga banyak melihat wanita berhijab lalu lalang di daerah tersebut, Agak mustahil baginya, ketika melihat banyaknya umat Islam di daerah ini, tapi tidak terdapat satu pun masjid, bahkan mushola pun tidak ada, terlebih negara kita Indonesia, sangat mengutamakan tempat ibadah,

Fikiran Rudi berkecamuk, bukan hanya karena ia tersesat, namun ia juga kesal dengan teman-teman nya yg telah mengakibatkan ia tersesat di tempat yang ga jelas ini.

Seharian ia berjalan, ia bahkan tidak menemui satupun masjid, dengan rasa heran dan juga putus asa, ia terduduk sembari membayangkan jika ia berada dalam di dalam kamar nya, "andai saja aku tidak ikut malam itu, pasti malam ini aku dirumah diatas kasurku yang empuk, ditemani PS 5 yang baru saja kubeli Minggu lalu", gumamnya dalam hati,

Tanpa disadari olehnya, Rudi pun tertidur di bawah pohon yang rindang,
namun disaat ia baru saja terlelap, Rudi terbangun disebabkan hawa dingin yang mengaliri telapak kaki nya,
Sontak Rudi terbangun, dan langsung terbelalak ketika melihat sesosok yang ia lihat di malam sebelumnya, dengan badannya yang besar, hitam legam, dengan gigi taring yang panjang, seluruh tubuhnya dipenuhi bulu, dan yang membuat Rudi gemetar tidak karuan adalah mata nya yang merah menyala.

"Hahaha, selamat datang wahai manusia" sosok itu berbicara kepada Rudi,
Suaranya yang menggema dan besar tersebut membuat Rudi tak bisa berkata-kata, ia hanya terpaku membisu melihat apa yang sedang berada di depannya saat ini.
"A-apa...m-maksud...k-amu" ujar Rudi lirih kepada makhluk tersebut, dengan wajah pucat pasi dan gemetars seluruh badan karena melihat begitu menyeramkan makhluk yang di depannya.

Belum sempat makhluk tersebut menjawab,
Tiba-tiba datanglah sebuah kereta kuda mendatangi dimana posisi Rudi saat itu,
Turunlah seorang kusir, dan mengatakan kepada Rudi, bahwa dirinya telah ditunggu oleh sang raja, sementara itu, 8 orang prajurit berkuda yang mengawal andong tersebut berlutut kepada sosok menyeramkan yang berdiri tepat di sebelah Rudi.

"Yang mulia panglima, maafkan kami terlambat" ujar salah satu dari prajurit tersebut kepada sosok menyeramkan tersebut...

Sekilas bentuk para prajurit tersebut, terlihat seperti manusia normal, namun ketika mereka berbalik ke arah Rudi, mereka berlutut sembari membuka topeng mereka,
Rudi sangat syok melihat wajah prajurit tersebut pucat pasi, dan ber ekspresi datar serta dipenuhi luka goresan.

"Mohon maaf pangeran, terjadi kesalahan ketika sedang dalam perjalanan" ujar salah satu prajurit tersebut
"Hah...pangeran ndas mu" gumam Rudi dalam hati,...

"Silahkan naik ke dalam andong ini pangeran, Baginda raja telah menunggu, dan acara pernikahan juga akan segera dilaksanakan" kata tersebut memecah lamunan Rudi yang masih heran dengan apa yang sebenarnya terjadi,

Dengan rasa penasaran yang berkecamuk di dalam fikirannya, ia manut saja disuruh naik ke andong tersebut, selama di perjalanan, sang kusir yang sedang mengendalikan kuda tersebut tidak berkata sepatah kata pun.
" Ini dimana pak?" Ujar Rudi, berharap sang kusir mampu menjawab pertanyaan yang ada difikirannya sejak ia berada di tempat ini,
Namun seperti sebelumnya, sang kusir bahkan tidak menjawab perkataan Rudi,
"Ini dimana pak?" Rudi mengulangi kembali pertanyaan yang sedari tadi membuat ia pernasaran, namun sang kusir tetap saja tidak merespon perkataan Rudi, sontak Rudi merasa sangat kesal melihat sikap sang kusir tersebut.

"Disini orang memang pada budek atau gimana sih" teriak rudi, ia menaikkan suaranya, agar bisa didengar oleh sang kusir, namun reaksi sang kusir sangatlah diluar dugaan,
Ia hanya menoleh kebelakang dengan tatapan sinis, dan juga meletakkan jari telunjuknya secara vertikal di hidung dan bibirnya, mengisyaratkan agar Rudi diam, tidak banyak bertanya,
Namun dikarenakan Rudi masjh merasa ngantuk teramat sangat, ia pun tertidur di dalam kereta kuda tersebut,

"Tok...tok....tok" terdengar suara ketukan pintu yang mengagetkan Rudi,
Rudi refleks membuka pintu kereta kuda tersebut sembari mendongak menatap ke arah luar,
"Maaf yang mulia, kita sudah sampai" ungkap sang kusir kepadanya
"Eh si bangsat, diajak ngomong diam aja, disini sok manis banget" ujar Rudi dalam hati.

Rudi beranjak keluar dari dalam kereta kuda tersebut, dan langsung disambut oleh beberapa pengawal kerajaan "lewat sini yang mulia" ujar salah satu pengawal tersebut kepada Rudi.

Penasaran Berujung Petaka (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang