20

2.1K 291 23
                                    

Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:)

Sana mengepalkan kedua tangannya mengingat bagaimana banyaknya tanda cinta yang ada di tubuh soobin tadi, jadi cowok manis itu adalah pacarnya yeonjun, pantas saja dia menatap dirinya begitu tajam waktu itu.

Tapi ia tidak peduli, sebanyak apapun tanda yang di berikan yeonjun pada cowok manis itu atau pun sebanyak apapun mereka melakukan itu, sana tidak akan menyerah.

Dirinya pastikan ia akan mendapatkan yeonjun nanti, bahkan jika dengan itu ia harus membunuh soobin pun akan ia lakukan dengan senang hati.

Asalkan ia bisa membuat yeonjun menjadi miliknya, dirinya tidak masalah jika harus membunuh satu orang.

Dan untuk ayahnya, maafkan putrimu ini karna ia tidak bisa melakukan apa yang diminta oleh ayah, karna sana tidak akan bisa melupakan yeonjun yang sudah sangat ia dambakan itu.

Lihat saja nanti apa yang akan ia lakukan pada soobin agar cowok itu pergi dari hidup yeonjunnya, dan terus lah berminpi sana karna bisa jadi mimpimu hari ini adalah mimpi terakhirmu sebelum menjemput kematian.

"Dengarkan perkataan ayah tadi, atau ayah akan mengirimmu ke jepang agar tidak mengganggu yeonjun dan soobin lagi" ucap ayah sana yang mencoba membuat anaknya untuk tidak menganggu pasangan yang akan segera bertunangan itu.

Dirinya tidak ingin anaknya menjadi perusak hubungan orang dan hidup dengan sengsara akhirnya, walau dirinya sangat kecewa dengan apa yang di lakukan anak ceweknya itu di belakang dirinya dan sang istri.

Ia pikir dirinya berhasil mendidik anaknya menjadi anak cewek yang berharga diri dan tidak sembarang memberikan tubuhnya pada anak cowok di luaran sana, tapi dirinya salah, ia sudah gagal menjadi orang tua yang harusnya menjaga anak ceweknya itu.

Entah siapa yang akan mau dengan anaknya itu nanti, mengingat anaknya itu bukanlah barang baru lagi.

Terlalu larut dengan pikirannya hingga tidak menyadari sebuah motor yang melaju kencang mengarah tepat ke arah mobil yang dibawa olehnya, membuat ia terpaksa membanting setir untuk menghindari pengemudi motor itu.

Hingga tabrakan itu terjadi, mobil mereka menabrak pembatas jalan dan menghantam keras pohon yang ada di pinggir jalan, mengakibatkan mobil mereka mengeluarkan asap dengan keadaan ayah dan ibu sana yang tidak sadarkan dirinya dengan kepala yang berdarah, tidak jauh berbeda dengan sana yang sudah tidak sadarkan diri di bangku belakang.

Sedang seseorang di yang memperhatikan semua yang terjadi disana hanya tersenyum miring seraya menghubungi seseorang di sebrang sana yang sudah menunggu kabar darinya.

"Sesuai dengan rencana, aku akan membawanya pergi ke tempat yang sudah kita bicarakan" ucapnya seraya menjalankan mobilnya mendekat ke arah mobil yang berasap itu.

Ia mematikan sambungan telepon, membuka pintu mobilnya dan berjalan mendekat ke arah mobil yang berasap itu, dirinya membuka pintu penumpang bagian belakang dimana sana ada disana.

Menarik cewek itu keluar dan memindahkannya ke dalam mobilnya, memutari mobil dan membuka pintu pengemudi setelah menghubungi polisi setempat dan memanggil ambulans untuk membawa mayat orang tua sana setelah memeastikan jika keduanya sudah meninggal di tempat.

Ia melajukan mobil meningalkan tempat itu dengan sana yang tidak sadarkan diri di bangku belakang.

***

Sana membuka matanya saat merasakan guyuran air pada tubuhnya, ia mencoba memfokuskan pandangan saat kepalanya berdenyut sakit dengan rasa perih di kepalanya.

"Sudah bangun huh?" Ucap seseorang yang suaranya di kenali oleh sana, membuat cewek itu berusaha sekuat mungkin memfokuskan kembali pandangan untuk mengetahui bayangan siapa yang ia lihat saat ini.

Tangan mengepal kuat saat mendapati soobin lah yang tengah duduk dengan angkuh di depan sana, bersama dengan seorang cowok yang tadi menyiram dirinya dengan air dingin.

"Kasihan sekali dirinu sana, sudah tidak punya orang tua lagi tapi harus menghadapi psikopat seperti dia" ejek seorang cowok yang duduk di samping soobin dengan segelas wine di tangan kanannya.

Dirinya 3 tahun lebih tua dari soobin ngomong-omong, jadi mengomsumsim minuman seperti ini tidak masalah untuknya, karna umurnya yang sudah legal.

Sedang soobin yang mendengarnya hanya bisa memutar bola matanya malas mendengarkan perkataan sepupunya itu, sudah terlalu terbiasa dengan mulut sepupunya yang suka sekali bicara tanpa di saring lagi.

Ia berdiri dari duduknya, melangkah mendekat ke arah sana yang menatap tajam dirinya.

Terkekeh pelan dengan sendok berbahan kayu yang ada di tangan kirinya, bukankan dirinya pernah bilang jika ia menginginkan bola mata cewek itu, jadi dia akan mengambilnya sekarang sebagai tanda mata.

"Kamu tau sana, aku sangat menginginkan kedua bola matamu itu, jadi kamu tidak keberatan bukan jika aku mengambilnya sekarang"

Soobin tersenyum manis, berjalan mendekati sana yang membulatkan matanya terkejut, merasa takut dengan soobin yang mulai mendekat dengannya.

Ia menggelengkan kepalanya di saat soobin menjambak rambutnya hingga membuatnya mendongak, berusaha menutup kedua matanya namun sia-sia karna soobin yang lebih dulu menahan kelopak mata itu tertutup dengan sendok di tangannya.

Dan selanjutnya hanya teriakan kesakitan sana yang terdengar memenuhi ruangan mengiringi soobin yang tengah mengambil apa yang ia mau.















Soobin menatap datar sana yang sudah berubah menjadi mayat dengan darah yang mengalir dari kedua tempat yang seharusnya terisi oleh bola mata itu, mengeryit jijik melihat darah yang menyiprat mengotori switer biru tua yang ia pakai.

Sedang tangan kanannya memegang kedua bola mata sana dengan telapak tangan yang di penuhi darah dari cewek itu, ia memasukkan kedua mata itu kedalam sebuah botol kaca berisi air dan menutup penutupnya kembali, tersenyum senang saat melihat kedua bola mata itu berada di dalam botol kaca dengan air yang sedikit berubah menjadi merah.

Ia menaruh botol kaca itu di atas meja, beralih menatap sepupunya yang tengah asik meminum winenya tanpa peduli dengan dirinya sama sekali, entah sudah berapa gelas yang di habiskan oleh cowok itu, ia harap itu tidak akan membuat repot nanti.

Melemparkan sebuah gelas yang ada di dekatnya pada sepupunya yang dengan sigap menangkapnya dan meletakkan di meja, membuat decakan kesal terdengar dari belah bibir soobin seraya menatap datar cowok manis itu yang memutar bola mata malas.

Sedikit meringis saat matanya tidak sengaja melirik keadaan cewek yang terikat di kursi itu, ia mengalihkan tatapannya dari mayat sana yang justru membuat sepasang matanya tidak sengaja menangkap botol kaca berisikan bola mata cewek itu.

"Kamu tidak berniat menyimpan itu kan soobin?" Tanyanya hati-hati, perutnya terasa sedikit mual melihat kedua bola mata itu.

"Entahlah, sebelumnya aku menginginkannya, tapi setelah aku mendapatkannya aku jadi ingin membuangnya" soobin berdecak malas, entah kenapa dirinya sudah tidak tertarik lagi dengan bola mata sana itu.

Mungkin ia akan membuangnya di danau yang ada di dekat sini nanti, sedang tubuh sana akan ia serahkan pada sepupunya saja.

"Terserah padamu saja, tapi lebih baik kita pulang, bibi akan memarahiku jika tau kamu belum pulang kerumah jam segini"

Soobin memutar bola matanya malas mendengar ucapan sepupunya itu, walau hal itu benar tapi tetap saja, rasanya bukan mamanya yang akan marah tapi yang ada yeonjun yang marah padanya.

Jadi akan lebih baik jika dirinya menghindari amarah pacarnya itu dan berjalan pergi dari sana dengan tangan yang membawa botol kaca tadi, bersama sepupunya yang menyeret tubuh sana setelah melepaskan ikatan tubuh cewek itu.

"Akan kamu buang kemana itu?" Tanya soobin pada sepupunya setelah mereka berada di dalam mobil.

"Hutan" jawabnya santai dan melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu tanpa di ketahui oleh siapapun.

Tbc.

Dadah sana.

Keknya nih book bakalan tamat setelah mereka tunangan deh.

Mungkin bakal aku buat chap terakhirnya waktu mereka lagi ituan abis itu tamat ehe.

Sorry for typo

See you

Angel or Devil - Yeonbin [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang