BAB 22 : Cium Pipi dari Lisa

2.1K 169 3
                                    

Double update:>

Happy reading ❤️

****

22. Cium pipi dari Lisa

Lisa menggerutu terus menerus, setelah sebulan lebih dia lulus sebagai mahasiswi terbaik di kampusnya namun sampai sekarang belum ada satupun lamaran yang ia kirim ke rumah sakit memanggilnya interview. Sedangkan kedua temannya malah sudah bekerja seminggu setelah wisuda.

"Ternyata nyari kerja nggak semudah ngerjain tugas kuliah," ujar Lisa pada Rendra.

Mereka sedang berada di danau yang biasa mereka kunjungi. Rendra menatap wajah lesuh gadis itu.

"Hidup itu kompetisi, kalo kamu belum berhasil berarti kamu harus menambah usahanya. Kalo masih belum juga, tawakal dan ikhtiar. Tiga itu aja udah cukup kok, ditambah sabar juga."

"Mas mah enak ngomongnya, aku yang jalanin susah tau!"

"Di dunia ini nggak ada yang mudah, pasti ada aja kesulitannya. Kalo hidup gampang-gampang aja, masjid nggak bakalan didatangi, manusia tak akan mengenadahkan tangan kepada sang pencipta."

"Iya sih, terus kalau tawakal sama ikhtiar udah jalan tapi belum juga dapat apa yang di harapkan, gimana?"

"Tahajud, kamu bisa minta apapun diwaktu itu. Karena jumlah orang yang melakukan sholat malam itu udah jarang, jadi ada kesempatan lebih besar untuk dekat dengan Tuhan."

"Ah idaman banget sih, udah ganteng, pinter, taat agama pula," puji Lisa.

"Hm, tapi sayang cintanya belum dibalas."

"Nanti dibalas kalo udah dapat kerjaan."

"Apa hubungannya sama dapat kerjaan?"

"Ada. Kalo aku balas perasaan Mas Naren, kan udah pasti Mas bakalan gas ke jenjang yang serius. Nah aku nggak mau jadi ibu rumah tangga aja, aku mau jadi wanita yang berpenghasilan tanpa terus mengenadahkan tangan ke suami."

"Gimana kalo besok kamu beneran dapat kerja? Apa kamu bakalan bilang cinta ke aku?"

"Idih, sok jadi cenayang!"

"Aku selalu nunggu kamu bilang sayang ke aku walaupun aku tau kamu udah ngerasain itu ke aku, cuma kamu belum yakin aja."

Lisa mengangguk.

"Tapi jangan terlalu lama ya."

"Enggak lama kok, asal kamu nggak hilang aja. Ghosting kayak cowok jaman sekarang."

"Aku bukan tipe cowok kayak gitu, aku selalu berusaha bertanggungjawab dengan apa yang sudah aku putuskan. Dan saat ini aku udah mutusin untuk mencintai kamu selamanya."

Lisa mencubit pipi Rendra.

"Oh iya, lusa nanti aku naik pangkat. Kamu mau datang?"

"Naik pangkat, berarti gajinya nambah dong?"

Rendra mencubit hidung Lisa, "Dasar ya pikirannya duit terus."

"Ya harus lah, hidup itu perlu uang!"

"Salah, hidup itu perlu makan."

"Ya kan makan harus dibeli pake uang."

"Mungkin semua hal di dunia ini berhubungan dengan uang, tapi cuma satu yang nggak bisa dibeli pakai uang."

"Cinta? Jaman sekarang orang bisa jatuh cinta dengan beberapa lembar uang merah aja,"

"Bukan."

"Terus?"

SenandikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang