tiga

136 40 13
                                    

semua ide cerita, karakter, nama, dan tempat kejadian berasal dari imajinasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

semua ide cerita, karakter, nama, dan tempat kejadian berasal dari imajinasi. adanya kemiripan dalam dunia nyata hanya kebetulan. jangan lupa vote dan komen biar semangat update, besties.

***

"Saya akan merekomendasikan perusahaan lain, untuk blacklist anda juga," suara Rudy terdengar arogan menyelinap masuk ke dalam pendengaran Ruby. Lengkap dengan wajahnya yang begitu menyebalkan. Seolah baru saja mengeluarkan kartu AS untuk membungkam Ruby.

Ruby yang sebelumnya sudah dipenuhi kekesalan pada Rudy makin meradang. Sekelas Jagaraga Insurance yang citranya sudah berada di atas awan bisa-bisanya mempunyai bos seperti Rudy. Bahkan mendengar alasan Ruby pun dia tidak mau. Menjengkelkannya Rudy malah melempar berkas lamaran Ruby ke lantai.

Serta merta Ruby melepas cengkramannya pada kerah belakang kemeja si Rudy dengan sekali hentakan. Membuat pria itu nyaris tersuruk ke depan dan jatuh mencium lantai kalau dia tidak bisa menjaga keseimbangan.

"Anda!" Rudy menggeram menahan amarah, mengacungkan satu jari tepat ke depan wajah Ruby yang tersenyum sinis. Dari mata Rudy jelas terpancar emosi yang sudah tersulut, sementara Ruby jelas tidak peduli. Malah dia ingin melakukan apapun yang dia bisa untuk melampiaskan kekesalannya juga.

"Apa?!"

"Anda sadar atau tidak dengan siapa anda berhadapan sekarang?!"

"Oh jelas tau, sama bos besar Jagaraga Insurance yang paling arogan, bossy, dan hobinya menyuap hakim kan?"

Telak. Sebuah senyum puas, bangga, dan meremehkan akhirnya terbit juga di wajah Ruby. Melihat lawannya menciut dan hanya bisa menggeram penuh kedongkolan.

"Kok nggak jawab? Pasti bener ya? Baru sadar?" Ruby menambahi ketika Rudy masih belum banyak memberi reaksi. Agaknya dia jadi merasa was-was, takut kalau ucapannya sudah keterlaluan. Tapi mengingat bagaimana berkasnya dilempar... Ruby masih tidak terima.

Bagi Ruby, kelakuan bos paling arogan dan menjengkelkan yang menjadi wajah dari perusahaan asuransi besar di Indonesia ini sangat konyol. Dia mungkin masih bisa terima kalau sekadar ditolak tapi ini malah diblacklist sampai nyerempet ke perusahaan lain. Kalau begitu nantinya Ruby akan kerja dan makan apa? Memangnya Rudy mau menghidupinya?!

Sianya, di tengah pikiran dan emosi, akal sehat Ruby tiba-tiba bekerja. Memikirkan dampak yang mungkin akan lebih merugikan jika dia menuruti egonya untuk membalas Rudy. Selagi memperbaiki rambut yang mungkin sedikit berantakan, blazer agak terangkat, dan kemeja agak lecek, Ruby menarik napas dan mengembuskannya sekali.

Matanya naik dan bertemu dengan netra Rudy yang kebetulan sedang memandanginya juga. Sudah jelas pria itu jengkel dan marah. Barangkali sudah siap memanggil sekuriti seandainya Ruby bertindak aneh-aneh.

Dalam satu tarikan napas, Ruby berucap seirama dengan bibirnya yang mengulas senyum ramah. Seolah dia punya dua pribadi berbeda yang tiba-tiba mencuat di mana si baik menggantikan si jahat. "Baik, Pak Rudy, saya pertama-tama mau minta maaf karena——"

Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang