dua belas

121 37 21
                                    

"BISA jelasin kenapa di semua portal media nampangin muka lo, Jane?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BISA jelasin kenapa di semua portal media nampangin muka lo, Jane?"

Ruby baru mendudukkan diri di sofa ruang tengah, berniat menyalakan televisi sekadar menghilangkan penat setelah seharian berurusan dengan pekerjaan dan bosnya, ketika Jefri tiba-tiba muncul dari balik pintu kamar.

Sembari mengeringkan surainya yang basah dia melempar koran harian ke atas meja. Tepat menampilkan headline yang memang belakangan sedang ramai. Masih seputar pernikahan Rudy Hartono, si CEO sekaligus pewaris sah dari kerajaan Jagaraga Corporations. Bedanya kali ini sudah terpampang jelas wajah dari si mempelai wanita.

"Lo mau nikah sama dia?" Jefri memperjelas tanya yang berputar di kepala. Tatapannya menajam, mengunci netra Ruby. "Jelasin."

"Jef, gue——"

Bingung. Satu hal yang sejak awal dia menerima tawaran konyol Rudy selalu menghantui. Dia sendiri tidak tau harus memulai penjelasan darimana. Akan lebih membahayakan kalau Ruby menceritakan semua detail kepada Jefri.

Tapi bohong juga bukan jalan keluar yang tepat. Dia tidak terlalu mahir berbohong ditambah Jefri yang terlalu mahir membaca kebohongan seseorang. Yah, kecuali untuk perkara Salsa.

"Gue sama Rudy sebenarnya udah lama menjalin hubungan," ujarnya, memulai kebohongan yang mendadak alurnya tercipta dengan sendiri.

Jefri jelas tidak langsung percaya. Dia tersenyum miring, menertawakan dengan sinis ucapan adiknya. "Lo pikir bisa bohong sama jaksa? Mau gue bawa ke ruang interogasi biar lo jujur? Gue bisa bawa lo——"

"Oke! Oke! Fine! Gue cuma nikah kontrak sama Rudy!"

"LO GILA?"

"NGGAK ADA CARA LAIN JEFRI!"

"CARA LAIN APA HA? CARA LAIN BIAR LO CEPET KAYA? KENAPA? GAJI GUE SEBAGAI JAKSA BUAT PENUHIN KEBUTUHAN LO MASIH KURANG, JANE? IYA?"

"CARA LAIN BIAR LO NGGAK DIPENJARA APALAGI DISERET SAMA RENTENIR, SIALAN!"

Napas Ruby terengah seirama dengan bulir bening yang mulai mencipta anakan sungai di kedua pipinya. Di seberangnya Jefri tersekat kehabisan kata. Handuk yang dia pegang sudah jatuh ke lantai. Dalam sekali gerakan dia menjambak rambutnya sendiri. Berteriak melampiaskan emosi yang bergumul.

"Lo bilang apa?" tanyanya seolah masih tidak percaya akan pernyataan Ruby. Bukan tidak percaya, lebih tepatnya dia tidak mau percaya. Satu-satunya manusia yang paling berharga dalam hidupnya, yang seharusnya dia lindungi, justru terperosok demi menyelamatkannya. "Jane, lo tau gimana perasaan gue sekarang? Gue merasa jadi abang paling menjijikan di dunia ini."

"You are not, Jef. Gue cuma nggak mau kehilangan satu-satunya keluarga gue. Sebenci apapun gue ngeliat kelakuan lo, lo tau persis gue sayang banget sama lo. So, please, don't say that."

Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang